- Source: Subjek-objek-verba
Dalam tipologi linguistik, bahasa subjek-objek-verba (SOV) adalah bahasa yang urutan unsur struktur kalimatnya berupa atau biasanya berupa subjek, objek, dan verba. Jika bahasa Indonesia adalah bahasa SOV, maka "Adi lantai menyapu" akan menjadi kalimat yang umum, alih-alih "Adi menyapu lantai". Tipologi ini juga dipakai untuk menjelaskan bahasa ergatif seperti bahasa Adyghe dan Basque yang memiliki agen sebagai pengganti subjek sehingga urutannya menjadi agen-objek-verba.
Penggunaan
Di antara bahasa-bahasa alami yang mementingkan urutan unsur kalimat, SOV merupakan jenis urutan yang paling banyak digunakan, diikuti oleh subjek-verba-objek (SVO).
Bahasa yang menggunakan struktur SOV meliputi bahasa Afrikaans, Ainu, Akkadia, Amhara, Armenia, Assam, Aymara, Azerbaijan, Basque, Bengali, Burushaski, rumpun bahasa Dogon, Elam, Yunani Kuno, Hindi, Het, Hopi, Hungaria, rumpun bahasa Ijoid, Itelmen, Jepang, Kazakh, Korea, Kurdi, Latin Klasik, Manchu, rumpun bahasa Mande, Marathi, Mongolia, Myanmar, Navajo, Nepali, Newar, Nivkh, Nobiin, Pali, Pashtun, Persia, Punjabi, Quechua, Sanskerta, rumpun bahasa Senufo, Seri, Sisilia, Sindhi, Sinhala dan sebagian besar anggota rumpun bahasa Indo-Iran lainnya, Somali dan anggota rumpun bahasa Kushi lainnya, Sumeria, Tagalog, Tibet dan hampir semua anggota rumpun bahasa Tibeto-Burma lainnya, Kannada, Malayalam, Tamil, Telugu, dan semua anggota rumpun bahasa Dravida lainnya, Tigrinya, rumpun bahasa Turk, Turki, Urdu, Yukaghir, serta hampir semua anggota rumpun bahasa Kaukasus.
Struktur kalimat baku bahasa Mandarin adalah SVO, tetapi untuk menyusun kalimat sederhana dengan konteks yang jelas, urutan unsur kalimatnya dapat dibolak-balik sehingga memungkinkan terbentuknya struktur SOV maupun OSV. Sementara itu, bahasa Belanda dan Jerman dianggap berstruktur SVO dalam tipologi konvensional, tetapi SOV dalam tata bahasa generatif.
Ciri-ciri
Bahasa-bahasa SOV memiliki kecenderungan kuat menggunakan posposisi daripada preposisi, meletakkan verba bantu setelah verba tindakan, meletakkan frasa nominal genitif sebelum nomina, meletakkan nama sebelum gelar atau sebutan (misalnya "Tatik Ibu" dan "Jono Kopral", alih-alih "Ibu Tatik" dan "Kopral Jono"), dan memberi subordinator pada akhir klausa subordinat. Bahasa-bahasa tersebut juga memiliki kecenderungan cukup kuat meletakkan adjektiva demonstratif sebelum nomina yang dimodifikasi. Klausa relatif yang mendahului nomina yang dirujuk biasanya menandakan struktur kalimat SOV, tetapi tidak berlaku sebaliknya: umumnya bahasa-bahasa SOV menggunakan klausa relatif prenominal dan posnominal secara berimbang. Bahasa-bahasa itu tampaknya juga memiliki kecenderungan menggunakan susunan frasa adposisional waktu-cara-tempat.
Contoh
= Albania
== Azerbaijan
== Basque
=Bahasa Basque tidak memiliki subjek, tetapi agen dengan urutan agen-objek-verba dalam klausa transitif:
= Myanmar
=Bahasa Myanmar merupakan bahasa analitis.
= Tionghoa
=Umumnya, semua anggota rumpun bahasa Tionghoa berstruktur kalimat SVO. Akan tetapi, terutama dalam bahasa Mandarin, penggunaan struktur SOV juga dapat diterima, bahkan ada aturan khusus untuk menyusun kalimat berstruktur SOV.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Subjek-objek-verba
- Verba
- Verba-subjek-objek
- Verba-objek-subjek
- Objek-verba-subjek
- Subjek-verba-objek
- Urutan kata
- Kata kerja mental
- Frasa verba
- Kalimat