Hasil Pencarian:
- Suku Romani
- Porajmos
- Roman
- A.S. Lupa Castelli Romani
- Ommata romani
- Paracriodion romani
- Latisternum romani
- Pterolophia romani
- Ateuchus romani
- Lyssomanes romani
- Bahasa Romani
- Suku Romani di Polandia
- Bahasa Inggris
- Romani ite domum
- Pedro Luis de Borja Lanzol de Romaní
- Eropa
- Roman Reigns
- Bahasa Latin
- Roman Abramovich
- Salus Populi Romani
Artikel: Suku Romani
Latar Belakang Orang Rom
Bahasa, kebudayaan, dan nenek moyang orang Rom bisa ditelusuri ke India bagian utara kira-kira 1.000 tahun yang silam. Bahasa mereka, selain beberapa kata yang ditambahkan pada masa-masa selanjutnya, tidak diragukan berasal dari India. Alasan mereka meninggalkan India kurang jelas. Beberapa pakar percaya bahwa nenek moyang mereka bisa jadi adalah perajin dan penghibur yang bergabung dengan pasukan prajurit yang meninggalkan tanah airnya setelah konflik-konflik militer. Apa pun alasannya, orang Rom tiba di Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki. Di Eropa, opini populer tentang orang Rom berkisar antara dua hal yang sangat ekstrem. Di satu pihak, mereka diidolakan dalam dalam beberapa novel dan film sebagai kaum pengembara yang ramah dan santai yang tidak segan-segan menyatakan perasaan suka dan duka dalam kehidupan melalui nyanyian serta tarian. Di pihak lain, mereka dijelek-jelekan sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, misterius, dan suka curiga—selamanya dianggap orang luar yang terasing dan terpisah dari masyarakat di sekitarnya. Orang/etnis Rom tidak berhubungan dengan kota/orang Roma, negara/bangsa Romawi kuno, atau negara/bangsa Romania.Zaman Diskriminasi
Pada Abad Pertengahan, sebagian besar orang Eropa menganggap bahwa dunia itu hanya seluas desa atau kota mereka sendiri. Sewaktu orang Rom datang dalam kelompok-kelompok yang besar hal ini tentunya sangat mengejutkan. Ada banyak hal dalam diri mereka yang pasti mengundang rasa ingin tahu. Selain warna kulit, mata, dan rambut mereka yang gelap, pakaian, tata krama, dan bahasa pendatang baru ini sama sekali berbeda, dan orang Rom cenderung tidak mau berbaur—kebiasaan yang kalau ditelusuri mungkin karena mereka dulunya hidup dalam masyarakat India yang terbagi berdasarkan kasta. Puluhan tahun kemudian, rasa ingin tahu orang Eropa berganti menjadi rasa curiga. Orang Rom secara harfiah dikucilkan—dipaksa mendirikan kemah hanya di luar perkampungan dan dilarang masuk bahkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menimba air. Desas-desus yang berkembang adalah, "Mereka suka menculik anak-anak, dan bahkan memakannya!" Di beberapa tempat, hukum mewajibkan orang Rom untuk memasak di tempat terbuka agar siapa pun yang ingin tahu dapat memeriksa isi belanga mereka. Sering kali pemeriksaan ini dilakukan dengan menumpahkan makanan untuk hari itu ke tanah. Tidak heran, ada orang Rom yang mencuri makanan untuk bertahan hidup. Orang Rom menghadapi sikap diskriminatif itu dengan menjalin hubungan yang sangat erat di kalangan mereka. Selama berabad-abad, mereka menikmati dukungan dan sukacita dalam kehidupan keluarga. Secara turun-temurun, orang tua Rom sangat memedulikan anak-anak mereka, dan anak-anak pun sangat menyayangi orang tua, mengurus mereka sewaktu sudah lansia. Banyak orang Rom juga berpaut erat pada standar tingkah laku dan kesopanan yang diwariskan turun-temurun.Gaya Hidup Berpindah-pindah Terus
Karena jarang diterima, orang Rom tidak pernah menetap. Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan, seperti kerajinan logam, jual beli, dan hiburan. Dengan menawarkan jasa-jasa yang dibutuhkan ini, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Beberapa wanita Rom memanfaatkan reputasi bahwa mereka memiliki kekuatan supernatural, sering kali pura-pura memilikinya untuk tujuan komersial. Kebiasaan berpindah-pindah ini juga meminimalkan risiko pencemaran budaya atau moral akibat terlalu banyak kontak dengan gadje—bahasa Romani untuk "non-Rom". Meskipun ada orang Rom yang berpegang kukuh pada banyak tradisi, mereka sering kali memeluk agama mayoritas di daerah mereka tinggal. Sementara itu, prasangka menimbulkan penganiayaan. Orang Rom diusir dari beberapa bagian di Eropa. Di daerah-daerah lain, orang Rom diperbudak selama berabad-abad. Setelah perbudakan tersebut berakhir pada tahun 1860-an, orang Rom semakin tersebar, sebagian besar ke Eropa Barat dan Benua Amerika. Ke mana pun mereka pergi, mereka membawa serta bahasa, kebiasaan, dan bakat mereka. Bahkan dalam keadaan tertindas, orang Rom kadang-kadang merasakan kepuasan hingga taraf tertentu dengan mempertunjukkan kesenian mereka. Di Spanyol, pembaruan kebudayaan Rom dengan kebudayaan lain menghasilkan musik dan tarian flamenco, sedangkan di Eropa Timur para pemusik Rom mengadopsi lagu-lagu rakyat setempat, menambahkan gaya khas mereka sendiri. Nada-nada penuh emosi dari pertunjukan musik orang Rom memengaruhi bahkan para komponis musik klasik, termasuk Beethoven, Brahms, Dvořak, Haydn, Liszt, Mozart, Rachmaninoff, Ravel, Rossini, Saint-Saëns, dan Sarasete Dewasa ini orang Rom tinggal hampir setiap penjuru bumiOrang Rom di Dunia Modern
Dewasa ini, antara dua juta hingga lima juta orang Rom—ada yang mengatakan lebih banyak lagi—tinggal hampir setiap penjuru bumi. Kebanyakan tinggal di Eropa. Sebagian besar tidak lagi hidup berpindah-pindah, dan ada yang cukup berada. Namun, di banyak tempat, orang Rom masih tergolong miskin dan kurang beruntung, dan sering hidup dalam kondisi yang mengenaskan. Selama era Komunis di Eropa Timur, teori politik mengharuskan semua warga menikmati kehidupan yang sederhana. Berbagai pemerintah berupaya dengan beragam tingkat keberhasilan untuk mengendalikan cara hidup orang Rom yang nomaden dengan memberi mereka pekerjaan dan menempatkan mereka di perumahan pemerintah. Adakalanya hal ini cukup memperbaiki standar kesehatan dan kehidupan mereka, tetapi tidak menghapus perasaan dan pendapat negatif yang telah melekat dalam diri orang Rom dan non-Rom terhadap satu sama lain selama berabad-abad.Ethnonim Orang Rom
Berikut adalah ethnonim orang Rom dalam berbagai bahasa: Bahasa Albania: Cigan, Maxhup, Gabel, Arixhi, Jevg Bahasa Arab: Ghajar atau Nawar Bahasa Armenia: Gnchou Bahasa Bosnia: Romi atau Cigani Bahasa Breton: Jipsian Bahasa Bulgaria: Цигани (Tsigani) Bahasa Ceko: Cikáni Bahasa Denmark: Sigøjner Bahasa Finlandia: Mustalaiset (tunggal: mustalainen) atau Romani Bahasa Hungaria: Cigány, Gábary. Bahasa Indonesia: Orang Gipsi Bahasa Inggris: Gypsies Bahasa Jerman: Zigeuner Bahasa Prancis: Gitans, Tsiganes, Tziganes, Manouches, Romanichels, Bohémiens, Sintis, Gens du Voyage, Romano, Gitous, Babanes, Forains. Bahasa Ibrani: צוענים (Tso-a-nim) (jamak) ou צועני (Tso-a-ni) (tunggal) Bahasa Italia: Zingari Bahasa Jepang: roma Bahasa Katalan: Gitano Bahasa Korea: roma-in Bahasa Kroasia: Romi atau Cigani Bahasa Kurdi: Asix (Asidjis, qui rappelle Atsiganoi) Bahasa Latvia: Čigāni Bahasa Lituania: Čigonai Bahasa Makedonia: Роми (Romi) atau Цигани (Tsigani) Bahasa Norwegia: Sigøyner Bahasa Persia, farsi: کولی (Kowli) Bahasa Polandia: Cyganie Bahasa Portugis: Cigano Bahasa Rumania: Rromi (officiel) atau Ţigani (parfois péjoratif) Bahasa Rusia: Цыгане (Tsyganye) Bahasa Serbia: Роми (Romi) atau Цигани (Tsigani) Bahasa Slowakia: Cigáni Bahasa Spanyol: Gitano, Calé Bahasa Swedia: Zigenare Bahasa Tionghoa: 罗姆人 lōumǔrén (orang lou-mu) Bahasa Turki: Çingene, 'Çiganlar Bahasa Ukraina: Цигани (Tsygany) atau Роми (Romy) Bahasa Welsh: "Sipsiwn" atau "Gypsy" Bahasa Yiddish: ציגײַנער (Tsigayner, atau Tsiganer) Bahasa Yunani: Τσιγγάνοι (Tsiggáni), Γύφτοι (Yífti, péjoratif)Galeri
Lihat pula
PorajmosReferensi
^ Sedarlah! Oktober 2006, h. 22-27, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.No More Posts Available.
No more pages to load.