Stenosis aorta adalah kelainan katup jantung yang terjadi akibat degenerasi atau kalsifikasi pada katup
aorta. Usia pasien yang terkena
Stenosis aorta rata-rata pada usia dewasa hingga usia tua. Anestesi terhadapt
Stenosis aorta dapat dilakukan dengan manajemen peroperatif maupun intraoperatif. Risiko terkena
Stenosis aorta lebih tinggi bagi perokok, laki-laki, serta penderita hipertensi, diabetes, dan gagal ginjal.
Stenosis aorta dapat mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya.
Penyebab
Stenosis aorta merupakan jenis kelainan katup jantung yang terjadi akibat degenerasi atau kalsifikasi daun katup
aorta. Kelainan ini tergolong sebagai penyakit idiopatik. Di Eropa dan Amerika Utara, kasus
Stenosis aorta utamanya terjadi akibat kalsifikasi. Pasiennya sebagian besar berusia dewasa hingga tua. Sekitar 2–7% kasus dialami oleh pasien yang berusia lebih dari 65 tahun.
Anestesi
Prinsip dasar anestesi stenonis
aorta pada pemeriksaan dengan manajemen peroperatif adalah mengutamakan penentuan derajat penyakit. Pemeriksaan ini bersamaan dengan pemeriksaan riwayat keluhan pasien yang meliputi nyeri dada, sesak napas, dan penyakit rematik. Prinsip anestesi ini adalah sama untuk pasien yang mengalami operasi kardiak maupun nonkardiak. Sementara pada manajemen intraoperatif, tindakan anestesi yang diutamakan adalah mempertahankan status kestabilan hemodinamik dan keluaran kardiak.
Risiko
Stenosis aorta mengakibatkan resusitasi jantung paru ketika henti jantung tidak dapat dilakukan. Kelainan ini membuat perfusi sistemik yang adekuat tidak dapat dihasilkan. Risiko yang ditimbulkan adalah kematian mendadak dengan risiko sebesar 15–20%. Terjadinya Stenonis
aorta menjadi salah satu indikasi untuk melakukan penggantian katup jantung. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena
Stenosis aorta antara lain kebiasaan merokok dan berjenis kelamin laki-laki. Ada pula penyakit yang turut meningkatkan risiko erkena
Stenosis aorta yaitu hipertensi, kolesterol meningkat, diabetes dan gagal ginjal.
Referensi