Pittakos (bahasa Yunani Kuno: Πιττακός, translit. Pittakós; skt. 640 – 568 SM) merupakan seorang jenderal militer
Metilene dan juga merupakan salah satu
dari Tujuh Orang Bijak Yunani.
Biografi
Pittakos adalah penduduk asli
Metilene dan putra Hyrradius. Ia menjadi jenderal
Metilene yang dengan tentaranya, menang di dalam eprtempuran melawan Athena dan komandan mereka Phrynon. Sebagai hasil
dari kemenangan ini, orang-orang
Metilene memperlakukan
Pittakos dengan sangat hormat dan memberikannya kekuatan tertinggi. Setelah sepuluh tahun berkuasa, ia mengundurkan diri
dari posisinya, kota dan konstitusi menjadi tertib.
Ketika orang-orang Athenia hendak menyerang kotanya,
Pittakos menantang jenderal mereka untuk bertempur tunggal, dengan pemahaman bahwa hasilnya harus menentukan perang, dan banyak pertumpahan darah dapat dihindari. Tantangan itu diterima, dan ia membunuh musuhnya dengan pedangnya. Ia kemudian terpilih sebagai pemimpin kota tersebut dan memerintah selama sepuluh tahun, salam waktu itu ia membuat undang-undang di dalam puisi, salah satunya adalah: "Sebuah kejahatan yang dilakukan oleh seseorang saat mabuk harus menerima dua kali lipat hukuman yang akan diberikan jika Pelaku itu sadar." Moto hebatnya adalah: "Apa pun yang Kau lakukan, lakukanlah dengan baik."
Beberapa penulis menyebutkan bahwa ia memiliki seorang putra bernama Tyrrhaios. Legenda tersebut mengatakan bahwa putranya terbunuh dan ketika pembunuhnya dibawa ke hadapan
Pittakos, ia memecat pria itu dan berkata, "Maaf lebih baik daripada tobat."
dari masalah ini, Herakleitos mengatakan bahwa ia telah membiarkan pembunuh ke dalam kekuasaannya dan kemudian melepaskannya, berkata, "Maaf lebih baik daripada hukuman."
Pittakos mengatakan bahwa "Hal yang sulit untuk menjadi orang baik." Di Plato, Protagoras, Socrates membahas perkataan ini panjang lebar dengan Protagoras, dan Prodicus
dari Ceos menyebut "Biadab" dialek Yunani Aiolik yang dikatakan
Pittakos: "Ia tidak tahu membedakan kata-kata dengan benar
dari Lesbi, dan telah dibesarkan dengan sebuah dialek barbar."
Ia mengembangkan tentang Olimpiade keempat puluh dua. Setelah hidup lebih
dari tujuh puluh tahun, ia meninggal pada tahun ketiga Olimpiade kelima puluh dua (568 SM).
Tulisan
Suda menyatakan bahwa
Pittakos menulis sebuah karya prosa tentang undang-undang dan juga sebuah puisi elegiak 600 baris. Tidak ada jejak
dari karya-karya ini yang selamat.
Reformasi hukum
Pittakos melembagakan sebuah undang-undang yang menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan dalam kemabukan harus dihukum dua kali lipat; yang diarahkan dominan melawan aristokrat, yang lebih sering bersalah karena mabuk dan melakukan kekerasan. Dengan demikian, sangat dihargai oleh masyarakat awam.
Kata-kata lainnya
"Pengampunan lebih baik daripada balas dendam."
"Apa pun yang kau lakukan, lakukanlah dengan baik."
"Bahkan para Dewa pun tidak dapat berjuang melawan keharusan."
"Kekuasaan menunjukkan pria."
"Jangan katakan sebelumnya apa yang akan kau lakukan; karena jika kau gagal, kau akan ditertawakan."
"Jangan mencemooh seorang pria akan kemalangannya, karena takut Nemesis dapat mengejarmu."
"Jangan bicara sembarangan bukan hanya tentang sahabat-sahabatmu, tapi juga musuh-musuhmu."
"Kembangkan kebenaran, itikad baik, pengalaman, kepintaran, keramahan dan industri."
"Kenali kesempatanmu."
Referensi
Sumber
Laërtius, Diogenes (1925). "The Seven Sages: Pittacus". Lives of the Eminent Philosophers. 1:1. Diterjemahkan oleh Hicks, Robert Drew (edisi ke-Two volume). Loeb Classical Library.
Burton, H. W. (1877). The History of Norfolk, Virginia. Norfolk, VA: Norfolk Virginian Job Print. hlm. 244.
Given, Charles Stewart (1905). A Fleece of Gold: Five Lessons from the Fable of Jason and the Golden Fleece. Cincinnati, OH: Jennings & Graham.
Pranala luar
Media tentang Pittacus di Wikimedia Commons
Kutipan tentang Pittacus of Mytilene di Wikikutip