Dr.
Saparinah Sadli, S.Psi., M.Psi. (lahir 24 Agustus 1926) adalah tokoh kelahiran Tegalsari, Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai akademisi, pendidik dan pejuang hak asasi manusia, khususnya isu gender dan pemberdayaan perempuan. Ia adalah anak dari mantan Bupati Kudus R.M. Soebali.
Karier akademik
Ia memulai karier di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, di mana ia juga meraih gelar doktornya. Pada 1985 ia dinobatkan sebagai Guru Besar dan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul "Psikologi di Indonesia: Sumbangannya kepada masyarakat serta masalah-masalah dalam perkembangannya." Pada tahun 1990 ia mendirikan dan memimpin Program Studi Kajian Wanita, program pascasarjana Universitas Indonesia.
Dedikasinya sebagai akademisi maupun aktivis telah membuahkan beberapa penghargaan, di antaranya “Cendekiawan Berdedikasi Harian Kompas” pada tahun 2009, “The Asia Special Lifetime Achievement Award” pada 2008, “Anugerah Hamengkubuwono IX” dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tahun 2004, dan Rooseno Award pada 2017.
Sejak 2002 kawan-kawan
Saparinah mengabadikan nama
Saparinah sebagai nama penghargaan "Anugerah
Saparinah Sadli" bagi perempuan yang dianggap telah berkontribusi besar dalam bidangnya masing-masing.
Aktivisme
Komitmen
Saparinah pada perjuangan perempuan untuk terbebas dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi ditunjukkannya saat merintis bersama-sama dengan gerakan perempuan dan menjadi Ketua pertama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan, 1998-2004). Ia juga merupakan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (1996-2000) dan juga terpilih dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus kerusuhan 13-15 Mei 1998, di mana kekerasan seksual menjadi bagian integral dalam proses turunnya Soeharto dari kepemimpunan.
Kehidupan pribadi
Saparinah menikah pada tahun 1954 dengan Mohammad
Sadli, seorang dosen muda Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi pendampingnya seumur hidup sampai suaminya meninggal pada 2008. Prof. Dr. Moh.
Sadli M.Sc. pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja (1971-1973) dan Menteri Pertambangan (1973-1978), yang kemudian meneruskan kariernya selaku Guru Besar FE UI.
Referensi