Pertempuran Benteng Sungai Mutiara atau
Pertempuran Benteng Penghalang terjadi antara pasukan Amerika dan Tiongkok di
Sungai Mutiara, Guangdong, Tiongkok pada November 1856 selama Perang Candu Kedua. Angkatan Laut Amerika Serikat meluncurkan serangan amfibi terhadap serangkaian empat
Benteng yang dikenal sebagai
Benteng Penghalang di dekat kota Kanton (sekarang Guangzhou).
Pertempuran itu dianggap penting oleh Inggris karena ingin menguasai Kanton.
Latar Belakang
Berlayar di lepas pantai Tiongkok, kapal perang USS Portsmouth (1843) dan USS Levant telah menerima berita tentang meletusnya Perang Candu Kedua. Kapal-kapal perang itu ditugaskan untuk melindungi orang-orang Amerika dengan mendaratkan 150 anggota detasemen marinir dan pelaut di Kanton.
Setelah pendaratan yang berlangsung damai, Amerika kemudian menduduki kota kuno itu. Kapal perang USS San Jacinto (1850) yang dipimpin oleh Laksamana James Armstrong dan Kapten Henry H. Bell tiba di pelabuhan Kanton dan mereka sudah mengetahui tentang pendudukan itu, kemudian mendaratkan pasukannya sendiri di pantai.
Pada 15 November 1856, setelah berlabuh singkat dan tidak ada kontak militer, maka pasukan segera ditarik dari kota. Selama penarikan, Komandan Amerika Serikat, Andrew H. Foote dari kapal perang Portsmouth yang sedang mendayung sekoci untuk kembali ke kapalnya, ditembaki beberapa kali oleh garnisun Tiongkok ketika melintasi
Benteng Sungai Mutiara., tetapi penarikan pasukan tetap berlanjut.
Keesokan harinya, para pelaut AS membuat rencana untuk menyerang
Benteng Kanton sebagai pembalasan atas serangan Tiongkok terhadap Komandan Foote.
Dengan kekuatan satu kapal uap dan dua kapal perang, armada Angkatan Laut Amerika Serikat di bawah pimpinan James Armstrong berlayar menyusuri
Sungai Mutiara dan melancarkan serangan terhadap
Benteng-
Benteng yang ada di pesisir Kanton. Kapal USS Portsmouth mendekati satu dari empat
Benteng terdekat dan melakukan tembakan salvo pertama pada tanggal 16 November.
Pemboman berlangsung selama dua jam hingga baterai artileri Tiongkok berhasil dibungkam. Setelah terjadi
Pertempuran pertama, para pejabat Tiongkok dan Amerika memutuskan untuk mencoba menyelesaikan masalah ini secara diplomatis. Usaha itu gagal dan pada tanggal 20 November, Laksamana Armstrong memerintahkan kapalnya untuk membombardir dua
Benteng Tiongkok. Pengeboman ini berlangsung sampai amunisi Tiongkok mulai melemah karena dipakai untuk membom kapal perang Levant sebanyak 22 kali yang mengenai layar, tali-temali, dan lambung kapal yang dipimpin oleh William N. Smith itu.
Di bawah lindungan kapal-kapal mereka yang terus menembaki musuh, sebuah kelompok pasukan penyerbu yang terdiri dari 287 prajurit pimpinan Foote berhasil mendarat tanpa perlawanan. Ujung tombak pasukan ini adalah sekitar 50 anggota Korps Marinir Amerika Serikat di bawah pimpinan Kapten John D. Simms dan satu detasemen kecil pelaut dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Mereka dengan cepat merebut
Benteng pertama dari musuh, kemudian setelah membombardir 53 kali, mereka berhasil merebut
Benteng yang kedua.
Ketika merebut
Benteng yang kedua, Tiongkok melancarkan beberapa kali serangan balasan yang dilakukan oleh 3.000 tentara Qing dari Kanton. Dalam beberapa hari kemudian,
Pertempuran sengit terjadi hingga 24 November. Pasukan AS dengan bantuan dari kapal-kapal yang memblokade, berhasil mengusir mundur, membunuh dan melukai puluhan tentara Qing, kemudian merebut dua
Benteng lagi serta melumpuhkan 176 senjata musuh.
Korban di pihak Tiongkok diperkirakan berjumlah 250 hingga 500 orang tewas atau terluka. Sedangkan di pihak pasukan darat Amerika terdapat 7 orang tewas dan 22 orang terluka. 1 anggota pasukan dari Kapal USS Levant tewas dan enam orang luka-luka dalam
Pertempuran di
Benteng Sungai Mutiara. Kapal Portsmouth dibom 18 kali dan kapal Levant terkena 22 bom yang ditembakan oleh pasukan Tiongkok, tetapi keduanya tidak ada yang sampai rusak parah.
Setelahnya
Setelah serangan James Armstrong terhadap
Benteng-
Benteng Tiongkok, upaya diplomatik dimulai lagi dan pemerintah Amerika dan Tiongkok menandatangani perjanjian di mana Amerika bersikap netral dalam Perang Candu Kedua. Ini mengakhiri partisipasi Amerika Serikat dalam konflik di Tiongkok sampai tahun 1859 ketika Laksamana Josiah Tattnall dengan kapal uap sewaan Towey Wan berpartisipasi dalam
Pertempuran Benteng Taku (1859), yang pada akhirnya tidak berhasil.
Pada 1857, aliansi Inggris dan Republik Ketiga Prancis memanfaatkan
Sungai Mutiara untuk menyerang Kanton dari jalur air yang menyebabkan meletusnya
Pertempuran Kanton (1857). Eksplorasi Amerika di Asia terus berlanjut hingga tahun 1860-an dengan konflik-konflik seperti
Pertempuran Selat Shimonoseki yang dilanjutkan dengan pengeboman Shimonoseki, serta Ekspedisi Amerika Serikat ke Korea pada tahun 1871.
Catatan
Referensi