- Source: Rumpun bahasa Batak
Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa berkerabat yang dituturkan di bagian utara Sumatra, Indonesia. Rumpun ini merupakan bagian dari sub-kelompok Sumatera Barat Laut–Kepulauan Penghalang bersama bahasa Mentawai dan bahasa Nias di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Pembagian
K. Alexander Adelaar (1981) mengelompokkan bahasa-bahasa Batak sebagai berikut:
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok utara maupun selatan. Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara fonologi, Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti leksikal. Kajian leksikostatistik menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Alas, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat saling memahami.
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh Glottolog (per edisi 4.3).
Rekonstruksi
Adelaar (1981) telah merekonstruksi fonologi bahasa Proto-Batak, leluhur dari seluruh bahasa-bahasa Batak, berdasarkan data dari kelompok utara maupun selatan.
Selain vokal di atas, terdapat pula tiga diftong di posisi akhir, yaitu *-uy, *-ey, dan *-ow.
Beberapa bunyi Proto-Batak mengalami perubahan pada bahasa-bahasa turunannya, sebagaimana diringkaskan di bawah ini:
Proto-Batak *k menjadi h di posisi awal dan tengah pada bahasa-bahasa Batak Selatan.
Proto-Batak *kalak > Toba, Simalungun halak; Karo kalak 'orang'
Proto-Batak *dukut > Toba, Simalungun duhut; Karo dukut 'rumput'
Proto-Batak *h hilang di Toba, Angkola and Mandailing.
Proto-Batak *pərəh > Toba poro, Simalungun poroh, Karo pereh /pərəh/ 'perah'
Konsonan hambat *b, *d, dan *g di posisi akhir hanya dipertahankan di bahasa Simalungun. Di bahasa Toba, Angkola dan Mandailing, konsonan ini berubah menjadi taksuara (/p/, /t/, /k/) sementara di bahasa-bahasa Batak Utara, konsonan ini berubah menjadi bunyi sengau yang homorganik (yakni diucapkan pada tempat artikulasi yang sama): *b > /m/, *d > /n/, *g > /ŋ/.
Proto-Batak *abab > Simalungun abab, Toba abap, Karo abam 'abu'
Proto-Batak *dələg > Simalungun dolog, Toba dolok, Karo deleng /dələŋ/ 'gunung'.
Vokal *ə bergeser ke /o/ di bahasa-bahasa Selatan. Bunyi ini dipertahankan di Utara, walaupun bergeser ke /o/ di kosakata monosilabis dan sebelum -h dalam bahasa Dairi.
Proto-Batak *ənəm > Karo enem (/ənəm/), Toba onom 'enam'
Proto-Batak *tanəh > Karo taneh (/tanəh/), Dairi tanoh, Toba tano 'tanah'
Diftong Proto-Batak hanya bertahan di Simalungun, dan bergeser menjadi monoftong pada bahasa-bahasa Batak yang lain.
Proto-Batak *apuy > Simalungun apuy; api 'api' dalam ragam lainnya.
Proto-Batak *matey > Simalungun matei; mate 'mati' dalam ragam lainnya.
Proto-Batak *pulow > Simalungun pulou; pulo 'pulau' dalam ragam lainnya.
Perbandingan
Rujukan
= Keterangan
== Catatan kaki
== Daftar pustaka
=Adelaar, K. Alexander (1981). "Reconstruction of Proto-Batak Phonology" (PDF). Dalam Robert A. Blust. Historical Linguistics in Indonesia: Part I. NUSA: Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia. 10. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. hlm. 1–20.
Kata Kunci Pencarian:
- Rumpun bahasa Batak
- Bahasa Batak Mandailing
- Bahasa Batak Toba
- Suku Batak
- Surat Batak
- Bahasa Batak
- Bahasa Batak Pakpak
- Bahasa Batak Angkola
- Bahasa Batak Simalungun
- Bahasa Batak Karo
- Malayic languages
- Kei language