- Source: Sharenting
Sharenting adalah lakuran dari kata "sharing" (berbagi) dan "parenting" (pengasuhan anak), yang menggambarkan praktik orangtua yang membagikan banyak konten yang berpotensi sensitif tentang anak-anak mereka di internet. Meskipun istilah ini baru muncul pada tahun 2010, sharenting telah menjadi fenomena internasional yang meluas. Oleh karena itu, sharenting juga memicu perdebatan sebagai penerapan penggunaan media sosial yang kontroversial. Para penentangnya berpendapat bahwa praktik ini melanggar privasi anak dan merusak hubungan orangtua-anak. Sementara itu, para pendukungnya menganggap praktik ini sebagai ekspresi alami kebanggaan orangtua terhadap anak-anak mereka dan berargumen bahwa kritik terhadap pengunggahan konten terkait sharenting sering kali diambil di luar konteks.
Etimologi
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Wall Street Journal, yang menyebutnya sebagai "oversharenting," lakuran dari kata "oversharing" (pembagian terlalu berlebihan) dan "parenting (pengasuhan anak)." Priya Kumar berpendapat bahwa merekam momen kehidupan dalam pengasuhan anak bukanlah praktik baru: orang-orang telah menggunakan buku harian, album, dan buku catatan bayi sebagai media dokumentasi selama berabad-abad. Sharenting menjadi populer akibat media sosial, yang membuat banyak orang merasa lebih nyaman membagikan kehidupan mereka dan kehidupan anak-anak mereka secara daring terutama untuk umur 35 ke atas yang merupakan pengguna awal media sosial. Istilah oversharenting ini juga dimasukkan dalam Times Word of the Day pada Februari 2013 dan Collins English Dictionary pada 2016 karena pengaruhnya.
Popularitas
Sharenting telah menjadi fenomena internasional dengan prevalensi yang meluas di kalangan rumah tangga. Di Amerika Serikat, peneliti dari Rumah Sakit Anak C.S. Mott Universitas Michigan menemukan bahwa hampir 75% orang tua di Amerika Serikat mengenal seseorang yang sering membagikan informasi tentang anak mereka di media sosial dan sebuah survei AVG mengungkapkan bahwa 92% dari semua anak usia dua tahun di AS sudah memiliki jejak di internet. Di Australia, survei yang menunjukkan bahwa 90% orang tua Australia mengakui telah mengunggah foto anak mereka secara daring.
Kontroversi
Sementara beberapa orang berpendapat bahwa media daring memungkinkan orang tua untuk membangun komunitas dan mencari dukungan dalam pengasuhan yang lain khawatir tentang privasi data anak-anak dan kurangnya persetujuan yang diinformasikan sebelumnya kepada anak tersebut sebelum diunggah. Membagikan konten tidak hanya dapat memalukan anak-anak, tetapi juga menciptakan jejak digital awal, sebuah riwayat aktivitas online, yang tidak dapat dikendalikan oleh anak itu sendiri.