Ridhima Pandey (2008) merupakah aktivis lingkungan keturunan India yang berasal dari Uttarakand India. Aktivismenya dimulai saat dia melayangkan tuntutan ke pemetintah India karena tidak serius menangani masalah perubahan iklim. Berkat aktivismenya inilah, dia sering dikenal sebagai Greta Thurnberg dari India. Ia memperoleh penghargaan sebagai seorang aktivis lingkungan pada Young Naturalist Award 2020. Ia lahir di daerah Haridwar dari orang tua yang telah lama mendalami isu lingkungan serta berkecimpung dalam kegiatan konservasi serta perlindungan satwa liar. Hal ini membuatnya tumbuh serta terbiasa dalam paham-paham mengenai keseimbangan ekosistem dan urgensi tatanan alam sedari dini. Ayahnya, Dinesh
Pandey banyak membantu mendorong
Ridhima untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam kampanye perawatan lingkungan di India.
Kehidupan awal
Pandey tinggal di Haridwar,Uttarakhand. Dia adalah anak perempuan dari Dinesh
Pandey yang bekerja di Wildlife Trust India dan ibunya, Vinita
Pandey bekerja di Departemen Kehutanan Kota Uttarakhand.
Ridhima secara alami terus bertumbuh dari waktu ke waktu melalui aktivitas serta diskusi yang kemudian mendorongnya menjadi seorang komunikator isu-isu lingkungan. Pada saat usianya Ketertatikannya terhadap isu perubahan iklim bermula saat kotanya mengalami banjir India Utara pada tahun 2013 akibat cuaca buruk selama tiga tahun kebelakang dan menyebabkan kira-kira 1000 orang tewas akibat banjir ini dan longsor yang ditimbulkan. Ia sempat mengalami gangguan kecemasan apabila mendengar berita buruk mengenai bencana. Dikemudian hari, Ia secara khusus juga menjadi pengamat bagaimana proyek-proyek pembangunan seringkali tidak memperhatikan analisis ahli atau keseimbangan alam. Pada saat usianya 13 tahun, ia berhasil dikenal sebagai seorang aktivis muda India yang bergerak pada isu lingkungan di India. Ia juga dikenal karena perjuangannya yang tak kenal takut melawan perubahan iklim yang terjadi di dunia.
Aktivisme yang dilakukan
Berangkat dari rasa khawatirnya atas bencana banjir besar yang pernah melanda negaranya serta rasa kepeduliannya
Ridhima mulai mengkampanyekan tindakan merawat alam dimulai dari hal kecil seperti menghindari plastik sekali pakai, mengurangi jejak buruk zat karbon dan upaya penghematan dengan mematikan lampu dan peralatan saat tidak digunakan, termasuk menghemat air serta pergi ke sekolah bersepeda.
= Petisi ke pemerintah India
=
Kegiatan aktivisme pertama
Ridhima dilakukan pada tahun 2017. Saat itu,
Ridhima bersama dengan Ritwick Dutta dan Meera Gopal yang diwakilkan oleh Rahul Choudhary sebagai pengacara mengajukan petisi kepada National Green Tribunal (NGT) yang merupakan pengadilan pemerintah India khusus isu lingkungan. Ia mengkritisi tanggapan pemerintah yang lamban dalam upaya mengurangi perubahan iklim dan melindungi lingkungan. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang efektif untuk mengurangi dan meminimalkan dampak buruk perubahan iklim di India dengan cara menyiapkan perencanaan pemulihan perubahan iklim serta membuat anggaran karbon. NGT pun menolak petisinya dan menyatakan bahwa semua tuntutannya sudah dicakup kedalam pakta lingkungan.
= Komplain ke PBB
=
Saat mengurus visa ke negara Norwegia di Noida untuk pergi ke Oslo,
Ridhima menghubungi organisasi yang sedang mencari anak-anak yang beraktivitas dalam isu lingkungan yang berada di sana.
Ridhima pun melakukan wawancara pada bulan Agustus 2019 dan akhirnya terpilih untuk pergi ke New York dan menghadiri Pertemuan Puncak Aksi Iklim PBB 2019. Kemudian.
Ridhima yang berusia 11 tahun bersama dengan 15 pejuang iklim muda lainnya yang berasal dari dari 12 negara, termasuk Thunberg, Ayakha Melithafa and Alexandria Villaseñor mengajukan keluhan resmi penting kepada Komite Hak Anak PBB di Pertemuan Puncak Aksi Iklim PBB 2019 yang saat itu dilaksanakan pada tanggal 23 September 2019. Mereka memprotes kurangnya tindakan pemerintah pada krisis iklim dunia dengan mendakwa Argentina, Brazil, Prancis, Jerman dan Turki gagal menyelesaikan masalah lingkungan sehingga melanggar Konvensi Hak-Hak Anak.
Referensi