Pelang atau pilang adalah perahu tradisional dari Indonesia dan Malaysia. Ia dapat merujuk pada beberapa jenis perahu yang berbeda di Nusantara, tetapi umumnya mereka merujuk pada kano bercadik. Fungsi mereka berbeda dari tempat mereka digunakan, dari mengangkut orang, memancing, hingga berdagang. Pilang telah dikenal setidaknya sejak abad ke-14.
Etimologi
Nama "
Pelang" dapat ditelusuri dari kata
Pelang bahasa Jawa Kuno yang berarti perahu barang atau sejenis perahu dagang kuno.:1350 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskannya sebagai "perahu dagang".:1039 Menurut M. Rafiek,
Pelang adalah perahu yang agak besar yang digunakan untuk berlayar melalui laut Jawa.:192
Di Sulawesi utara, ia awalnya merupakan istilah untuk perahu berbasis mahera (mahera berarti dasar dugout—lunas dasar yang terbuat dari potongan kayu yang dilubangi), tetapi dengan masuknya teknologi Filipina (lihat vinta), kemudian perahu yang terbuat dari triplek tahan air juga bisa disebut sebagai
Pelang.:3
Deskripsi
Di bagian barat Nusantara, ia merujuk ke perahu mirip kano yang besar dengan 1 tiang, yang dipasang dengan layar lug yang dibuat dari kain. Biasanya perahu ini terbuat dari kayu giam. H. Warington Smyth mencatat dimensi dari sebuah pilang: sekitar 42 kaki (12,8 m) panjangnya, lebar 5 kaki (1,52 m), kedalaman 2 kaki 3 inci (68,58 cm), dengan 1 kaki (30,48 cm) lambung bebas. Kapasitasnya adalah sebesar 1 koyan (2,419 metrik ton). Tiang layarnya sendiri tingginya 40 kaki (12,19 m).:580
Dalam Sejarah Melayu, disebutkan dua pilang dengan ukurannya, yang satu panjangnya 8 depa (12,8–16 m), yang lain panjangnya 12 depa (19,2–24 m).:36:100
Di bagian timur Nusantara, namanya mengacu pada perahu cadik kecil mirip kano. Di pantai utara Sulawesi,
Pelang mengacu pada perahu nelayan bercadik.
Pelang Sulawesi Utara panjangnya sekitar 6–8 m, lebar 1 m dan diawaki oleh 4–6 orang.
Pelang ini dapat menyusuri daerah operasi 5–7 mil (8,05–11,27 km).:104 Maheranya (bagian dasar perahu kayu) tidak memiliki ketinggian yang cukup untuk digunakan sebagai perahu. Dengan demikian, maheranya berbentuk lunas kayu datar dengan sedikit kelengkungan. Untuk meningkatkan kelayakan laut, papan samping tambahan ditambahkan. Papan samping terbuat dari kayu triplek laut dengan beberapa konstruksi rangka dan balok samping sebagai penguat.
Pelang modern Sulawesi Utara dilengkapi dengan mesin tempel. Mesin itu secara bertahap menggantikan layar pada 1970-an.:2, 5
Ada juga
Pelang yang dilengkapi dengan lampu dan generator listrik untuk pemancingan cahaya. Lampu digunakan untuk menarik perhatian ikan untuk meningkatkan kuantitas hasil tangkapan. Bahan bakunya adalah kayu triplek laut dengan panjang sekitar 7 m.:5
Lihat pula
Jongkong
Bagan, alat penangkapan ikan dengan cahaya
Jukung
Sampan panjang
Sampan
Lancaran
Referensi