Prof. Dr.
Ratno Nuryadi, M.Eng (lahir 17 Agustus 1973) merupakan seorang fisikawan di bidang teknik material. Dia terkenal karena berhasil mengembangkan mikroskop gaya atom yang merupakan mikroskop nano pertama di Indonesia. Dia merupakan seorang peneliti dan Profesor Riset di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Nuryadi mendapatkan penghargaan Achmad Bakrie Award pada tahun 2010.
Pendidikan dan kehidupan Pribadi
Ratno Nuryadi yang lahir di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1973 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari orang tua Ngadirin dan Lasinem. Ayahnya merupakan seorang guru Sekolah Dasar. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri Yogyakarta 8 pada tahun 1992,
Nuryadi mendapatkan beasiswa Science and Technology for Industrial Development yang ke-3 dari BPPT pada tahun 1993 dan lulus di Jurusan Fisika Fakultas Sains Universitas Shizuoka pada tahun 1998. Dia meraih gelar Master of Engineering di bidang Teknik Elektronik dan Elektrik pada tahun 2000 dan gelar Doctor of Engineering pada tahun 2003 di universitas yang sama saat ia meraih gelar sarjana.
Nuryadi telah menikah dan memiliki istri bernama Hidayati Tholib.
Karier
Setelah lulus,
Nuryadi menjabat sebagai asisten Profesor di Research Institute of Electronics, Universitas Shizuoka pada tahun 2006 sampai 2008. Pada tahun 2008,
Ratno pulang ke Indonesia dan menjadi peneliti BPPT di Pusat Teknologi Material dan menjabat sebagai Kepala Bidang Keramik Rekayasa dari tahun 2012 hingga 2015.
Nuryadi dikukuhkan menjadi profesor riset di BPPT pada tahun 2016 yang diketuai oleh Iskandar Zulkarnain yang merupakan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang menjabat saat itu. Dia menyampaikan orasi berjudul "Rekayasa Material Nano untuk Aplikasi Sensor Bersentivitas Tinggi" pada acara tersebut. Proses pengukuhannya dilakukan bersamaan dengan Eniya Listiani Dewi sehinga mereka berdua menjadi profesor ke-458 dan ke-459 secara bersamaan di Indonesia.
Pengalaman organisasi
Nuryadi pernah menjabat sebagai Ketua dari Institute for Science and Technology Studies (ISTECHS) untuk cabang Jepang dari tahun 2006 hingga 2008.
Nuryadi juga telah menjadi anggota dari The Institute of Electrical and Electronic Engineer (IEEE) sejak tahun 2012 sekaligus menjadi Ketua I Masyarakat Nano Indonesia (MNI) dan Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) sejak tahun 2010 MNI diketuai oleh Nurul Taufiqu Rahman.
Saat ini, dia juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) cabang Tangerang Selatan untuk periode tahun 2019 sampai 2024.
Penghargaan
Nuryadi mendapatkan penghargaan sebagai Most Promising Young Scientist oleh Japan Society of Applied Physics pada tahun 2004. Dia terpilih sebagai Pemenang Peneliti Muda Indonesia di bidang Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa pada tahun 2008. Pada tahun 2010,
Nuryadi mendapatkan Penghargaan Achmad Bakrie Award dalam kategori khusus peneliti muda berprestasi di bawah usia 40 tahun yang diberikan langsung oleh Aburizal Bakrie. Kemenangannya ini dia dapatkan atas kontribusinya dalam pengembangan mikroskop gaya atom yang lebih murah dibandingkan harga internasional. Mikorskop ini menjadi murah karena 50% bahan pembuatannya merupakan bahan lokal. Perkiraan harga untuk mikroskop ini senilai 50 juta untuk satu mikroskop. Pada tahun yang sama,
Nuryadi juga mendapatkan penghargaan Adhicipta rekayasa untuk kategori Engineering dari Persatuan Insinyur Indonesia.
Daftar Pustaka