Sekolah Terpadu Pahoa (八华学校 pinyin:Bā huá xuéxiào) merupakan
Sekolah nasional plus trilingual (tiga bahasa) yang terletak di kawasan Summarecon Serpong, Tangerang.
Sejarah
= Periode 1 (1900-1942)
=
TIONG HOA HWE KOAN (disingkat THHK) adalah perkumpulan para warga keturunan Tiong Hoa yang bermukim di Batavia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1900, dan terdaftar di pemerintah pada tanggal 3 Juni 1900. Perkumpulan THHK bertujuan mereformasi kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Tiong Hoa pada saat itu, menyebarluaskan ajaran Confucius, merintis sistem pendidikan yang modern, serta meningkatkan harkat dan kedudukan warga Tiong Hoa di masyarakat.
Pada tanggal 17 Maret 1901, Perkumpulan THHK mendirikan
Sekolah yang dinamakan Tiong Hoa Hak Tong yang kemudian berganti nama menjadi
Sekolah Tiong Hoa HWE Koan.
Sekolah itu terletak di Jalan Patekoan nomor 31 (kini Jalan Perniagaan Raya). Untuk membedakannya dari
Sekolah THHK lain yang banyak bermunculan di berbagai wilayah kota dan luar kota maka
Sekolah itu dikenal sebagai Patekoan Tiong Hoa HWE Koan School dan disingkat menjadi
Sekolah PA HOA.
Sekolah PA HOA merupakan
Sekolah Tiong Hoa pertama yang berdiri pada zaman kolonial Belanda. Pendiri Perkumpulan THHK dan
Sekolah PA HOA terdiri atas 20 orang tokoh masyarakat Tiong Hoa, sebagai berikut:
Sebagai ketua pertama perkumpulan terpilih Phoa Keng Hek yang didampingi para wakil ketua KHOE SIAT TENG dan ANG SIOE TJIANG. Sekretaris perkumpulan dijabat oleh TAN KIM SAN. Kepala
Sekolah pertama
Sekolah PA HOA adalah LOUW KOEI HONG. Pada tanggal 1 September 1901, Perkumpulan THHK mendirikan
Sekolah Inggris bernama YALE INSTITUTE yang merupakan bagian (Afdeeling) C pada Perkumpulan THHK, dan mengundang Dr LEE TENG HWEE untuk menjabat sebagai kepala sekolahnya (selepas tugas dari YALE INSTITUTE dan
Sekolah PA HOA, Dr LEE TENG HWEE menjabat rektor Universias FU DAN di Shanghai selama 31 tahun). Pada bulan Januari 1905, dua
Sekolah tersebut digabung menjadi satu dengan nama
Sekolah PA HOA.Pada tahun pertama,
Sekolah PA HOA hanya mempunyai 32 orang siswa. Siswa pria dan siswa wanita bercampur di dalam satu kelas, tetapi mereka masing-masing menempati tempat duduk yang terpisah. Pada tahun 1903, seorang tokoh reformasi dan intelektual pada zaman dinasti terakhir Qing bernama KANG YU WEI, karena kegagalan gerakan reformasinya, terpaksa meninggalkan Tiong Kok dan tiba di Batavia. Pada tanggal 20 September 1903, KANG YU WEI berkunjung ke
Sekolah PA HOA, bertemu serta berfoto bersama dengan pimpinan dan siswa
Sekolah. Dia kemudian melanjutkan lawatannya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan tempat lain sambil mendorong dan menginspirasi pendirian
Sekolah Tiong Hoa dengan sistem pendidikan modern. Pada tahun 1906, rombongan pertama siswa
Sekolah PA HOA yang terdiri atas 20 orang siswa yang terpilih dikirim untuk melanjutkan studi di KAY LAM HAK TONG (JINAN XUETANG) di Nanjing, Tiong Kok. Pada tahun 1908, rombongan kedua siswa
Sekolah PA HOA yang terdiri atas lebih dari 10 orang siswa, di bawah pimpinan wakil ketua pada saat itu, NIO HOEY OEN, diberangkatkan ke JINAN untuk tujuan yang sama. Pada bulan April 1909, di
Sekolah PA HOA diselenggarakan ujian akhir
Sekolah dasar (SD) bersama yang diikuti oleh siswa
Sekolah dasar dari LUNG HOA (THHK Bandung), MAU HOA (THHK Bogor), SHI HOA (THHK Serang), DAN HOA (THHK Tanah Abang), SIN HOA (THHK Pasar Baru), dan YA HOA (THHK Garut). Pada bulan Mei 1911, jumlah siswa
Sekolah PA HOA bertambah menjadi 557 orang.Pada tahun 1927, TANG WU CHIEH didatangkan dari Tiong Kok untuk menjabat kepala
Sekolah. Untuk penghematan biaya, siswa pria dan wanita yang semula duduk di kelas terpisah, disatukan ke dalam satu kelas. Bahasa Tiong Hoa dan bahasa Inggris disempurnakan. Di samping itu, dibentuk pula Ikatan Siswa PA HOA, Komite Penegakan Disiplin
Sekolah, dan Komite Bidang Pengembangan dan Penelitian Pendidikan. Pada tahun 1933, jumlah siswa
Sekolah PA HOA bertambah menjadi 1.040 orang.Pada tahun 1935, TANG WU CHIEH berhenti dan kembali ke Tiong Kok. Pengurus
Sekolah mengangkat empat orang guru senior
Sekolah PA HOA untuk mengisi sementara lowongan yang ditinggalkannya. Mereka adalah LIU YAO TSENG, CHANG KUO CHI, Ir KHOUW KENG KOEN, dan KHO TJIN KIE. Tidak lama kemudian, pengurus
Sekolah berhasil mengundang Dr TSO YING HSIA untuk menjabat kepala
Sekolah. Setibanya di
Sekolah PA HOA pada tanggal 15 April 1936, dia segera menata ulang
Sekolah serta berupaya meningkatkan mutu ilmiah pendidikan.Pada akhir tahun 1929,
Sekolah PA HOA untuk pertama kalinya meluluskan sejumlah siswa
Sekolah menengah pertama (SMP). Dan pada tahun 1933,
Sekolah PA HOA berhasil untuk pertama kalinya meluluskan siswa
Sekolah menengah atas (SMA).
Pada tahun 1937, seluruh siswa Sekoah PA HOA, dari SD sampai SMA, telah mencapai 1.062 orang. Pada bulan Juli 1937, pendiri Perkumpulan THHK yang merangkap sebagai ketua pertama Perkumpulan THHK, PHOA KENG HEK, meninggal dunia. Selama hidupnya, ia berturut-turut menjabat sebagai ketua dan ketua kehormatan Perkumpulan THHK, tidak kurang dari 37 tahun lamanya. Jelas terbukti betapa besar dedikasi dan kepedulian dia terhadap Perkumpulan THHK dan
Sekolah PA HOA.Pada tanggal 8 dan 9 Oktober 1938, bertempat di
Sekolah PA HOA, diselenggarakan Business Competence Test oleh London Business School Teachers Association. Dari 30 orang siswa yang berhasil lulus, hanya dua orang di antaranya yang berasal dari luar, sedangkan 28 orang adalah siswa
Sekolah PA HOA. Sebelumnya, siswa
Sekolah PA HOA sudah beberapa kali mengikuti ujian saringan masuk universitas di luar negeri, seperti di Hongkong University dan di Peking Yen Ching University. Mulai tahun 1938, siswa
Sekolah PA HOA mengikuti London Cambridge University Senior High School Test dan berhasil lulus memperoleh Senior Cambridge Certificate. Ternyata kabar yang menyebar di masyarakat bahwa
Sekolah PA HOA memiliki mutu bahasa Inggris yang prima adalah kabar yang benar dan dapat dipercaya. Pada tanggal 1 Juli 1938, kepala
Sekolah dijabat oleh CHAO YUK CHUNG, BA. Pada bulan Agustus 1938, jumlah siswa telah mencapai 1.198 orang. Pada tahun 1940, Perkumpulan THHK berulang tahun ke-40 dan pada tanggal 17 Maret 1941,
Sekolah PA HOA berulang tahun ke-40. Pada tahun 1941, menjelang penyerangan tentara Jepang ke Asia Tenggara,
Sekolah PA HOA masih mempunyai 1.161 siswa. Kepala
Sekolah pada waktu itu adalah LIU YAO TSENG. Pada tahun 1942, tentara Jepang menduduki Indonesia dan
Sekolah PA HOA ditutup.
= Periode 2 (1942-1966)
=
Pada awal tahun 1942, selain menutup
Sekolah PA HOA, tentara pendudukan Jepang mengubah gedung
Sekolah menjadi kamp internir untuk tawanan perang. Pada bulan Juli 1942, tentara pendudukan Jepang memberi izin pembukaan kembali
Sekolah PA HOA bertempat di Jalan Mangga Besar. Pada tahun 1943, dengan izin tentara pendudukan Jepang,
Sekolah PA HOA mendapat pinjaman gedung bekas
Sekolah Hollandsch Chineesche School (HCS) di Jalan Pinangsia. Dua gedung
Sekolah, di Jalan Mangga Besar dan di Jalan Pinangsia, ternyata tidak cukup untuk menampung siswa yang ingin belajar di
Sekolah PA HOA. Pada tahun 1943,
Sekolah PA HOA memperoleh tambahan gedung di Gang Petasan yang kemudian dipindahkan ke Jalan Ketapang. Dengan demikian, pada tahun 1943,
Sekolah PA HOA memiliki tiga gedung yakni gedung di Jalan Mangga Besar, Jalan Pinangsia, dan Jalan Ketapang.Pada tahun 1945, menjelang berakhirnya Perang Dunia kedua, tentara pendudukan Jepang mengosongkan dan mengembalikan gedung
Sekolah PA HOA di Jalan Patekoan tetapi meminta kembali gedung di Jalan Pinangsia. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, karena alasan keamanan, untuk sementara waktu
Sekolah PA HOA berhenti beroperasi.
Sekolah dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober 1945 dengan CHAO YUK CHUNG sebagai kepala
Sekolah. Pada saat dibuka kembali, bahasa Jepang dihapus dari daftar kurikulum dan diganti kembali dengan bahasa Inggris. Pada bulan Desember 1945, siswa SD mencapai 1.136 orang dan siswa Taman Kanak-kanak mencapai 147 orang.Pada tahun 1946, Pulau Jawa berada di bawah pemerintah sementara sekutu.
Sekolah PA HOA mengalami kesulitan keuangan sehingga, pada tanggal 18 Februari 1946, terjadi pergolakan di
Sekolah. Dengan alasan itu, CHAO YUK CHUNG mengundurkan diri dari jabatan kepala
Sekolah. Sementara itu, untuk tahun 1946-1947, Perkumpulan THHK diketuai oleh TAN ENG HOK. Pada tahun 1947, gedung
Sekolah PA HOA di Jalan Ketapang dikembalikan kepada pemiliknya, sehingga para siswanya dipindahkan ke gedung
Sekolah PA HOA di Jalan Patekoan dan di Jalan Mangga Besar. Dan mulai tahun 1948, ketika ketertiban sosial mulai mantap, situasi ekonomi semakin stabil, maka rencana dan program baru dari pengurus
Sekolah mulai dijalankan secara bertahap. Pada bulan Juli 1950, jumlah guru dan pegawai
Sekolah PA HOA mencapai 110 orang dan jumlah siswanya mencapai lebih dari 4.000 orang. Untuk menampung siswa SD sampai SMA,
Sekolah PA HOA terpaksa membuka kelas pagi dan kelas petang. Dan pada bulan Oktober 1950, pengurus
Sekolah mengangkat HSIEH TSO YU sebagai kepala
Sekolah pertama pada zaman setelah Perang Dunia kedua berakhir.Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, Pemerintah Indonesia mulai melakukan reformasi pendidikan nasional. Banyak mata pelajaran diajarkan dalam bahasa Indonesia. Dalam upaya menyesuaikan diri dengan kondisi dan kebutuhan zaman kemerdekaan,
Sekolah PA HOA mulai mengundang guru-guru lulusan universitas ternama untuk mengajarkan mata pelajaran penting. Pelajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia agar para lulusan
Sekolah PA HOA dapat menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi di dalam negeri.Sejak tahun 1951 sampai tahun 1966, tidak sedikit lulusan
Sekolah PA HOA yang berhasil memasuki perguruan tinggi nasional yang ternama. Dari tahun ke tahun, persentase kelulusan dari lulusan
Sekolah PA HOA di perguruan tinggi nasional semakin meningkat. Mantan Rektor Universitas Tarumanagara, Prof. Dr Ir DALI SANTUN NAGA (dahulu JO GOAN LIE) dari angkatan 1954, mantan guru senior dan pakar ilmu sosial TJIONG THIAM SIONG dari angkatan 1954, serta dua orang alumni
Sekolah PA HOA angkatan 1958, Ir SOETJIPTO NAGARIA (dahulu LIONG SIE TJIN) dan Ir SURYONO LIMPUTRA (dahulu LIM KIM TJIANG) yang semuanya terlibat dalam pembangunan kembali
Sekolah Pa Hoa, adalah beberapa contoh kecil dari siswa unggulan lulusan
Sekolah PA HOA pada periode itu.Pada tahun 1957, di seluruh Indonesia terdapat 1.875
Sekolah Tiong Hoa dengan jumlah siswa mencapai 425.000 orang. Pada tahun 1957 itu pula, pada saat
Sekolah PA HOA sedang mencapai puncak kejayaannya dengan jumlah siswa lebih dari 5.000 orang, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan. Dengan peraturan itu, Pemerintah menetapkan bahwa
Sekolah PA HOA dengan persentase siswa Warga Negara Indonesia (WNI) yang mencapai 80% diharuskan hanya menampung siswa WNI saja. Untuk itu dibentuk
Sekolah Jajasan Pendidikan dan Pengajaran (JPP) untuk menampung mereka. Sisa 20% siswa
Sekolah PA HOA yang warga negara asing (WNA)tetap di
Sekolah PA HOA dan berlokasi di Blandongan. Sejak itu
Sekolah PA HOA di Blandongan hanya boleh menampung siswa WNA.Ketua pertama pengurus
Sekolah PA HOA di Blandongan adalah OEY GOAN TJIANG dan kepala
Sekolah pertama untuk periode 1957-1958 adalah BOEN KIM LIONG. Kepala
Sekolah periode 1960-1963 adalah SONG CHUNG CHUAN yang meninggal karena sakit sehingga jabatan kepala
Sekolah digantikan oleh CHAO HSIEH SIEN yang terus menjabat sampai
Sekolah ditutup pada tahun 1966. SOESENO BOENARSO (dahulu HSU SENG BOEN) yang kini menjabat sebagai ketua umum PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP dan banyak terlibat dalam pembangunan kembali
Sekolah PA HOA adalah salah seorang alumni angkatan 1965
Sekolah PA HOA di Blandongan. Pada waktu itu, ketua JPP adalah Dr SIE BOEN LIAN dan kepala
Sekolah JPP adalah PANG KHIN CHEONG.Pada tahun 1966, di masa awal orde baru,
Sekolah PA HOA di Blandongan dan
Sekolah JPP di Jalan Perniagaan dan di Jalan Mangga Besar ditutup oleh Pemerintah. Di gedung
Sekolah itu didirikan SMA Negeri 19, SMA Negeri Mangga Besar, sejumlah SMP, dan sejumlah SD.
= Periode 3 (1966-2007)
=
Sebelum
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP ditutup, para lulusan
Sekolah itu telah membentuk ikatan ex-pelajar. Ada Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Jakarta dan ada Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Bandung. Dengan ditutupnya
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP maka kegiatan selanjutnya beralih ke Ikatan Ex-Pelajar PA HOA di Jakarta. Mereka melaksanakan reuni para alumni
Sekolah serta kegiatan lain yang melibatkan alumni.Pada tanggal 8 April 1978, 250 orang alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP menyelenggarakan reuni lintas angkatan yang pertama di ORCHID PALACE HOTEL. Reuni ini merintis terselenggaranya grand reuni pertama alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP pada tahun 1979 yang bertempat di GLODOK PLAZA. Grand reuni ini dihadiri oleh tidak kurang dari 2.800 orang alumni. Lima tahun kemudian, pada tahun 1984, bertempat di HOTEL HORISON, ANCOL, diselenggarakan grand reuni kedua yang dihadiri oleh 3.000 orang alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP. Pada tanggal 10 November 1984, secara resmi, didirikan organisasi para alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP, bernama YAYASAN PANCARAN HIDUP. Pada tahun 2002, yayasan ini berubah status menjadi PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP.Berturut-turut ketua umum YAYASAN PANCARAN HIDUP dan PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP dijabat oleh:
Periode I dan II:
M. Amid (Chen Yung Yen)
Periode III dan IV:
Rachmat M.S. (Ang Beng Hoey)
Periode V:
Suryono Limputra (Lim Kim Tjiang)
Periode VI dan VII:
Soeseno Boenarso (Hsu Seng Boen)
Perubahan dari YAYASAN PANCARAN HIDUP ke PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP terjadi pada pengurus periode V. Sebelumnya pada tahun 1984, ketua umum pertama, AMID berhasil mengumpulkan beberapa orang alumni untuk bersama-sama menginvestasi dana dan membeli sebuah bangunan ruko di Jalan Muara Karang untuk dijadikan kantor Sekretariat YAYASAN PANCARAN HIDUP dan PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP.Pada tanggal 18 Maret 2001, di bawah pimpinan ketua umum periode V, SURYONO LIMPUTRA, bertempat di gedung HAILAI, ANCOL, diselenggarakan grand reuni alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP untuk memperingati ulang tahun ke-100
Sekolah PA HOA. Grand reuni kali ini melahirkan tekad bulat di kalangan para alumni untuk membangun kembali
Sekolah PA HOA. Ini adalah suatu grand reuni yang sungguh-sungguh menggetarkan sanubari para alumni.
= Periode 4 (2007-sekarang)
=
Pada Rapat Umum Anggota PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP yang diselenggarakan pada bulan Maret 2005, SOESENO BOENARSO (HSU SENG BOEN) terpilih sebagai ketua umum PERKUMPULAN PANCARAN HIDUP periode VI. Segera setelah terpilih, SOESENO BOENARSO menetapkan bahwa pembangunan kembali
Sekolah PA HOA merupakan prioritas pertama di dalam program kerja jangka menengah. Dengan program itu, dilakukan berbagai upaya yang tak kenal lelah untuk mewujudkannya. Setelah melalui beberapa pertemuan, pembahasan, studi kelayakan, dan survei lapangan, pada hari yang bersejarah, tanggal 23 Juli 2007, SOESENO BOENARSO, SURYONO LIMPUTRA, dan SOETJIPTO NAGARIA telah mengambil keputusan yang bersejarah yakni membangun kembali
Sekolah PA HOA di sebidang tanah seluas 3,4 hektare di daerah Gading Serpong. Sementara itu telah dibentuk Panitia Pembangunan
Sekolah PA HOA yang diketuai oleh Prof. DALI SANTUN NAGA dengan para anggota yang terdiri atas SOESENO BOENARSO, SOETJIPTO NAGARIA, SURYONO LIMPUTRA, TJIONG THIAM SIONG, TOUW TJOEN HAN, LIONG SENG CHU, JULIANA TJANDRA, HANS KARTIKAHADI, IMENA LATIFAH, KOKO TANUMIHARDJA, FIFI WANGSADIPUTRA, LANNYWATI ADINATA, dan sejumlah alumni lainnya. Pada tanggal 24 November 2007, bertempat di Hotel Alila, diselenggarakan rapat para koordinator angkatan alumni
Sekolah PA HOA,
Sekolah JPP, dan SMA Negeri 19. Dengan suara bulat, rapat itu menyetujui dan merestui pendirian kembali
Sekolah PA HOA yang dikelola dengan prinsip nonprofit, dengan kurikulum nasional plus trilingual yang intensif, serta dengan tekanan pada pendidikan moral berdasarkan ajaran Confucius yang universal.
Sekolah baru ini bernama
Sekolah Pahoa dan kemudian berkembang menjadi
Sekolah Terpadu Pahoa.Pada tanggal 13 Desember 2007, bertempat di Summarecon Plaza, di hadapan Notaris FIFI WANGSADIPUTRA (HUANG FEI FEI) yang juga adalah alumni
Sekolah PA HOA, telah ditandatangani akta pendirian Perseroan Terbatas
Pahoa (PT
Pahoa)yang kemudian disusul dengan perubahan akta pada tanggal 12 Maret 2008. Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT
Pahoa:
Dewan Direksi
Direktur Utama: Suryono Limputra
Direktur I: Soeseno Boenarso
Direktur II: Siang Hadi Widjaja
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Soetjipto Nagaria
Komisaris: Dr Hendra Adidharma
Komisaris: Liliawati Raharjo
Pemegang saham PT
Pahoa yang pada saat pendiriannya berjumlah 25 orang, pada awal tahun 2009, telah bertambah menjadi 42 orang. Sebagian besar dari mereka adalah para alumni
Sekolah PA HOA dan
Sekolah JPP serta sebagian kecil adalah para dermawan nonalumni. Pada tanggal 21 Januari 2008, dengan dihadiri oleh lebih dari 250 orang alumni, PT
Pahoa menyelenggarakan upacara pemancangan tiang pertama yang menandai dimulainya pembangunan fisik
Sekolah Pahoa di Gading Serpong.Pada tanggal 31 Januari 2008, bertempat di kantor SUKANTA TANUDJAJA (TAN TAY KANG), salah seorang alumni
Sekolah PA HOA tersepuh lulusan tahun 1942 yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PERHIMPUNAN PENGUSAHA INDONESIA-TIONGHOA (disingkat PERPIT), di hadapan notaris FIFI WANGSADIPUTRA, diselenggarakan upacara penandatanganan akta pendirian YAYASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Pahoa (disingkat YPP
Pahoa). YPP
Pahoa berfungsi sebagai penyelenggara dan pengelola
Sekolah Terpadu Pahoa dengan susunan Pembina, Pengawas, dan Pengurus.
Pada tanggal 5 Maret 2008, bertempat di Summarecon Mall Serpong, mulai dibuka pendaftaran siswa baru untuk jenjang prasekolah (nursery, kelompok bermain, taman kanak-kanak) dan jenjang SD kelas 1. Dalam kurun waktu tiga bulan telah terdaftar 255 siswa yang memenuhi seluruh daya tampung pada waktu itu. Mereka adalah siswa angkatan pertama dari
Sekolah Terpadu Pahoa yang baru lahir kembali.Pada tanggal 16 Maret 2008, sehari sebelum ulang tahun ke-107
Sekolah PA HOA, bertempat di situs proyek pembangunan
Sekolah Pahoa, Direksi PT
Pahoa bersama-sama dengan Pembina, Pengawas, dan Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran
Pahoa dan Panitia Pembangunan
Sekolah Pahoa, menyelenggarakan perayaan megah dengan acara: Mendeklarasikan kelahiran kembali
Sekolah Pahoa pada tanggal 17 Maret 2008 (tanggal keramat 17 Maret dipakai sebagai tanggal lahirnya kembali
Sekolah Pahoa baru), Memperingati ulang tahun ke-107
Sekolah PA HOA, dan Mempresentasikan visi, misi, dan moto
Sekolah Pahoa baru. Di antara para undangan terdapat para alumni
Sekolah THHK luar kota Jakarta, para tokoh masyarakat Tiong Hoa, dan para alumni
Sekolah PA HOA,
Sekolah JPP, dan SMA Negeri 19 dari berbagai angkatan. Banyak di antara mereka tergerak untuk ikut menyumbang pembangunan alma mater yang tercinta.
Pada tanggal 23 Juli 2008, pembangunan tahap pertama
Sekolah Terpadu Pahoa telah rampung. Pada hari itu juga, secara resmi,
Sekolah Terpadu Pahoa mulai melaksanakan pembelajaran tahun ajaran 2008-2009. “Fajar telah menyingsing, cahayanya gemerlap menyinari empat penjuru.Akhirnya kita semua menyaksikan kelahiran kembali alma mater kita yang tercinta. Pembangunan tahap kedua berupa gedung berlantai empat dengan total luas lantai lebih dari 13.000 meter persegi dimulai pada tanggal 8 Oktober 2008. Pembangunan tahap kedua ini rampung pada bulan Juni 2009 dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 2009. Mulai bulan Juli 2009, gedung ini segera dimanfaatkan oleh
Sekolah Terpadu Pahoa untuk tahun ajaran 2009-2010 guna menampung siswa lama dan siswa baru. Pada saat ini, jumlah siswa
Sekolah Terpadu Pahoa telah mencapai lebih dari 1.300 orang yang menempati kelas Prasekolah (nursery, kelompok bermain, taman kanak-kanak A dan B), SD tingkat 1 dan 2, SMP tingkat 1, dan SMA tingkat 1.
Pembangunan tahap III dan IV direncanakan akan dimulai dan dirampungkan dalam kurun waktu sekitar 10 tahun dari sekarang. Bila tiba saatnya maka peserta didik di lembaga pendidikan
Pahoa, dari jenjang prasekolah sampai jenjang SMA dan bahkan jenjang perguruan tinggi, diharapkan akan mencapai 10.000 orang. Para pendiri
Sekolah Pahoa bertekad akan senantiasa melestarikan dan mengembangkan cita-cita luhur para sesepuh pendiri
Sekolah PA HOA seabad lebih yang lalu, membaktikan diri bagi usaha pendidikan, dan terus berjuang demi kemakmuran, kesejahteraan, dan kecerdasan seluruh anak bangsa Indonesia.
Fasilitas
= Fasilitas TK
=
= Fasilitas SD
=
= Fasilitas SMP dan SMA
=
Pranala luar
Situs Resmi
Sekolah Terpadu Pahoa