• Source: Perantau Minang

Perantau Minang (disebut sebagai Diaspora Minang) adalah sebutan bagi orang-orang Minangkabau yang hidup di perantauan atau di luar tanah asalnya, sekitaran dataran tinggi Minangkabau. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan juga di wilayah mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Australia, Benua Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan lainnya.
Entitas perantau Minang merupakan masyarakat yang jumlahnya diperkirakan setara kalaupun tidak lebih banyak daripada orang Minang yang ada di tanah asalnya, ranah Minangkabau. Mereka menjalani kehidupan di tanah rantau disebabkan beberapa faktor, seperti eksistensi diri, adat matrilineal, perang, dan faktor ekonomi, serta beragam motivasi, yaitu mencari kekayaan, ilmu pengetahuan, dan kemasyhuran.




Perjalanan sejarah


Para perantau Minang terdahulu telah meninggalkan tanah pusakanya sejak berabad-abad yang lalu, dan keturunannya telah menjadi warga masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Minangkabau saat ini. Sementara para 'perantau Minang baru' masih punya kedekatan dan keterkaitan emosional dengan budaya dan tanah kelahirannya. Peribahasa Minang yang berbunyi Karatau madang di hulu, berbuah berbunga belum. Ke rantau bujang dahulu, di rumah berguna belum atau Daripada malu pulang ke kampung, lebih baik rantau diperjauh, membuat banyak perantau Minang yang tidak pernah pulang lagi ke kampung halamannya, walaupun rindu dendam pada ranah bundo dan segala isinya berkecamuk seakan tak terperi.




Peran perantau






= Peran untuk ranah

=
Untuk menjembatani para perantau Minang dengan masyarakat Minang di Sumatera Barat (ranah Minang), beberapa tokoh Minang rantau, seperti Azwar Anas, Emil Salim, Harun Zain, Bustanil Arifin, Hasyim Ning, Hasan Basri Durin, Fahmi Idris, Saafroedin Bahar, Sjafaroeddin Sabar, dan beberapa tokoh lainnya, mendirikan lembaga Gerakan Seribu Minang yang dipendekkan menjadi Gebu Minang pada 20 Januari 1990. Pada awalnya lembaga ini mengumpulkan uang seribu rupiah/bulan dari setiap warga perantau Minang untuk pembangunan berbagai sarana di Sumatera Barat. Keberhasilan lembaga ini sempat dijadikan role model oleh berbagai kelompok masyarakat lainnya di Indonesia, seperti masyarakat Karo, masyarakat Sulawesi Selatan, dan lainnya.
Selain Gebu Minang, beberapa organisasi masyarakat perantau Minang yang lebih kecil dan berdasarkan asal-usul kabupaten atau nagari juga banyak yang didirikan. Yang dianggap terbesar dan terluas jangkauannya adalah Sulit Air Sepakat (SAS), sebuah organisasi perantau Minang asal Sulik Aia (Sulit Air), Solok, yang sudah berdiri pada sekitar awal abad ke-20. Dengan memiliki sekitar 80 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) di seluruh Indonesia dan 4 DPC di luar negeri, yaitu di Malaysia, Sydney dan Melbourne (Australia) serta Washington DC, Amerika Serikat, organisasi ini merupakan yang terbesar di antara berbagai organisasi perantau Minang berdasarkan wilayah kabupaten/nagari di Sumatera Barat.
Selain Sulit Air Sepakat, para tokoh perantau Minang asal kota Pariaman dan kabupaten Padang Pariaman juga membentuk organisasi Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) pada 29 April 1984 di Pariaman. Dewan Pimpinan Pusat PKDP berkedudukan di Jakarta dengan sejumlah cabang di beberapa kota di Indonesia. Semua organisasi itu didirikan atas dasar kepedulian terhadap kampung halaman dan juga tidak jarang melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat lainnya di wilayah rantau.




Lihat pula


Negeri Sembilan
Orang Minangkabau
Rumah makan Padang
Saudagar Minangkabau
Suku Aneuk Jamee
Suku Pesisir




Rujukan






Pranala luar


"Di Padang, Fauzi Bowo Puji Perantau Minang" Diarsipkan 2015-01-22 di Wayback Machine. Tempo.co, 06-09-2012. Diakses 22-01-2015.
"Perantau Minang gelar malam kesenian di Bogor" Antara, 13 September 2014. Diakses 22-01-2015.
"Wajah Kecewa Perantau Minang" Diarsipkan 2015-01-22 di Wayback Machine. Singgalang, 27-08-2014. Diakses 22-01-2015.
"Tiga Juta Perantau Minang Akan Mudik" Diarsipkan 2015-01-22 di Wayback Machine. Riaupos.co, 11-08-2012. Diakses 22-01-2015.
"Gubernur Sumbar Banggakan Kebiasaan Perantau Minang" Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. JPNN.com, 07-12-2014. Diakses 16-01-2015.
"Mengapa Orang Minang Mampu Bertahan di Perantauan?" Antara, 15-06-2012. Diakses 16-01-2015.
"Minang Saisuak #175 - Bis Perantau Minang (1970-an)" Surya Suryadi. Diakses 22-01-2015.
"Overseas Minang" Diarsipkan 2015-01-22 di Wayback Machine. Library.ohiou.edu, 28-01-1999. Diakses 22-01-2015.
"Lahirnya Gebu Karo dari Daerah Karo untuk Indonesia" Diarsipkan 2015-01-19 di Wayback Machine. Kompasiana, 02-09-2012. Diakses 19-01-2015.
"Respon Terhadap Perantau Minang di Aceh pada 1920-an" Deddy Arsya. Diakses 22-01-2015.
"Sekilas Gebu Minang" Milis Surau, 31-07-2002. Diakses 19-01-2015.

Kata Kunci Pencarian:

• Orang Minangkabau
• Perantau Minang
• Jefri Nichol
• Vanny Vabiola
• Budaya Minangkabau
• Fedi Nuril
• Adat Minangkabau
• Nasi padang
• Merantau
• Suku Tanjung
• Minangkabau Malaysians
• KRI Tanjung Nusanive (973)
• Sundanese people