Stasiun Gedungratu (GDR) adalah
Stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +117 meter ini termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang; merupakan
Stasiun kereta api yang lokasinya paling selatan di Kabupaten Lampung Selatan dan berada pada ketinggian tertinggi di Divre IV.
Stasiun ini diresmikan kembali pada tahun 2014 dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan angkutan batu bara sesuai dengan pencapaian target.
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus, sedangkan jalur 1 dan 2 merupakan sepur badug yang biasanya diisi gerbong-gerbong datar.
Pada hari Selasa, 20 Mei 2014, telah dilakukan uji coba operasi
Stasiun ini selama 10 hari dan dilanjut dengan pengoperasiannya. Sebelumnya
Stasiun ini bernama
Stasiun Hajimenah. Namun, namanya direvisi menjadi
Gedungratu karena Hajimenah merupakan nama desa di Jalan Raya Lintas Sumatra yang wilayahnya tidak sampai lintas rel serta juga adanya permintaan entitas adat yang berada di lahan
Stasiun. Nama
Stasiun ini resmi direvisi bersamaan dengan peresmian sepuluh
Stasiun baru lainnya di Subdivre III.1 dan Subdivre III.2 (kini Divre III Palembang dan Divre IV Tanjung Karang).
Letak
Stasiun ini cukup strategis, mengingat
Stasiun ini berdekatan dengan Perumahan Bataranila dan objek wisata Tabek Indah. Meski demikian, tidak ada kereta api yang berhenti di
Stasiun ini, kecuali jika terjadi persilangan dan penyusulan antarkereta api.
Insiden
Pada tanggal 13 Oktober 2015, KA Babaranjang dengan nomor KA 3007 anjlok saat memasuki emplasemen
Stasiun ini. Tidak ada korban jiwa, tetapi akibat anjlokan tersebut, tujuh gerbong anjlok dan terguling sebanyak 14 as, begitu pula dengan wesel dan prasarana perkeretaapian lainnya. Proses evakuasi terhadap kedua rangkaian KA yang anjlok tersebut selesai dilakukan pada pukul 13.10 WIB tanggal 14 Oktober 2015 dan menyebabkan seluruh perjalanan KA dibatalkan.
Pada tanggal 17 November 2021, seorang bayi berusia 1,5 tahun tewas tertabrak KA Babaranjang bernomor KA 3062A melintas langsung di jalur 2
Stasiun ini. Diduga bayi tersebut merangkak ke arah rel saat KA akan melintas sehingga tabrakan tak terhindarkan meskipun masinis sudah membunyikan suling lokomotif berulang-ulang.
Pada tanggal 4 Januari 2022, lokomotif KA Babaranjang dengan nomor KA 3021A anjlok di wesel
Stasiun ini saat berangkat menuju
Stasiun Tarahan. Proses evakuasi lokomotif CC 205 11 04 dan CC 205 13 03, yang masing-masing anjlok 1 as, berlangsung selama satu jam dengan menggunakan dongkrak. Tidak ada korban jiwa, tetapi perjalanan KA sempat terganggu selama dua jam dan mengakibatkan KA S12A Rajabasa mengalami keterlambatan hingga 110 menit.
Galeri
Referensi