Pembagian rombongan Imam (bahasa Ibrani: mishmar (מִשְׁמָר); priestly divisions or sacerdotal courses) adalah kelompok-kelompok kerja ritual para
Imam dalam Yudaisme. Menurut 1 Tawarikh 24, mereka awalnya dibentuk pada masa pemerintahan Raja Daud. Namun, sarjana modern memperlakukan
Pembagian rombongan Imam ini sebagai refleksi dari praktik-praktik setelah Pembuangan ke Babilonia, atau sebagai sebuah potret ideal yang digambarkan oleh penulis Kitab Tawarikh mengenai bagaimana administrasi Bait Suci seharusnya terjadi, dengan referensi kepada Daud sebagai metode untuk si penulis untuk melegitimasi pandangan-pandangannya tentang imamat.
Catatan Alkitab
Penulis Kitab Tawarikh menyebut para
Imam sebagai "anak-anak Harun" dari suku Lewi. Dalam tradisi alkitabiah yang digunakan oleh Kitab Tawarikh, Harun mempunyai empat anak laki-laki: Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar. Namun, Nadab dan Abihu mati sebelum Harun meninggal dan hanya Eleazar dan Itamar punya anak. Dalam Kitab Tawarikh, ada
Imam Zadok, dari keturunan Eleazar dan
Imam lain, Ahimelekh, dari keturunan Itamar, yang ditunjuk oleh Raja Daud untuk membantu menyusun kelompok-kelompok kerja para
Imam.
Enam belas keturunan Eleazar dipilih untuk sebagai pemimpin
rombongan sementara hanya delapan keturunan Itamar yang dipilih. Bagian ini menyatakan bahwa hal ini dilakukan karena dari jumlah yang lebih besar dari para pemimpin di antara keturunan Eleazar. Penentuan urutan pelayanan para kepala-kepala
Imam dilakukan dengan undian, kapan mereka memasuki Bait Suci di Yerusalem. Setiap
rombongan bertanggung jawab untuk melayani selama satu minggu dan sabat yang berbeda, dan ditempatkan sebagai pengawas di Tabernakel. Semua
rombongan hadir dalam hari-hari raya alkitabiah. Lihat juga Kohen. Tugas-tugas mereka termasuk harian dan hari suci pengorbanan (korbanot dalam Bahasa Ibrani), dan memberkati orang-orang dalam sebuah upacara yang dikenal sebagai nesiat kapayim ("mengangkat tangan"), upacara Berkat Imamat.
Setelah kehancuran Bait Suci
Setelah kehancuran Bait Suci di akhir Pemberontakan Yahudi Pertama dan perpindahan ke Galilea dari sebagian besar dari sisa populasi Yahudi di Yudea pada akhir Pemberontakan Bar Kokhba (Bar Kochva), tradisi Yahudi dalam Talmud dan puisi dari periode mencatat bahwa keturunan masing-masing
rombongan Imam mendirikan perumahan terpisah di kota-kota dan desa-desa di Galilea, dan pola perumahan ini dipertahankan untuk setidaknya beberapa abad dalam mengantisipasi rekonstruksi Bait Suci dan reinstitusi siklus
rombongan Imam. Secara khusus, wilayah pemukiman Kohanik ini membentang dari Lembah Beit Netofa, melintasi wilayah Nazaret sampai Arbel dan di sekitar Tiberias. Pada tahun-tahun berikutnya, ada kebiasaan publik setiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat untuk mengingat-ingat daftar
rombongan Imam, sebuah praktik yang memperkuat nama baik para keturunan
Imam. Penyebutan seperti itu membangkitkan harapan untuk kembali ke Yerusalem dan rekonstruksi Bait Suci.
Naskah yang ditemukan dalam kumpulan Geniza Kairo di Fustat (Kairo Lama), bertarikh 1034 M, memperlihatkan formula adat yang dibacakan mingguan di rumah-rumah ibadat pada hari Sabat, dan yang berbunyi: "Hari ini adalah hari Sabat suci, Sabat suci untuk Tuhan, pada hari ini,
rombongan yang mana?
[Nama] adalah rombongannya. Semoga Sang Penyayang mengembalikan
rombongan itu ke tempatnya segera, dalam hari-hari kita. Amin." Setelah itu, mereka akan menghitung jumlah tahun yang telah berlalu sejak kehancuran Yerusalem, dan menyimpulkan dengan kata-kata: "Semoga Sang Penyayang membangun rumah dan tempat kudus-Nya, dan biarlah mereka mengatakan Amin."
Tiga prasasti batu yang ditemukan bertuliskan nama-nama bangsal
Imam (priestly ward), urutan mereka dan nama wilayah tempat mereka telah dipindahkan setelah kehancuran Bait Suci Kedua:
Pada tahun 1920, sebuah batu prasasti yang ditemukan di Ashkelon menampilkan sebagian daftar dari bangsal
Imam;
Pada tahun 1962 tiga fragmen kecil dari satu batu prasasti bahasa Ibrani bertuliskan sebagian nama-nama tempat yang berhubungan dengan
rombongan Imam (sisanya yang telah direkonstruksi) ditemukan di Kaisarea Maritima, bertarikh abad ketiga/keempat;
Pada tahun 1970 sebuah batu prasasti ditemukan pada sebuah kolom yang terkubur sebagian di sebuah masjid di Yaman, yaitu desa Bayt al-Ḥaḍir, menunjukkan sepuluh nama-nama bangsal
Imam dan masing-masing kota-kota dan desa-desa.
Prasati Yaman ini memuat daftar terpanjang nama-nama semacam ini yang pernah ditemukan sampai hari ini, meskipun penyair abad ketujuh, Eleazar ben Killir, telah menulis puisi liturgi yang memerinci 24
rombongan Imam dan tempat tinggal mereka. Sejarawan dan ahli geografi, Samuel Klein (1886-1940), berpikir bahwa puisi Killir membuktikan prevalensi kebiasaan memperingati daftar
rombongan ini di dalam rumah-rumah ibadat Ereẓ
Israel. Tujuan penyusunan daftar ini adalah untuk tetap mempertahankan ingatan hidup akan identitas dan tradisi dari masing-masing keluarga
Imam, dengan harapan bahwa Bait Suci akan segera dibangun kembali.
Nama-nama yang terbaca pada batu kolom yang ditemukan oleh Walter W. Müller pada tahun 1970, di sebuah masjid di Yaman, yang berbunyi sebagai berikut:
Referensi
Pranala luar
Encyclopedia Judaica: Mishmarot & Ma’amadot
What are the names of the settlements of the twenty-four priestly divisions mentioned in 1 Chronicles 24? - JerusalemPerspective.com
The Priestly Division - JP-Mags Issue 17
The priestly courses inscription. - The first Jewish mention of the town of Nazareth. TextExcavation. Ben C. Smith.
Jewish Calendar & 1Chron24 Priestly Courses, Predict & Depict All History