Pikon adalah alat musik tiup tradisional khas Suku Dani yang terbuat dari bambu.
Pikon berasal dari kata Pikonane dalam bahasa Dani, yang berarti alat musik bunyi. Oleh Suku Walak, alat musik ini disebut Goknggaik dan dipercaya diciptakan leluhur suku Walak, Nigirimabel. Sedangkan oleh suku Lani disebut Longger.
Pikon berbentuk bulat lonjong.
Pikon terbuat dari bambu, di mana pada bagian tengahnya dilekatkan sebuah lidi penggetar bersama seutas tali, sehingga mampu menghasilkan variasi bunyi. Alat musik ini pada umumnya dimainkan oleh laki-laki dalam Suku Dani. Mereka memainkan
Pikon sebagai penghilang penat, meskipun suara yang dihasilkan cenderung tidak merdu karena hanya seperti suara kicau burung tanpa nada. Namun, seiring berkembangnya zaman, kini suara yang dihasilkan oleh
Pikon mulai dapat terdengar sebagai nada do, mi dan sol.
Pikon juga dimainkan dalam Festival Budaya Lembah Baliem Jayawijaya memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Panjang
Pikon pada umumnya ialah 5,2 cm. Cara memainkan
Pikon ialah meniup bagian tengah bambu yang sudah diberi lubang seraya menarik tali yang menggabungkan dengan lidi.
Pikon juga dapat dibentuk menggunakan hite, yakni kulit kayu dari anak panah. Selain itu suku Walak menggunakan bambu Lokop, walaupun sekarang sudah ada yang menggunakan besi, yang menghasilkan suara lebih nyaring. Alat ini termasuk alat musik tidak bernada.
Referensi
Pranala luar
Pikon, Alat Musik Bambu dari Tanah Papua pada Youtube.