- Source: SMA Negeri 1 Ngawi
SMA Negeri 1 Ngawi, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kabupaten Ngawi, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Ngawi ditempuh dalam waktu 3 (tiga) tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Namun sejak tahun 2020 lama belajar siswa SMAN 1 Ngawi dapat ditempuh selama 2 (dua) tahun melalui Sistem Kredit Semester (SKS) bagi siswa yang bergabung dengan program PDPL2T atau Peserta Didik Proyeksi Lulus Dua Tahun.
Sebagai satu-satunya SMA Negeri yang ada di Kecamatan Ngawi, SMAN 1 Ngawi selalu berbenah untuk menjadi barometer kualitas pendidikan menengah atas di Kabupaten Ngawi dan setiap tahunnya menjadi pilihan utama bagi para siswa-siswi SMP sederajat baik yang berasal dari Ngawi atau luar Ngawi. Dengan usia yang masih tergolong muda, SMAN 1 Ngawi berhasil membuktikan bahwa kualitas terbaik bisa dihasilkan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas yang diwujudkan dalam visi SMAN 1 Ngawi yaitu Beriman, Berilmu, Kreatif, Berbudaya.
Sejarah sekolah ini bisa dibilang sangat lengkap dan dapat ditemukan pada bukti-bukti nyata berupa beberapa surat keputusan yang mendasarinya. Perlu diketahui bahwa berdirinya lembaga SMAN 1 Ngawi dengan gedung SMAN 1 Ngawi memiliki sejarah yang kompleks yang dapat dijabarkan pada paragraf dibawah ini.
Sejarah Sekolah
1963 : Berdiri SMA Negeri Ngawi di Paseban yang terletak di Komplek Pendopo Kabupaten Ngawi.
1967 : SMA Negeri Ngawi pindah dari Paseban Komplek Pendopo Kabupaten Ngawi ke tempat yang lebih representatif yaitu sebuah gedung baru yang terletak di Desa Beran, Kecamatan Ngawi. Hal ini dibuktikan dengan tulisan tahun "1967" pada muka gedung yang menandakan dibukanya gedung baru SMA Negeri Ngawi.
1975 : Pemerintah memandang perlunya membuat program yang mendukung pembangunan dengan membekali para siswa melalui berbagai pilihan keterampilan agar lebih siap memasuki dunia kerja yaitu dengan mendirikan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP). Singkatnya, SMPP tidak hanya memiliki jurusan umum seperti IPA dan IPS, namun juga jurusan keterampilan seperti halnya SMK. Dari pandangan tersebut terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0256/O/1975 tentang Pembukaan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan Di Ngawi Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 26 November 1975. Pada saat itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan daerah ditugaskan untuk menunjuk sekolah yang sudah ada untuk menjadi Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan atau SMPP. Sebagai satu-satunya SMA yang ada di kabupaten Ngawi sangat wajar jika pemerintah Kabupaten Ngawi akhirnya menunjuk SMA Negeri Ngawi menjadi SMPP Ngawi. Penunjukkan ini memiliki konsekuensi mengubah kepemilikan gedung SMA Negeri Ngawi serta menutup SMA Negeri Ngawi dan merubah kelembagaan menjadi SMPP Negeri Ngawi.
Hal ini juga berlaku untuk semua daerah di Indonesia yang daerahnya ditunjuk untuk mendirikan SMPP.
1976-1979 : Baru berjalan 1 (satu) tahun, Pemerintah Kabupaten Ngawi melihat SMPP sebagai sekolah yang membutuhkan lokasi yang lebih luas untuk mendukung program SMPP. Akhirnya dibangun gedung baru untuk SMPP yang terletak di desa Klitik Kecamatan Geneng dan secara berangsur-angsur siswa SMPP pindah dari Beran ke Klitik. Pada saat itu KBM juga sempat dilakukan di 2 (dua) lokasi yaitu Beran dan Klitik sembari menunggu gedung di Klitik selesai dibangun. Ketika boyongan ke Klitik, seluruh dokumen-dokumen baik itu ijazah, buku induk, dan lain sebagainya juga ikut dibawa. Sehingga hingga saat ini untuk alumni SMA Negeri Ngawi sebelum 1980 dan SMPP harus datang ke Klitik yang saat ini menjadi SMAN 2 Ngawi jika ingin mengurus dokumen administratifnya. Sekitar tahun 1980 gedung di Klitik selesai dibangun dan dengan demikian seluruh kegiatan KBM dilaksanakan di SMPP di Desa Klitik Kecamatan Geneng.
1980 : Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, dipandang perlu membuka 195 (seratus sembilan puluh lima) sekolah baru di Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0206/0/1980 tentang Pembukaan Sekolah tanggal 30 Juli 1980. Salah satunya adalah wilayah Ngawi yang membuka kembali sekolah tingkat atas SMA Negeri Ngawi yang sebelumnya ditutup dengan ditempatkan kembali di gedung yang berlokasi sama yaitu di Desa Beran, Kecamatan Ngawi. Membuka dan merintis SMA Negeri Ngawi 1980 tidaklah mudah. Sekolah ini mulai merangkak dari nol dengan keterbatasan sumber daya karena di gedung SMA Negeri Ngawi yang ada di Beran masih kosong dan kekurangan guru serta fasilitas sehingga harus meminjam. Namun seiring berjalannya waktu lembaga ini terus berbenah secara visioner menjadi lebih baik sehingga mulai tercipta atmosfer pendidikan yang ideal.
SMA Negeri Ngawi 1980 Inilah yang ditetapkan sebagai dasar kelembagaan menjadi SMA Negeri 1 Ngawi. Selain diperkuat SK dari Kemendikbud, hal ini juga diperkuat dengan kesaksian alumni SMA Negeri Ngawi angkatan 1980 yang menyatakan bahwa pada tahun 1980 merupakan angkatan pertama dan belum punya kakak kelas pada waktu itu. Hal itu memang logis karena memang garis SMA Negeri Ngawi yang lama alias 1963 (lulusan 1966-1978) putus akibat kebijakan pemerintah menutup SMA Negeri Ngawi lama untuk mendirikan SMPP Ngawi dan kemudian tahun 1980 dibuka kembali SMA Negeri Ngawi yang baru. Selain itu adanya referensi riwayat kepala sekolah pertama yang menjabat pada tahun 1980 juga memperkuat bahwa berdirinya sekolah ini secara kelembagaan memang pada tahun 1980. Akhirnya tahun 1980 ini juga dijadikan patokan penetapan usia SMAN 1 Ngawi secara kelembagaan sekaligus untuk perayaan dies natalisnya.
Kebijakan membuka kembali SMA Negeri Ngawi pada tahun 1980 tersebut juga menyebabkan kerancuan karena memiliki nama yang sama dengan SMA Negeri Ngawi 1963 sekaligus menempati gedung yang sama pula. Selain itu banyak alumni SMA Negeri Ngawi meyakini bahwa SMA Negeri Ngawi baru 1980 itu merupakan terusan dari SMA Negeri lama 1963 walaupun sempat ditutup sebelum dibuka kembali tahun 1980 dan SMPP tidak ada hubungannya dengan SMA Negeri Ngawi karena SMPP adalah lembaga baru. Hanya saja guru-guru dan segala fasilitas SMA Negeri Ngawi diambil alih SMPP akibat kebijakan pemerintah pada waktu itu.
Perubahan Nama SMA dan konsekuensinya
1981 : Berdiri SMA Negeri 2 Ngawi di Kecamatan Widodaren.
1985 : Terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0353/O/1985 tentang Perubahan Nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) Menjadi Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA). Setelah 10 (sepuluh) tahun berdiri, SMPP Ngawi kembali berubah nama menjadi SMA. Karena pada waktu itu disamping SMPP juga sudah ada SMA Negeri Ngawi (Desa Beran) dan SMA Negeri 2 Ngawi (Widodaren), maka SMPP Ngawi berubah nama menjadi SMA Negeri 3 Ngawi (Klitik). Alasan kembali lagi ke SMA karena isu pada waktu itu banyak siswa yang tidak berminat mengambil jurusan keterampilan sehingga kurikulmnya kembali lagi seperti SMA.
1989 : Memperhatikan bertambahnya jumlah SMP dan SMA serta berkembangnya wilayah administrasi pemerintahan yang mengakibatkan perubahan batas dan nama kecamatan di Provinsi Jawa Timur, pemerintah melalui Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 0507/0/1989 tanggal 24 Agustus 1989 tentang Perubahan Nama Sekolah di Propinsi Jawa Timur memutuskan mengubah nama beberapa SMA di Jawa Timur salah satunya yaitu Kabupaten Ngawi yang terdiri dari:
Secara kelembagaan SMA Negeri Ngawi berdiri sejak 1980 di Kecamatan Ngawi dan menjadikan sekolah ini sekolah dengan nama "SMA" pertama di Ngawi karena pada waktu lembaga sejenis bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP). Baru menyusul 1 (satu) tahun kemudian yaitu 1981 berdiri SMA baru di Kecamatan Widodaren yang bernama SMA Negeri 2 Ngawi. Kemudian tahun 1985 menyusul SMA Negeri 3 Ngawi di Kecamatan Geneng yang merupakan perubahan dari SMPP Ngawi. Ketika terbit Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 0507/0/1989 tanggal 24 Agustus 1989 tentang Perubahan Nama Sekolah di Propinsi Jawa Timur, maka secara serentak ketiga sekolah tersebut memilki nama baru sesuai pada tabel.
Namun yang juga menjadi kontroversi hingga saat ini bahwa adanya aturan dari Depdiknas tentang penataan nomenklatur sekolah yang mengacu wilayah tempat sekolah berdiri ternyata tidak berlaku untuk SMAN 3 Ngawi yang seharusnya bernama SMAN 1 Geneng karena terletak di kecamatan Geneng. Nyatanya SMAN 3 Ngawi akhirnya berubah menjadi SMAN 2 Ngawi bukan SMAN 1 Geneng. Hal ini tidak sejalan dengan aturan Depdiknas dan jika melihat sekolah-sekolah lain seperti SMAN 2 Ngawi di kecamatan Widodaren yang menjadi SMAN 1 Widodaren, SMAN 2 Banywuangi menjadi SMAN 1 Giri, SMAN 1 Tulungagung menjadi SMAN 1 Kedungwaru dan lain sebagainya yang nama sekolahnya mengikuti lokasi sekolah tersebut berdiri.
1997 : Pada tahun 1997, nama SMA berubah menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum) dengan sistem penjurusan program Bahasa, IPA dan IPS dilakukan di kelas II akhir, sehingga SMU 1 Ngawi berubah menjadi SMA 1 Ngawi. Hal ini bedasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no 035/O/1997 Tentang perubahan nomenklatur SMA menjadi SMU serta Organisasi dan Tata Kerja SMU.
2004-sekarang : Pada tahun 2004, nama SMU yang sudah digunakan 10 (sepuluh) tahun berganti menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas) berkaitan dengan pemberlakuan KBK dengan sistem penjurusan dilakukan di kelas 11, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial dan Bahasa. Sehingga nama SMU 1 Ngawi kembali menjadi SMA 1 Ngawi hingga saat ini.
Kebijakan Kurikulum
Pada tahun 2006, diberlakukan Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan tetap mengacu pada basis kompetensi (basis hasil).
Pada tahun 2013, diberlakukan Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 sebagai kurikulum dengan basis kompetensi yang diperluas menjadi basis praksis kontekstual.
Pada tahun 2023, diberlakukan Kebijakan Implementasi Kurikukum Merdeka yang memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan peserta didik.
Daftar Kepala SMA Negeri 1 Ngawi
SMAN 1 Ngawi telah berganti Kepala Sekolah sampai beberapa kali. Berikut nama – nama Kepala SMA Negeri 1 Ngawi dihitung sejak 1980 atau ketika SMA Negeri Ngawi yang baru berdiri:
Sejarah Bangunan
Gedung SMA Negeri 1 Ngawi diresmikan pada tahun 1967 dengan nama SMA Negeri Ngawi yang terletak di desa Beran kecamatan Ngawi. Pada waktu itu gedung ini masih milik SMA Negeri Ngawi yang sebelumnya menempati pendopo Kabupaten Ngawi sejak 1963. Pada tahun 1975, gedung ini berubah hak penggunaannya oleh SMPP. Namun hal itu hanya berjalan 1 (satu) tahun karena pada tahun 1976-1979 secara berangsur-angsur SMPP pindah dan menempati gedung baru yang saat ini dikenal dengan SMA Negeri 2 Ngawi di Klitik.Sedangkan gedung ini pada 1980 akhirnya menjadi milik SMA Negeri Ngawi kembali setelah sebelumnya ditutup karena diganti SMPP, resminya pada tanggal 30 juli 1980. Pada 24 Agustus 1989 nama SMA Negeri Ngawi berubah menjadi SMA Negeri 1 Ngawi.
Gedung SMA Negeri 1 Ngawi terletak sangat strategis dan merupakan satu-satunya SMA Negeri di Ngawi kota. Lokasinya mudah dijangkau karena berdekatan dengan jalur kendaraan umum maupun pribadi. Gedung SMA Negeri 1 Ngawi terletak di antara kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan rumah dinas Sekda Ngawi. Gedung ini terdiri dari 2 lantai yang berbentuk persegi. Fakta menarik lainnya, gedung ini juga pernah digunakan oleh STM Persiapan Ngawi (sekarang SMK PGRI 1 Ngawi) yang pembelajarannya dilaksanakan pada siang hingga sore hari sejak tahun 1968 hingga 1989.
Fasilitas
Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 1 Ngawi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:
Kelas dengan proyektor LCD
Ruang Kepala sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Bimbingan Konseling
Ruang Fotokopi
Ruang Kesenian
Aula
UKS
Koperasi
Perpustakaan yang dilengkapi dengan komputer
Masjid
Rumah hijau (Green House)
Kantin
Toilet
Tempat parkir
Lapangan
Laboratorium Biologi
Laboratorium Fisika
Laboratorium Kimia
Laboratorium Komputer
Laboratorium Bahasa
Ruang Organisasi dan Ekstrakurikuler
Hotspot WiFi
dan lain-lain
Ekstrakurikuler
SMA Negeri 1 Ngawi memiliki banyak kegiatan pembinaan, organisasi dan ekstrakurikuler diantaranya :
Pembinaan akademik dan non akademik yang diselenggarakan oleh Puspresnas (KSN, KOSN, FLS2N, FIKSI, LDBI, NSDC, FELSI) dan lembaga kredibel lainnya.
OSIS
MPK
Paskibra
Pramuka
PMR
Majalah Sekolah
Teater
Modern Dance
Traditional Dance
Marching Band
Karawitan
Keroncong
Robotika
Paduan suara
Basket
Voli
Futsal
Bulu tangkis
Tenis meja
Hadrah
Samrah
Hafiz
Ju Jitsu
Karate
Smasa English Club
Kerohanian Islam
Kerohanian Kristen
Kerohanian katolik
Karya Ilmiah Remaja
Fotografi
Seni lukis
Seni musik
dan lain-lain
Kegiatan Kesiswaan
Tour Angkatan
Takbir Idul Adha
Ngawi Night Carnival
Peringatan Hari Guru
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Smasa Creativity
Kegiatan Tengah Semester (KTS) dan Kegiatan Akhir Semester (KAS)
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Hari Besar lainnya
Math and English Olympiad (MEO)
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS
Kegiatan pelepasan siswa kelas XII SMAN 1 Ngawi
dan lain-lain
Alumni
Alumni SMAN 1 Ngawi dinaungi dalam suatu wadah bernama Lingkar Alumni Smasa Ngawi (LINIMASA) diantaranya:
Brianata "The Farmer" Rosadhi, MMA Fighter
Eko Wardoyo, Kepala Staf Komando Distrik Militer (Kasdim) 0805 Ngawi
Aganta Ramadaanu, konten kreator, pedangdut
Referensi
2. http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20508480
3. http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id/portal/web/laman/datasekolah/1D8E9015E39F36AD2661 Diarsipkan 2016-03-07 di Wayback Machine.
4. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/6FB3F35D-D6FF-4726-828C-5D1DA8A51D36
5. http://blogger.smasangawi.or.id/2015/12/smasa-ngawi-tempo-dulu.html Diarsipkan 2016-09-18 di Wayback Machine.
Pranala luar
Website SMA Negeri 1 Ngawi
Official Twitter SMA Negeri 1 Ngawi
Kata Kunci Pencarian:
- SMA Negeri 1 Ngawi
- Ngawi, Ngawi
- SMA Negeri 1 Karangjati Ngawi
- SMA Negeri 2 Ngawi
- Prasetyo Hadi
- Slamet Somosentono
- SMA Negeri 5 Surabaya
- Ony Anwar Harsono
- Budi Sulistyono
- Kwadungan, Ngawi
- Ngawi (town)
- Bojonegoro District
- Rail transport in Indonesia