Ruqayyah binti Muhammad (bahasa Arab: رُقيّة بنت محمد) adalah putri nabi Islam
Muhammad dan istrinya Khadijah
binti Khuwailid, putri tertua kedua setelah Zainab. Kunyahnya adalah Ummu Abdillah, dan laqab/gelarnyanya Dzat al-Hijratain, lahir sebelum diutusnya kenabian
Muhammad sekitar 7 tahun, kemudian ia masuk Islam, dan hijrah ke Habasyah dan Madinah, ia meninggal dunia pada hari Pertempuran Badar tahun 2 H saat bersama dengan suaminya Utsman bin Affan pada usia 21 tahun. Kemudian, pada tahun ke-4 H adiknya, Ummu Kultsum
binti Muhammad dinikahi Utsman bin Affan sehingga Utsman digelari Dzun-Nurain (pemilik dua cahaya).
Biografi
Ruqayyah lahir di Makkah pada tahun 20 Sebelum Hijriah atau tahun 603 sebelum diutusnya kenabian
Muhammad sekitar 7 tahun, pada waktu itu umur Nabi
Muhammad 33 tahun.
Ruqayyah menikah dengan sepupunya Utbah bin Abu Lahab ketika ia masih belum berusia 10 tahun, ketika diutusnya kenabian
Muhammad,
Ruqayyah masuk islam sedangkan suaminya tetap pada agamanya, ketika diturunkan surat al-Masad yang terdapat celaan bagi Abu Lahab dan istrinya, Abu Lahab memaksa anaknya Utbah untuk menceraikan
Ruqayyah dan Utbah belum menyentuhnya. Kemudian Utsman bin Affan menikahinya di Makkah, dan hijrah bersamanya ke Habasyah, dan lahirlah darinya seorang anak yang bernama Abdullah, oleh karena itu ia berkunyah Ummu Abdullah. Hingga berusia 6 tahun, Abdullah wafat pada tahun ke-4 Hijriah karena sakit.
Keteladanan
Ruqayyah, putri kedua Rasulullah SAW dan Khadijah Al-Kubra, lahir sekitar 20 tahun sebelum Hijriah, setelah kakaknya Zainab. Tak lama kemudian, lahirlah Ummu Kultsum, yang selalu bersama
Ruqayyah setelah Zainab menikah. Ketika kedua saudari ini tumbuh dewasa, Abu Lahab, paman mereka, melamar mereka berdua untuk kedua putranya. Sebelum kenabian
Muhammad SAW,
Ruqayyah dinikahkan dengan Utbah bin Abu Lahab, yang tidak disukai oleh Khadijah karena kepribadian buruk ibu Utbah, Ummu Jamil. Khadijah khawatir
Ruqayyah akan terpengaruh oleh ibu mertuanya yang jahat.
Ketika
Muhammad diangkat menjadi Nabi, Abu Lahab menjadi musuhnya yang paling tegas, menghasut orang-orang Makkah untuk menentangnya. Turunlah ayat yang menegur perilaku Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil. Abu Lahab memerintahkan putranya, Utbah, untuk menceraikan
Ruqayyah. Utsman bin Affan kemudian menikahinya di Makkah, membawa kebahagiaan karena Utsman adalah seorang muslim yang teguh imannya.
Mereka hijrah ke Habasyah bersama sejumlah muslim lainnya, memperoleh perlakuan baik dari Raja Habasyah. Namun, saat mereka kembali ke Makkah, mereka menemukan keadaan yang berbeda.
Ruqayyah kemudian pulang ke rumah, merindukan orang tuanya. Namun, kesedihan
Ruqayyah tidak berakhir di situ. Anak mereka, Abdullah, meninggal ketika masih berusia dua tahun. Kemudian, mereka hijrah ke Madinah, di mana
Ruqayyah terserang penyakit saat Perang Badar pecah. Dia meninggal pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah, saat Rasulullah masih berada di medan perang.
Ketika berita kemenangan Perang Badar dan wafatnya
Ruqayyah mencapai Rasulullah, beliau menyampaikan bahwa
Ruqayyah telah bergabung dengan mereka yang telah meninggal. Ketika jenazahnya akan dimakamkan, Umar ingin menghentikan tangisan para perempuan, tetapi Rasulullah meminta agar mereka dibiarkan menangis. Setelah masa berkabung, Rasulullah menikahkan Utsman dengan Ummu Kultsum, adik
Ruqayyah.
Kematian
Ruqayyah wafat ketika Nabi
Muhammad masih hidup, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 2 H/Maret 624, ketika sedang berlangsungnya Pertempuran Badar, ia sakit, suaminya Utsman bin Affan menetap bersamanya di Madinah untuk menjaganya serta tidak ikut serta dalam Pertempuran Badar atas perintah Nabi
Muhammad ﷺ, ketika
Ruqayyah wafat, Utsman memakamkan jenazah istrinya pada hari dimana datangnya Zaid bin Haritsah ke Madinah membawa kabar kemenangan kaum muslimin pada pertempuran Badar. Ketika Nabi
Muhammad ﷺ mendapatkan kabar atas wafat putrinya
Ruqayyah, ia bersabda: Segala puji bagi Allah, telah dimakamkan putri-putri dari perempuan-perempuan yang mulia.
Referensi