Kabupaten Sekadau adalah salah satu
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota
Sekadau berada di kecamatan
Sekadau Hilir. Pada akhir 2023, jumlah penduduk
Sekadau sebanyak 221.333 jiwa.
Kabupaten Sekadau merupakan jalur transportasi segitiga, yakni daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Ketapang.
Kabupaten Sekadau di resmi berdiri pada tanggal 18 Desember 2003 setelah melakukan pemekaran dari
Kabupaten Sanggau.
Geografi
Kabupaten Sekadau merupakan tempat atau daerah pemekaran dari
Kabupaten Sanggau, secara geografis terletak pada 0o38'23" LU dan 0o44'25" LS, serta di antara 110o33'07" BT dan 111o17'44"BT.
= Batas Wilayah
=
Batas wilayah
Kabupaten Sekadau terdiri dari:
" Sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Sanggau
" Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Sintang
" Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Sintang
" Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Ketapang
Kabupaten Sekadau yang beribu kota di
Sekadau memiliki luas 5.444,30 Km² atau 3,71% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, yang terbagi dalam 76 Desa dan 7 Kecamatan diantaranya Kecamatan Nanga Mahap, Kecamatan Nanga Taman, Kecamatan
Sekadau Hulu, Kecamatan
Sekadau Hilir, Kecamatan Belitang Hilir, Kecamatan Belitang dan Kecamatan Belitang Hulu.
Komoditas unggulan
Kabupaten Sekadau yaitu sektor perkebunan, pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan komoditas unggulannya adalah Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Kopi, Kelapa, dan Lada. Sub sektor Pertanian komoditas yang diunggulkan berupa Jagung, Ubi Jalar, dan Ubi Kayu. sub sektor jasa Pariwisatanya yaitu wisata alam.
Sejarah
Sekadau dahulu merupakan daerah pemerintahan kerajaan. Raja-raja yang pernah berkuasa di wilayah ini adalah:
Dayang Sri Awan
Dayang Sri Bunga
Kyai Dipati Suma Negara
Dayang Kacang
Abang Karang (Kyai Dipati Tumbah Baj)
Dayang Ineh, tahun 1720 menikah dengan Sultan Mangkurat, Raja Melamat (Matan)
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.
Pemerintahan
= Bupati
=
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kabupaten Sekadau dalam dua periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kabupaten Sekadau terdiri dari 7 kecamatan dan 87 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 208.791 jiwa dengan luas wilayah 5.444,20 km² dan sebaran penduduk 38 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kabupaten Sekadau, adalah sebagai berikut:
Demografi
Penduduk asli
Kabupaten Sekadau adalah etnis Dayak, yang terbagi dalam sub - sub suku Dayak di
Kabupaten Sekadau antara lain, Dayak Mualang ( Ibanik Group ), Dayak Ketungau Sesat ( Ibanik Group ), Dayak Kerabat, Dayak Jawant, dan kemudian disusul oleh Melayu
Sekadau. Dayak Mualang mempunyai populasi yang terbesar diperkirakan lebih dari 60% penduduk Kab.
Sekadau, Sebagian besar bermukim di Belitang Hilir, Belitang Tengah dan Belitang Hulu dan tersebar ke Kec. Sepauk Kab Sintang, populasi besar kedua yaitu: Dayak Ketungau sesat bermukim di
Sekadau Hilir,
Sekadau Hulu, Dayak Kerabat dan Dayak Jawant bermukim di
Sekadau Hulu, Dayak Mentuka (Nanga Taman dan Nanga Mahap), Suku Dayak Kancikgh (Nanga Taman dan Nanga Mahap), Dayak Menterap Kabut (Nanga Mahap, sedangkan Melayu
Sekadau tersebar di pesisir sungai besar yang ada di seluruh kecamatan di Kab.
Sekadau, dan sub-sub kecil lainnya yang tersebar di Nanga Taman, Nanga Mahap.
Kabupaten Sekadau banyak memiliki peninggalan sejarah di beberapa tempat, antara lain di daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap.
= Agama
=
Mayoritas agama yang dianut suku-suku Dayak di
Sekadau adalah Katolik dan Protestan, namun ada sebagian menganut Agama Islam yang berasal dari berbagai etnis terutamanya dari etnis Melayu dan diikuti oleh Jawa, Bugis, dan lainnya. Berdasarkan data pemerintahan
Kabupaten Sekadau tahun 2018, sekitar 60,51% Penduduknya memeluk Kekristenan, dimana Katolik 46,74% dan Protestan 13,77% dari 212.202 jiwa. Pemeluk agama Islam berjumlah 38,63%, kemudian pemeluk Budha 0,71% serta Konghucu 0,11% yang umunya adalah orang Tionghoa.
= Bahasa
=
Bahasa yang umum digunakan masyarakat
Kabupaten Sekadau adalah Bahasa Melayu
Sekadau - sebab digunakan di Kota
Sekadau dan setiap ibukota kecamatan, kemudian Bahasa Dayak Mualang / Ibanik Group, Bahasa Dayak Ketungau / Ibanik Group, Bahasa Dayak Menterap Kabut (Nanga Mahap). Khusus Dayak Menterap Kabut adalah satu-satunya suku Dayak yang menuturkan bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa lain, selengkapnya dapat Anda baca pada artikel Fonologi Bahasa Dayak Menterap Kabut.
Contoh beberapa kata dalam bahasa daerah
Sekadau yang sering digunakan, antara lain seperti:
Mesik/Nadai / ndai / nai: tidak
Konai/kikai / kini: ke mana
Bolek/ngai: tidak mau
Pulai: Pulang
Makai: makan
Bejalai: pergi Jalan
Akay Day: Aduhay
Akay Nay: Aduh Mak
(bahasa Serumpun Dayak Iban di sebut Ibanik ( Dayak Mualang, Dayak Ketungau Sesat, Dayak Desa, Dayak Seberuang)
Kesenian
= Tari
=
Seni pertunjukan yang masih hidup dan cenderung menuju punah adalah:
Tari Tundet
Rodat Hadrah pada masyarakat pesisir (Melayu
Sekadau)
Tari Belangkah/Japin pada masyarakat pesisir (Melayu
Sekadau)
Tari Pinggan, tersebar di daerah Belitang Hilir, Belitang Tengah dan Belitang Hulu
Tari Lang Nginang /Tari Lang, tari tradisional Dayak Mualang, sebagai tarian Ritual, guna menumbuhkan kekuatan, kepercayaan diri terhadap Sabong / pendekar yg akan turun mengayau. tarian ini dilakukan diatas tiang teras Rumah Panyai ( tiang bagian tengah) posisi kaki penari, salah satunya di ikat ditiang tersebut, menggunakan Temeran ( kulit kayu kepuak), pelaku tari tersebut naik ke atas tiang, berputar di tiang, kedua tangan membuka laksana elang yang berputar mengintai mangsa ( ngindang), sebelum melakukan tari harus diadakan upacara adat ( bedara") agar dilindungi petara. para ksatria atau Sabong, sebelum mengayau duduk menyaksikan tarian ini, sebagai simbol keberanian dan strategi mengintai musuh.
tarian ini cenderung punah, karena tingkat kesulitan dalam menarikannya. ( melawan gravitasi) konon tarian ini diturunkan oleh Orang Pangau ( khayangan) melalui seseorang yg yelah mati suri selama beberapa hari. adapun nara sumber tarian ini telah banyak yang meninggal, diantaranya. mediang Sengkuang( merbang), Pak Tungkai ( engkuning), informan tarian ini masih ada beberapa yang hidup di daerah Menawai ( simeon), pelaku yg masih ada di menawai ( aboy). tarian ini telah ada dimasa pengayauan yaitu abad ke 3 sebelum datangnya pengaruh hindu dan masih mengamalkan kepercayaan asli.
Tari Pala, tersebar di Belitang Hilir, Kampung Sungai Mirah Desa batu Ancau. Nara Sumber Ibu Jeriah ]
Tari Pedang, tersebar di Belitang Hilir, Belitang Tengah dan Belitang Hulu ]
Tari Ngajat Temuai Datai, merupakan bentuk tari penyambutan terhadap tamu yang datang dan tersebar di Belitang Hilir, Tengah dan Hulu
Tari Sampe, tersebar di daerah
Sekadau Hilir, tepatnya di seberang Sungai Kapuas (Dayak Ketunggau sesat wilayah Kedah), merupakan tarian penyambutan tamu, iringan pengantin dan pembukaan acara adat setempat
= Kerajinan
=
Kerajinan masyarakat yang pernah ada ialah Tenun Mualang, yaitu kain tapeh dengan motif kain Engkerebang, Pangit dan lain-lain.
Kerajinan Anyam Tangoy: terdapat di Menawai Lingkau
Kerajinan Bakul, takin terdapat di Nanga Taman dan Nanga Mahap
= Pakaian adat
=
Pakaian adat kaum laki-laki berupa kain tenun yang terdiri dari:
Baju Maram
Baju Bok
Baju Tating
Baju Pangit
Baju Teluk Belanga
Baju Kurung
= Senjata tradisional
=
Senjata tradisional masyarakat
Sekadau adalah:
Senapang Lantak
Sumpit
Mandau
Nyabor
Pedang
Jempol
Perisai untuk pertahanan diri, oleh masyarakat setempat disebut kelauk yang dihiasi berbagai motif khas dayak
= Tempat bersejarah
=
Sekadau memilik tempat-tempat bersejarah, antara lain:
Lawang Kuari Diarsipkan 2017-02-03 di Wayback Machine. ( merupakan rumah betang yang melebur menjadi gua batu dalam legenda Sangik dan Marik ), di Jaman Kerajaan
Sekadau, tempat ini digunakan oleh Pangeran Agong.
Batu Tinggi
Lawang Siti
Batu Kenyalau
Batu Nyaut
Palak Kaba' (Rumah/tempat penyimpanan tengkorak hasil kayau yang berada di Tembawang Gumah Lanau Desa Landau Kodah, Kecamatan
Sekadau Hilir.
Konon menurut kisah masyarakat setempat, Lawang Kuari adalah tempat Pangeran Agung mengasingkan diri setelah saudaranya diangkat menjadi raja. Sampai sekarang tempat tersebut dijadikan objek wisata yang terletak di tepi Sungai Kapuas, kurang lebih 1 km dari kota
Sekadau ke arah hilir.
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Masyarakat dan Bahasa di Cupang Gading
(Indonesia) Sekadaucom
(Indonesia) Sekadaukab.go.id