Ananias dan Safira adalah suami istri yang tinggal
dan menjadi anggota gereja mula-mula di Yerusalem. Kisahnya terdapat dalam Perjanjian Baru di Alkitab, yaitu dalam Kisah Para Rasul 5 ayat 1-11. Nama
Ananias berarti Allah telah memberikan, atau Allah Rahmani. Sedangkan nama
Safira berarti cantik atau yang jelita. Nama mereka indah
dan bermakna, tetapi itu bukan jaminan bahwa perilaku mereka berkenan di hadapan Tuhan. Mereka berdua dianggap sebagai jemaat yang tidak taat kepada Tuhan.
Kisah tragis
Ananias dan Safira adalah bahwa mereka mendustai Roh Kudus karena dikuasai Iblis. Harta hasil penjualan tanahnya tidak diberikan seluruhnya sebagai persembahan di dekat kaki Rasul (Petrus). Suami istri ini berkomplot untuk berdusta. Lalu keduanya mati, yang pertama
Ananias, lalu tiga jam kemudian
Safira, yang bersaksi sama (dusta) dengan suaminya.
Dari kisah
Ananias dan Safira ini, orang Kristen mendapat sejumlah pelajaran iman, salah satunya adalah ketulusan kasih terhadap Tuhan.
Ananias dan Safira adalah salah satu contoh yang tidak tulus, sehingga Tuhan menghukumnya (mati) melalui pengadilan Simon Petrus. Simon Petrus dianggap sebagai seorang yang berwibawa
dan dapat menentukan nilai moral dalam kehidupan orang Kristen waktu itu, bahkan dia dipenuhi Roh Kudus sehingga dapat mengetahui seseorang yang sedang berbohong. Kisah yang diambil dari kehidupan jemaat perdana ini merupakan realitas bahwa di balik kehidupan jemaat yang begitu rukun
dan selalu melakukan kebersamaan, ternyata juga memiliki sisi gelap. Di samping itu, salah satu yang menarik adalah peran Roh Kudus yang tampaknya berdampak langsung dalam setiap peristiwa. Ketika
Ananias berbohong, Petrus dapat dengan segera mengetahui bahwa
Ananias telah berbohong.
Referensi
Lihat pula
Simon Petrus
Bagian Alkitab yang berkaitan: Kisah Para Rasul 5