- Source: Samsara (Buddhisme)
Dalam Buddhisme, samsara (KBBI; Pali: saṃsāra; Sanskerta: संसारcode: sa is deprecated ) adalah siklus tanpa awal dari kelahiran berulang, keberadaan duniawi, dan kematian kembali. Samsara dianggap sebagai penderitaan (dukkha), dan secara umum tidak memuaskan dan menyakitkan, dilanggengkan oleh nafsu kehausan (taṇhā) dan ketidaktahuan (avijjā), juga dengan karma dan pengindraan yang dihasilkannya.
Berbeda dari keyakinan agama Hindu, konsep samsara dalam Buddhisme menyatakan bahwa, meskipun makhluk-makhluk hidup mengalami siklus kelahiran kembali yang tak berujung, tidak ada jiwa atau roh (atman) yang tidak berubah yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya. Ajaran tentang tanpa-atma (tanpa-diri atau tanpa-roh) ini disebut anatta (Pali) atau anātman (Sanskerta) dalam kitab-kitab Buddhis.
Punarbawa atau kelahiran kembali terjadi di tiga puluh satu alam keberadaan, yaitu alam-alam surga (brahma dan dewa), alam manusia, dan alam-alam rendah (binatang, hantu kelaparan, jin, dan neraka). Samsara berakhir jika seseorang mencapai Nirwana, “padamnya” nafsu kehausan dan perolehan kebijaksanaan sejati atas ketidakkekalan (anicca) dan realitas tanpa-atma (anatta).
Karakteristik
Dalam Buddhisme, saṃsāra adalah "siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang terus menerus dan sarat penderitaan, tanpa awal dan akhir". Dalam KBBI VI, samsara didefinisikan sebagai "perputaran kehidupan sebelum tercapainya kesempurnaan."
Dalam beberapa sutta, khususnya Saṁyutta Nikāya 15, disebutkan, "Dari suatu awal yang tidak dapat diketahui, muncullah kelahiran kembali. Titik awalnya tidak dapat diketahui, meskipun makhluk-makhluk yang terhalang oleh ketidaktahuan dan terbelenggu oleh nafsu kehausan terlahir kembali dan mengembara." Samsara merujuk pada siklus kelahiran dan kematian yang tidak pernah berakhir, dalam enam jenis alam realitas (gati, domain keberadaan; juga dikenal dengan kategorisasi yang berbeda dalam aliran Theravāda), mengembara dari satu kehidupan ke kehidupan lain tanpa arah atau tujuan tertentu.
Samsara dicirikan oleh dukkha ("penderitaan, tidak memuaskan, menyakitkan") dan berhubungan dengan Empat Kebenaran Mulia karena dukkha adalah inti dari samsara. Setiap kelahiran kembali bersifat sementara dan tidak kekal. Dalam setiap kelahiran kembali, suatu makhluk dilahirkan dan mati, kemudian, dilahirkan kembali di tempat lain sesuai dengan karmanya masing-masing. Samsara dilanggengkan oleh avijjā ("ketidaktahuan") seseorang, khususnya tentang anicca ("ketidakkekalan") dan anatta ("tanpa-atma"), dan oleh taṇhā ("nafsu kehausan"). Samsara terus berlanjut hingga tercapainya Nirwana melalui kebijaksanaan, “padamnya” nafsu kehausan dan perolehan kebijaksanaan sejati atas ketidakkekalan (anicca) dan realitas tanpa-atma (anatta).
Konsep terkait samsara dan gagasan tentang siklus keberadaan sudah ada sejak 800 SM.
Catatan
Referensi
= Sitasi
== Situs web
== Daftar pustaka
=Kata Kunci Pencarian:
- Buddhisme
- Samsara (Buddhisme)
- Samsara
- Nirwana
- Sengsara
- Punarbawa
- Karma
- Moksa
- Belenggu (Buddhisme)
- Empat Kebenaran Mulia
- Buddhism in the Netherlands
- Shiva
- Sang Hyang Adi Buddha
- Lotus Sutra
- Shaivism
- Rāhula
- Buddhism in Denmark
- Buddhism in Indonesia