Pintu peron (bahasa Inggris: platform screen doors, PSD) atau
Pintu tepi
peron (bahasa Inggris: platform edge doors, PED) adalah
Pintu yang digunakan di beberapa stasiun kereta api atau kereta bawah tanah untuk memisahkan
peron dan kereta.
Pintu ini berguna untuk keselamatan penumpang.
Pintu peron banyak dipasang pada sistem angkutan cepat yang lebih baru di seluruh dunia, beberapa telah dipasang di sistem yang sudah ada.
Pintu peron banyak digunakan dalam sistem metro Asia dan Eropa yang lebih baru.
Pintu peron dipasang untuk keselamatan penumpang.
Pintu ini didesain untuk menghindarkan pengguna jasa dari bunuh diri, kecelakaan, benda yang jatuh di atas jalur kereta dan mencegah orang memasuki jalur kereta.
Pintu peron juga berfungsi mengatur suhu ruangan stasiun, yang dapat menghemat biaya dan energi dengan menyediakan lebih sedikit pemanas dan pendingin udara di ruangan stasiun.
Pintu peron juga dapat menyediakan perlindungan dari cuaca panas saat penumpang menghadap udara terbuka.
Jenis
Pintu peron dapat berupa
Pintu peron penuh dan
Pintu peron setengah penuh.
Pintu peron penuh merupakan pembatas yang sepenuhnya menutupi
peron dari lantai sampai langit-langit stasiun, sedangkan
Pintu peron setengah penuh disebut juga gerbang
peron otomatis, karena tingginya hanya setengah dari
Pintu peron penuh dan tidak sepenuhnya menutupi
Pintu hingga langit-langit stasiun, sehingga tidak menciptakan penghalang total. Gerbang
peron penuh biasanya hanya memiliki tinggi setengah dari
Pintu peron penuh, atau berupa
Pintu geser setinggi dada di tepi
peron kereta api untuk mencegah penumpang terjatuh dari tepi
peron ke rel kereta api. Namun, terkadang
Pintu ini juga setinggi kereta api. Seperti
Pintu peron penuh, gerbang
peron dapat dibuka atau ditutup secara bersamaan dengan
Pintu kereta. Kedua jenis
Pintu peron ini saat ini merupakan tipe yang paling banyak dipakai di dunia.
=
Pintu peron jenis ini memiliki fungsi:
Mencegah orang tidak jatuh ke rel secara baik secara tidak sengaja, seperti berdiri terlalu dekat dengan kereta yang bergerak, atau secara sengaja seperti melakukan bunuh diri (dengan melompat ke rel kereta) atau membunuh (dengan mendorong orang lain ke rel kereta).
Mencegah atau mengurangi hembusan angin yang dirasakan penumpang, akibat efek piston yang pada keadaan tertentu dapat membuat penumpang kehilangan keseimbangan.
Meningkatkan keselamatan—mengurangi risiko kecelakaan, terutama dari kereta api yang melewati stasiun dengan kecepatan tinggi.
Meningkatkan pengendalian iklim di dalam stasiun (pemanas, ventilasi, dan pendingin udara akan bekerja lebih efektif bila stasiun terisolasi secara fisik dari terowongan kereta).
Meningkatkan keamanan—akses ke jalur dan terowongan kereta dibatasi.
Biaya lebih rendah—menghilangkan kebutuhan akan masinis atau kondektur bila digunakan bersamaan dengan operasi kereta otomatis, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja.
Mencegah penumpukan sampah di rel, yang dapat menimbulkan risiko kebakaran, kerusakan, dan hambatan pada kereta.
Meningkatkan kualitas suara pengumuman di
peron, karena bising suara kereta yang masuk atau keluar dari terowongan berkurang.
Mencegah polusi udara berupa asap yang disebabkan oleh gesekan roda kereta yang dengan rel.
Kekurangan dari
Pintu peron jenis ini adalah biaya. Pemasangan sistem ini biasanya memerlukan biaya beberapa juta USD per stasiun. Ketika digunakan untuk retrofit sistem yang lama, hal ini membatasi beberapa jenis kereta api yang dapat digunakan pada suatu jalur, karena
Pintu kereta harus memiliki jarak yang sama persis dengan
Pintu peron. Ini menimbulkan biaya tambahan karena untuk meningkatkan depo dan membeli sarana kereta api baru yang sesuai dengan
Pintu peron.
Meskipun memberikan tingkat keamanan yang luar biasa bagi penumpang dari
peron ke kereta,
Pintu peron tetap memiliki risiko. Risiko utamanya adalah terjepit di
Pintu peron dan gerbong kereta yang tertutup, yang jika tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian saat kereta bergerak. Kasus seperti ini jarang terjadi, dan risikonya dapat diminimalisir dengan desain yang cermat, khususnya dengan mengunci sistem
Pintu dengan sistem persinyalan, dan dengan meminimalisir jarak antara
Pintu peron dan badan kereta. Di beberapa kasus, sistem pemantau aktif digunakan untuk memantau jarak
peron.
Pintu peron setengah penuh, juga dikenal sebagai gerbang
peron otomatis, lebih murah untuk dipasang daripada
Pintu peron penuh yang memerlukan lebih banyak kerangka logam sebagai penyangga. Oleh karena itu, beberapa perusahaan kereta api lebih memilih opsi tersebut untuk meningkatkan keselamatan di
peron kereta api, dan di saat yang sama, menjaga biaya tetap rendah karena
peron yang tidak ber-AC biasanya memiliki ventilasi alami. Namun, gerbang jenis ini kurang efektif dibandingkan
Pintu peron penuh dalam mencegah orang melompat ke rel dengan sengaja. Gerbang jenis ini pertama kali digunakan secara praktis oleh MTR Hong Kong di Jalur Disneyland Resort yang desain stasiunnya berupa stasiun terbuka.
=
Terdapat pula
peron berjenis tali, di mana beberapa jenis kereta dengan panjang berbeda dan struktur
Pintu kereta yang berbeda menggunakan
peron yang sama. Penghalang tersebut bergerak ke atas ketika membiarkan penumpang lewat, bukan ke samping layaknya
Pintu peron jenis gerbang.
Beberapa negara seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan Eropa Timur memiliki stasiun kereta api yang menggunakan
Pintu peron jenis tali untuk menurunkan biaya pemasangan dan untuk mengatasi masalah perbedaan jenis kereta dan jarak antar
Pintu.
=
Pintu peron jenis variabel dengan tinggi penuh yang pertama baru saja dipasang di
peron bawah tanah Stasiun Ōsaka, yang dibuka pada bulan Maret 2023, namun beberapa varian setengah penuh dapat ditemukan pada set yang dipasang di
peron Shinkansen di Stasiun Shinagawa, Tokyo. Penggunaannya saat ini jarang karena merupakan alternatif yang jauh lebih mahal dan rumit dibandingkan
Pintu peron jenis tali yang disebutkan di atas. Satu-satunya perbedaan dari jenis terakhir adalah:
Pintu peron jenis bergerak ke samping saat membiarkan penumpang lewat.
Di Stasiun Ōsaka, pintunya dirancang sebagai satu blok (setara dengan panjang gerbong kereta). Terdiri dari lima unit: satu "
Pintu induk" seperti dinding yang digantung di atas dan dua set "
Pintu anak" kaca. Saat kereta mencapai stasiun, pemindai khusus di
peron menerima dan memindai informasi untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah gerbong kereta. Setelah jenis dan jumlah gerbong kereta sudah teridentifikasi, setiap unit
Pintu akan meluncur secara otomatis dan menyesuaikan dengan panjang gerbong kereta yang berhenti. "
Pintu induk" dan "
Pintu anak" kemudian bergeser ke posisi optimal agar tepat sejajar dengan posisi masing-masing
Pintu kereta.
Karena teknologi ini masih baru,
Pintu peron jenis ini masih melalui tahap pengujian di beberapa negara di dunia.
Galeri
Referensi
Pranala luar
Media tentang Platform screen doors di Wikimedia Commons