• Source: Sausu, Parigi Moutong
  • Sausu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 52 Km dari ibu kota Kabupaten Parigi Moutong ke arah tenggara. Pusat pemerintahannya berada di Desa Sausu Trans. Kecamatan Sausu merupakan kecamatan paling timur di wilayah Kabupaten Parigi Moutong bagian selatan.
    Dan diharapkan segera mekar, karena hanya jadi beban bagi Kabupaten Parigi Moutong.


    Batas wilayah


    Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:


    Desa/ kelurahan




    Sejarah


    Orang Sausu adalah berbahasa Bare’e karena itu tentu saja Sukunya adalah Suku Bare’e (Bare'e-Stammen), Sausu asal kata dari bahasa Bare’e yang artinya satu tulang rusuk (sausu), yang mana nama Sausu di berikan oleh Orang Bare'e yang berasal dari Tojo.
    Di Sausu ada sebuah Desa yang bernama Desa Langganesi dan Desa Utama To Balinggi yang berdiri diatasnya dan dihuni oleh Orang To Balinggi, Orang To Balinggi berasal dari To Rompu yang merupakan bagian dari Wilayah Suku Bare'e To Lage.
    Itulah sebab di jaman Kerajaan Tojo, Sausu menjadi batas barat wilayah Kerajaan Tojo yang mana sebelum Kerajaan Tojo berdiri yaitu peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1300 oleh Orang Bugis dari Bone, Orang Bugis dari Bone tahun 1300 mulai menetap sampai di sepanjang batas pantai timur Teluk Tomini dan mengawini Suku Pribumi Poso-Tojo yaitu Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang selalu setia pada Kerajaan Tojo, dan Orang dari Arah Barat Desa Tojo inilah yang disebut dalam Bahasa Bugis adalah Angin dari Barat atau Bare'e, Sementara Orang dari Sebelah timur dari Desa Tojo disebut Orang Bugis dengan sebutan Taa, sementara sisa penduduk dari Suku Taa disebut Suku To Wana yang merupakan Sub.etnis dari Suku Taa karena Suku To Wana juga berbahasa Taa sama seperti Suku Taa.
    Pemerintah koloni Hindia Belanda selalu beralasan yang punya Sausu dan juga Tana Poso adalah "Pangeran Bone", tetapi Kerajaan Tojo menanggapi pihak Belanda dengan sangat tenang karena Kerajaan Tojo memiliki Tombak Arajang pemberian dari Kerajaan Bone dari Sulawesi Selatan sewaktu mendirikan Kerajaan Tojo tahun 1770 oleh Raja Tojo Pilewiti yang merupakan sepupu Raja Bone. Permasalahan yang muncul kemudian adalah "pengkaburan sejarah tana poso", mengenai siapakah pemilik tana poso, Karena tidak mungkin satu wilayah memiliki dua suku dan tidak mungkin juga satu wilayah dimiliki dua kerajaan yang berbeda yaitu Suku Bare'e di pihak Kerajaan Tojo dan Toraja (pamona) kristen di pihak Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Luwu tidak memiliki bukti kepemilikan Tana Poso seperti Arajang Kerajaan Tojo.


    Referensi

Kata Kunci Pencarian: