Pada 6 Oktober
2022, seorang pria bersenjata menewaskan sekitar tiga puluh delapan orang di Provinsi
Nong Bua Lamphu, Thailand, dalam sebuah penembakan massal.
Serangan tersebut terutama terjadi di sebuah penitipan anak yang terletak di amphoe (setara kabupaten) Na Klang. Peristiwa ini adalah penembakan massal paling mematikan di Thailand, melampaui Penembakan Nakhon Ratchasima pada tahun 2020.
Penembakan
Penembakan terjadi pada pukul 12.50 waktu setempat di sebuah kamar bayi tak lama setelah makan siang. Berbekal pistol 9mm dan pisau, pria bersenjata itu menyerang empat atau lima petugas. Di antaranya adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan. Dia kemudian memasuki sebuah ruangan di mana anak-anak sedang tidur dan menyerang mereka dengan pisau. Saksi mata di sekitar mengira suara dari
Serangan itu sebagai "kembang api". Pistol 9mm yang digunakan dalam
Serangan itu dibeli secara legal oleh pria bersenjata itu.
Sekitar 38 orang tewas, termasuk 24 anak-anak, dengan korban termuda berusia dua tahun. Juga terdapat korban luka sebanyak 12 orang. Ada 30 anak di ruang penitipan anak pada saat
Serangan itu. Sembilan belas anak laki-laki dan tiga perempuan ditemukan tewas di ruang penitipan anak sementara mayat seorang anak dan orang dewasa ditemukan di gedung pemerintah dekat penitipan anak tersebut.
Setelah itu, pelaku melarikan diri dari tempat kejadian dengan menggunakan mobil bak terbuka Toyota Hilux Vigo. Seorang pejabat polisi mengatakan bahwa saat meninggalkan fasilitas, penyerang menembak, dan menabrakkan kendaraannya ke orang-orang di sekitar, melukai dua orang. Ada tambahan 11 korban jiwa (dua anak-anak, sembilan orang dewasa) di luar kamar bayi sebagai pelaku ditembak dari kendaraannya, menurut polisi. Di antara 11 kematian itu ada istri dan anak-anak pelaku yang juga tewas ditembak mati sebelum pelaku bunuh diri. Tiga orang dewasa meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Pelaku
Polisi mengindentifikasi pelaku bernama Panya Khamrab yang berusia 34 tahun. Khamrab adalah penduduk Provinsi
Nong Bua Lamphu dan mantan sersan polisi di Na Wang. Dia merupakan seorang pecandu narkoba yang kecanduannya dimulai selama tahun-tahun sekolah menengahnya. Dia diberhentikan dari tugas polisi pada tahun 2021 setelah dinyatakan bersalah dalam pengadilan. Pada Januari
2022, dia ditangkap karena memiliki metamfetamin. Setelah penangkapannya, dia dipecat dari kepolisian pada Juni
2022. Sebelumnya pada hari itu, Khamrab menghadiri sidang pengadilan terkait pelanggaran narkobanya dan dijadwalkan hadir untuk sidang pengadilan pada hari Jumat 7 Oktober
2022, sehubungan dengan pelanggarannya.
Akibat
Letnan Jenderal Polisi Kitti Praphat tiba di provinsi
Nong Bua Lamphu untuk memulai perburuan pelaku. Polisi menyarankan orang-orang yang tinggal di daerah
Serangan untuk berhati-hati karena keberadaan pelaku tidak diketahui. Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha, memerintahkan lembaga terkait untuk membantu yang terluka dan membuka penyelidikan atas peristiwa tersebut. Divisi Penindasan Kejahatan Hanuman dan unit Arintaraj 26 hadir di tempat kejadian setelah
Serangan.
Rumah Sakit
Nong Bua Lamphu mengatakan bahwa ada kebutuhan mendesak akan darah, dan acara donor darah diadakan di rumah sakit.
Perdana Menteri Chan-o-cha dan Menteri Pertahanan akan tiba di
Nong Bua Lamphu pada 7 Oktober untuk mengunjungi para penyintas dan keluarga korban.
= Tanggapan
=
Raja Vajiralongkorn akan menanggung korban penembakan di bawah perlindungan kerajaan, termasuk menanggung biaya pemakaman untuk yang tewas dan biaya pengobatan untuk yang terluka.
Perdana Menteri Chan-o-cha menyatakan belasungkawa dan menggambarkan insiden itu sebagai "mengejutkan". Dia mengatakan; "Saya merasakan kesedihan yang mendalam terhadap para korban dan kerabat mereka". UNICEF mengutuk penembakan itu, menyatakan bahwa "Pusat pengembangan anak usia dini, sekolah dan semua ruang belajar harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan tumbuh selama tahun-tahun paling kritis mereka".
Lihat pula
Penembakan Sekolah Dasar Sandy Hook, peristiwa serupa di mana pelaku melakukan pembunuhan keluarga
Referensi