Stasiun Bogor (BOO), pada masa kolonial Belanda bernama Station Buitenzorg, adalah
Stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Nyi Raja Permas, Cibogor,
Bogor Tengah, Kota
Bogor.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +246 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta serta menjadi
Stasiun paling selatan dalam pengelolaan KAI Commuter di Jabodetabek.
Stasiun ini terletak di sebelah barat Alun-alun Kota
Bogor menghadap Istana
Bogor serta melayani kereta api komuter Commuter Line dengan jarak 54,6 km arah selatan dari Jakarta Kota.
Stasiun ini menjadi
Stasiun terminus untuk perjalanan Commuter Line yang melayani kawasan Jabodetabek. Selesai dibangun pada tahun 1881,
Stasiun ini awalnya menghadap ke arah timur. Namun dengan berkembangnya KRL Commuter Line yang semakin padat, pintu keberangkatan untuk penumpang Commuter Line dipindahkan ke arah barat. Sejak 17 Desember 2021, kedua pintu sama-sama dioperasikan.
Stasiun ini disibukkan oleh kaum penglaju dari
Bogor menuju Jakarta. Saat ini
Stasiun ini melayani KRL Red Line dari dan tujuan Jakarta Kota. Sejak adanya perubahan pelayanan KRL CommuterLine Jabodetabek di
Stasiun ini menjelang pertengahan 2022, per 1 Juni 2022 kereta api Pangrango yang sebelumnya hanya melayani langsiran kini melayani penumpang secara reguler.
Sejarah
Pada awal tahun 1870-an, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij membangun
Stasiun di Buitenzorg sebagai bagian terakhir dari jalur kereta api Batavia–Buitenzorg yang menghubungkan Kleine Boom dengan Buitenzorg.
Stasiun ini dibuka untuk pertama kalinya untuk umum pada 31 Januari 1873. Tidak kurang dari 40 tahun pertama,
Stasiun ini dikelola oleh NIS.
Tahun 1881, Staatsspoorwegen (SS) membangun
Stasiun Buitenzorg yang kedua sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api
Bogor–Bandung–Banjar–Kutoarjo–Yogyakarta. Pembangunan jalur kereta api ini mengharuskan adanya peran pemerintah mengingat biaya pembangunannya lebih mahal daripada pembangunan lintas datar. Dengan menunjuk David Maarschalk sebagai kepala jawatan, dibangunlah jalur kereta api tahap pertama SS, yaitu pembangunan lintas selatan Jawa serta pembangunan jalur Surabaya–Pasuruan–Malang. Per 5 Oktober 1881, jalur kereta api segmen pertama,
Bogor–Cicurug, telah selesai. Per tanggal 17 Mei 1884, jalur telah sampai di Bandung.
Pada tahun 1913 jalur kereta api Batavia–Buitenzorg dibeli oleh SS. Dahulu, sebuah lapangan luas bernama Taman Wilhelmina pernah menjadi bagian dari
Stasiun Bogor.
Renovasi
Stasiun pernah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2009. Bangunan
Stasiun yang bertuliskan "1881" ini, yang menghadap Jalan Nyi Raja Permas ini pernah tidak difungsikan sebagai pintu masuk
Stasiun untuk umum dengan pintu
Stasiun dipindah menghadap Jalan Mayor Oking.
Setelah bertahun-tahun tidak dilayani, bangunan lama
Stasiun yang menghadap arah timur ini dibuka kembali pada tanggal 17 Desember 2021. Pintu timur ini menghadap Alun-alun Kota
Bogor. Pintu keberangkatan sisi timur
Stasiun terintegrasi langsung dengan alun-alun tersebut. Untuk mendukung operasional pintu timur, KAI Commuter membangun satu kotak loket di pintu masuk, sepuluh e-gate, dan dua vending machine pada hall bangunan
Stasiun.
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki dua bangunan yang berdampingan. Bangunan utamanya adalah bangunan area masuk ke
Stasiun, lobi, kantor administrasi, tempat penjualan tiket, dan fasilitas lainnya. Sementara itu, bangunan keduanya adalah bangunan overcapping yang menaungi peron dan dua jalur kereta api.
Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api. Jalur 3 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Depok–Jakarta sekaligus sepur raya jalur tunggal arah Cianjur–Padalarang. Jalur 5 merupakan sepur lurus jalur ganda dari Depok–Jakarta.
= Arsitektur bangunan lama Stasiun
=
Stasiun ini kental dengan nuansa Eropa; kaya akan ornamental geometris seperti awan, kaki-kaki singa, dan relung yang terpengaruh gaya Yunani Klasik dengan unsur simetris dan serba geometris. Gaya bangunan
Stasiun adalah Indische Empire dengan sentuhan pintu masuk dan lobi utama bergaya Neoklasik
Pada ruang VIP berdiri prasasti dari marmer setinggi 1 meter. Monumen ini sebagai simbol tanda ucapan selamat dari para karyawan SS kepada David Maarschalk yang memasuki masa pensiun atas usahanya mengembangkan jalur kereta api di Jawa. Prasasti ini dibuat sebagai pengganti patung David Maarschalk yang dulunya berada di tempat prasasti ini.
Bentuk atap pelana dan gerbang melengkung pada fasad depan memberikan kesan anggun bangunan. Dindingnya berupa bata plesteran dengan guratan bergaris serta adanya moulding cornice yang membingkai atap jurai di atasnya. Jendela dan pintu terbuat dari kayu dengan ukuran yang kuat sehingga memberikan kesan klasik bangunan. Peron
Stasiun dipayungi overcapping yang terbuat dari besi bergelombang yang ditopang kerangka baja.
Stasiun ini memiliki dua lantai yang dihubungkan dengan tangga meliuk-liuk.
Saat ini, meski bangunan utama
Stasiun relatif tidak berubah, overcapping
Stasiun telah mengalami perubahan. Tritisan atap
Stasiun kini telah sebagian dilubangi dan dipotong, dan kerangka bajanya juga diiris sebagian di atas jalur 3 untuk mengakomodasi kabel listrik aliran atas saat KRL Batavia–Buitenzorg dioperasikan. KRL tersebut mulai beroperasi tahun 1925 untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.
= Ciri khas
=
Seperti di
Stasiun Cikampek dan Karawang,
Stasiun Bogor mempunyai bel kedatangan kereta api, yaitu lagu pop Sunda, "Manuk Dadali" dan lagu tradisional, "Sabilulungan" dalam dikemas instrumental.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di
Stasiun ini sesuai Gapeka 2023.
= Aglomerasi
=
= Komuter
=
Antarmoda pendukung
Insiden
Pada 30 Agustus 2022, sebuah mobil angkutan umum kota (angkot) dengan nomor rute 08 jurusan Citeureup-Pasar Anyar diduga mengalami rem blong di perlintasan kereta api di Jalan Kebon Pedes di petak
Bogor-Cilebut. Angkot pun tertabrak KRL Commuter Line arah Jakarta Kota dengan nomor KA 4073 hingga terguling ke pinggir rel. Beruntung sang sopir sempat berhasil keluar sebelum angkot tertemper kereta tersebut. Akibatnya, beberapa perjalanan KRL mengalami pengalihan sehingga terjadi penumpukan penumpang di
Stasiun Bogor dan sejumlah
Stasiun lainnya.
Galeri
Referensi
Lihat pula
Stasiun Bogor Paledang
Kereta api Pangrango
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api
(Indonesia) Jadwal KRL Commuter Line