- Source: Rina Gonol
Rina Gonol (lahir 29 September 1999) adalah seorang atlet judo asal Jepang dan mantan tentara Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF). Dia pernah mengalami kekerasan seksual oleh tentara laki-laki senior dan ia keluar dari militer setelah keluhannya tentang kekerasan seksual diberhentikan oleh perwira atasannya.
Masa kecil dan karier
Rina berasal dari Higashimatsushima di Prefektur Miyagi. Ia memulai judo pada usia empat tahun dan berlatih dibawah bimbingan saudaranya. Ia bergabung dengan JGSDF pada tahun 2020 dan berencana untuk menggunakan fasilitas olahraganya untuk berlatih judo dan meraih mimpinya untuk berkompetisi di Olimpiade. Namun, begitu bergabung dengan JGSDF, ia mengalami kekerasan seksual setiap hari. Gonoi melaporkan serangan seksual tersebut kepada perwira atasan, tetapi klaimnya segera ditolak karena kurangnya bukti karena semua rekan pria yang menyaksikan serangan tersebut menolak untuk bersaksi. Dia kemudian melapor kepada otoritas JGSDF yang lebih tinggi, tetapi lagi-lagi klaimnya ditolak karena kurangnya bukti dan tidak ada tindakan. Hal ini memaksanya keluar dari militer pada bulan Juni 2022.
Pencarian keadilan
Setelah keluar dari kesatuan militer, ia menghubungi stasiun TV tetapi juga diabaikan dan ia akhirnya membawa kasus tersebut ke media sosial. Kampanye media sosialnya memaksa otoritas militer untuk menyelidiki serangan seksual di seluruh JGSDF dan kasusnya sendiri dibuka kembali dengan penyelidikan baru yang menemukan bahwa Gonoi telah mengalami pelecehan seksual fisik dan verbal setiap hari antara musim gugur 2020 dan Agustus 2021. Kementerian Pertahanan Jepang, melalui Kepala Staf Angkatan Bela Diri Darat Yoshihide Yoshida, menyampaikan permintaan maaf kepada Gonoi dengan mengatakan, “Atas nama Angkatan Bela Diri Darat, saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Gonoi, yang telah menderita untuk waktu yang lama. Saya sangat menyesal.” Lima prajurit yang terlibat dalam tindakan tersebut dipecat dan empat lainnya dihukum.
Tidak puas dengan permintaan maaf dari otoritas militer, Gonoi mengajukan kasus pidana dan perdata terhadap pemerintah dan para pelaku penyerangan yang diduga. Ketika kasus pengadilan dimulai pada awal tahun 2023, salah satu pelaku yang diduga mengaku bersalah sementara empat lainnya mengaku tidak bersalah. Pada bulan Desember 2023, Pengadilan Distrik Fukushima menjatuhkan hukuman kepada tiga pelaku berupa dua tahun penjara. Atas keberaniannya, Gonoi terpilih menjadi salah satu dari 100 wanita inspiratif tahun 2023 versi BBC.