- Source: Permaisuri Shen Wuhua
Permaisuri Shen Wuhua (沈婺華), kemudian menjadi Bhiksuni yang bernama Guanyin (觀音), merupakan seorang permaisuri Dinasti Chen, Tiongkok. Suaminya adalah Chen Shubao, kaisar terakhir dinasti tersebut.
Ayah Shen Wuhua Shen Junli (沈君理) merupakan pejabat muda pada masa pemerintahan pendiri Chen Kaisar Wu, dan Kaisar Wu, terpesona dengan kecakapannya, membuat Shen Junli Marquess dari Wangcai (望蔡侯) dan memberi Shen Junli putrinya Puteri Kuaiji sebagai istrinya, dan Shen Wuhua dilahirkan sebagai Puteri Kuaiji, namun tahun kelahirannya hilang dari sejarah. Ia kemudian bekerja dibawah keponakan Kaisar Wu Kaisar Wen dan Kaisar Xuan. Ketika Puteri meninggal, Shen Wuhua sangat berkabung atas kematiannya, dan menyanjung kesetiaannya. Pada tahun 569, ia menikah dengan Chen Shubao, yang kemudian ayahnya putra mahkota Kaisar Xuan, sebagai istrinya dan puteri mahkota. (Usianya seperti yang dijelaskan di atas tidak diketahui; namun ia berusia 16 tahun.) Mereka tidak memiliki keturunan dan ketika selirnya Sun meninggal ketika melahirkan pada tahun 573 putra pertamanya Chen Yin, ia mengambil Chen Yin dan merawatnya seperti anaknya sendiri. Ayahnya Shen Junli kemudian meninggal tahun itu, ia kemudian sangat berkabung karenanya. Ia diberikan nama anumerta Zhenxian (貞憲).
Pada tahun 582, Kaisar Xuan wafat dan Chen Shubao, setelah selamat dari kudeta yang dilakukan saudaranya Chen Shuling (陳叔陵) Pangeran Shixing dan sepupu Chen Bogu (陳伯固) Pangeran Xin'an, meskipun cedera tetap naik tahta. Ia menjadikannya permaisuri dan Chen Yin sebagai putra mahkota. Namun karena ia tidak menyukainya, ia tidak diijinkan untuk mengunjunginya ketika ia cedera Selir Zhang Lihua, selir kesayangannya diijinkan untuk melakukan hal tersebut.
Permaisuri Shen konon adalah orang yang serius dan memiliki beberapa keinginan, menghabiskan banyak waktunya dengan mempelajari Klasik Konfusianisme, sejarah, dan sutra agama Buddha, juga mempraktikkan kaligrafi. Ia tidak berpartisipasi banyak di dalam pesta Chen Shubao, dan ia juga tidak menyukainya, bahkan sebaliknya sangat menyayangi selirnya Zhang, yang secara efektif mengambil alih pemerintahan di istana. Permaisuri Shen memiliki sedikit keberatan mengenai hal tersebut, namun ia hidup hemat, membatasi stafnya sekitar 100 orang dan tidak memakai perabotan yang mewah, kerap mengajukan usulan kepada Chen Shubao. Pada tahun 588, percaya akan tuduhan bahwa Chen Yin membencinya karena ia tidak menyayangi Permaisuri Shen, Chen Shubao menggulingkannya dan mengantinya dengan putra Selir Zhang Chen Shen. Ia juga menganggap menggulingkan Permaisuri Shen dan menggantikannya dengan Selir Chang, namun tidak memiliki kesempatan untuk melaksanakan hal tersebut ketika pasukan Dinasti Sui merebut ibu kota Jiankang pada tahun 589, menawannya dan mengakhiri Chen, mempersatukan Tiongkok.
Selir Zhang dieksekusi oleh Jenderal Sui Gao Jiong, namun Chen Shubao diampuni dan dibawa ke ibu kota Sui Chang'an diperlakukan seperti tamu kehormatan Kaisar Wen dari Sui. Permaisuri Shen mengikuti Chen Shubao ke Chang'an. Ia menulis teks-teks berkabung untuk memperingatinya ketika ia wafat pada tahun 604. Pada awal tahun itu, Kaisar Wen juga telah tiada dan digantikan oleh putranya Kaisar Yang dari Sui, yang selama masa pemerintahannya, melakukan 11 perjalanan melalui berbagai bagian kerajaan dan kerap Permaisuri Shen menemaninya. Ia bersamanya di Jiangdu (江都, yang modern Yangzhou, Jiangsu) pada tahun 618, ketika ia terbunuh di dalam sebuah kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Yuwen Huaji. Setelah kematian Kaisar Yang, Permaisuri Shen menyeberangi sungai Yangtze bagian selatan kota Piling (毗陵, yang modern Changzhou, Jiangsu), di mana ia menjadi seorang Bhiksuni dengan nama Guanyin — yang sama dengan nama Tionghoa dari Dewi Buddha Avalokiteśvara. Ia meninggal di awal masa pemerintahan Kaisar Taizong dari Tang (626-649), namun tahun tepatnya tidak diketahui.