Sukajaya adalah sebuah kecamatan di Kota
Sabang, Provinsi Aceh, Indonesia. Wilayahnya terletak di Pulau Weh seluas 80 km2. Kecamatan Sukajaya dibentuk tahun 1979 dengan 10 gampong (desa). Wilayahnya dikelompokkan menjadi 4 mukim. Pada tahun 2015, jumlah penduduk di Kecamatan Sukajaya mencapai 16.831 jiwa. Penduduk di Kecamatan Sukajaya terdiri dari beragam kelompok etnis. Bahasa yang dipertuturkan antara lain bahasa Aceh dan bahasa Jawa. Pekerjaan penduduk meliputi bidang pertanian, perikanan dan industri. Di Kecamatan Sukajaya terdapat kawasan perlindungan hutan bakau dan laut. Selain itu, wilayah Kecamatan Sukajaya merupakan kawasan wisata khususnya pantai dan permandian air panas. Di Kecamatan Sukajaya terdapat fasilitas umum berupa Bandar Udara Maimun Saleh. Ada pula objek wisata sejarah seperti Masjid Babuttaqwa. Kecamatan Sukajaya rawan mengalami bencana alam, khususnya erosi dan tsunami.
Pembagian administrasi wilayah
Kecamatan Sukajaya merupakan salah satu dari dua kecamatan di Kota
Sabang. Luas wilayahnya adalah 80 km2. Wilayah Kecamatan Sukajaya berada di Pulau Weh.
Pembentukan Kecamatan Sukajaya ditetapkan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1979 tentang Pembentukan Kecamatan-Kecamatan Sukakarya dan Sukajaya di Wilayah Kotamadya Tingkat II
Sabang. Tujuan pembentukannya untuk pembinaan wilayah di Kotamadya Daerah Tingkat II
Sabang. Wilayah Kecamatan Sukajaya kemudian ditetapkan terbagi menjadi 10 desa. Desa-desa ini disebut sebagai gampong.
Kesepuluh gampong di Kecamatan Sukajaya dikelompokkan dalam 4 mukim, yaitu Mukim Ie Meulee, Mukim Cot Ba'U, Mukim Balohan dan Mukim Paya. Mukim Ie Meulee meliputi Desa Ie Meulee, Desa Ujoeng Kareung, dan Desa Anoe Itam. Mukim Cot Ba'U meliputi Desa Cot Ba'U dan Desa Cot Abeuk. Mukim Balohan meliputi Desa Balohan dan Desa Jaboi. Mukim Paya meliputi Desa Paya, Desa Keuneukai, dan Desa Beurawang. Ibu kota Kecamatan Sukajaya ditetapkan di Desa Balohan.
= Desa Anoi Itam
=
Desa Anoe Itam berada di bagian timur Kota
Sabang.
= Desa Jaboi
=
Luas wilayah Desa Jaboi adalah 490,14 Ha. Desa Jaboi memiliki banyak objek wisata meliputi gunung berapi, pemandian air panas, dan menara mercusuar. Selain itu terdapat Taman Pasi dan Pantai Batee Tamon.
Kawasan perlindungan
= Hutan bakau
=
Sejak tahun 2003, hutan bakau di Kecamatan Sukajaya mengalami kerusakan parah. Kerusakan ini disebabkan oleh perluasan areal tambak dan pengambilan kayu bakau untuk dibuat sebagai arang dan bahan bangunan. Pengalihan lahan juga menjadi penyebab kerusakan hutan bakau. Lahan dialihkan fungsinya menjadi permukiman, industri dan pelabuhan. Penyebab lainnya adalah perubahan kualitas air akibat pencemaran oleh minyak dan pestisida atau air laut.
= Kawasan lindung laut
=
Kawasan lindung laut di Kecamatan Sukajaya seluas 3.217,8 Ha. Lokasinya di pesisit timur Pulau Weh. Lahan ini terletak di dua desa, yaitu Desa Ie Meulee dan Desa Ujung Kareung.
Kawasan rawan bencana
= Rawan bencana erosi
=
Wilayah Kecamatan Sukajaya memiliki kerawanan bencana akibat erosi yang tinggi. Karena curah hujan di kecamatan ini tinggi dan hutan di wilayahnya telah mengalami kerusakan. Topografi wilayah Kecamatan Sukajaya berbentuk bukit dan gunung sehingga menambah kerawanan bencana akibat erosi. Kerusakan lingkungan dapat terjadi pada erosi di permukaan tebing danau. Pada elevasi jalan juga rawan longsor khususnya yang menuju ke Desa Balohan.
= Rawan bencana tsunami
=
Kawasan rawan bencana tsunami di Kecamatan Sukajaya seluas 134,29 Ha. Desa-desa yang rawan mengalami bencana tsunami meliputi Desa Ie Meulee, Desa Ujoeng Kareung, Desa Anoe Itam, Desa Balohan, Desa Jaboi, Desa Beurawang, Desa Keuneukai, dan Desa Paya.
Kependudukan
= Jumlah penduduk
=
Pada tahun 2015, jumlah penduduk di Kecamatan Sukajaya sebanyak 16.831 jiwa. Kepadatan penduduknya adalah 277 jiwa/km2. Penduduk di Kecamatan Sukajaya berasal dari beragam kelompok etnis.
= Mata pencaharian
=
Pertanian
Kecamatan Sukajaya merupakan wilayah produksi salak terluas di Provinsi Aceh. Areal pertanian utamanya di Desa Balohan.
Perikanan
Beberapa desa di Kecamatan Sukajaya menjadi tempat pendaratan ikan hasil tangkapan. Jenis ikan yang ditangkap meliputi ikan demersal dan ikan pelagis berukuran besar maupun kecil. Lokasi pendaratannya di Desa Ie Meulee, Desa Beurawang dan Desa Jaboi.
Industri
Masyarakat di Kecamatan Sukajaya memiliki dua jenis industri, yaitu industri rumah tangga dan industri kerajinan. Industri rumah tangga meliputi industri pembuatan tahu dan tempe, minyak kelapa dan bubuk kopi. Penduduk juga membuat roti, kue basah, keripik pisang, keripik ubi dan limun. Ada juga industri pengasapan kopra. Sementara jenis industri kerajinan di Kecamatan Sukajaya meliputi pembuatan sapu lidi, sapu ijuk dan kerajinan rotan. Ada pula industri pembuatan arang batok, sabut kelapa, dan alat rumah tangga dari bahan kayu.
= Bahasa
=
Di Desa Cot Abeuk, penduduknya menggunakan bahasa Aceh. Sementara bahasa Jawa dipertuturkan di Desa Keneukai.
Objek wisata
Objek wisata di Kecamatan Sukajaya ada dua jenis, yaitu pantai dan permandian air panas. Pantai-pantai yang ada di Kecamatan Sukajaya meliputi Pantai Pasir Putih, Pantai Anoi Itam, Pantai Sumur Tiga, Pantai Tapak Gajah, Pantai Balohan, Pantai Chum, Pantai Reuteuk, dan Pantai Aroun. Sementara permandian air panas berada di Desa Jaboi dan Desa Keuneukai.
Objek sejarah
= Masjid Babuttaqwa
=
Masjid Babuttaqwa didirikan pada tahun 1915 dan merupakan masjid tertua kedua di Kota
Sabang setelah Masjid Baiturahim. Pendirinya adalah Ulee Balang dan qadi dari Kesultanan Aceh yang berkuasa di wilayah Kota
Sabang. Nama Ulee Balang tersebut adalah Teuku Abbas, sedangkan qadinya bernama Tengku Yusuf. Keduanya memimpin administrasi pemerintahan dan urusan keagamaan di wilayah Kecamatan Sukajaya. Masjid Babuttaqwa telah mengalami sekitar lima kali pemugaran besar maupun kecil.
Fasilitas umum
= Kawasan Bandar Udara Maimun Saleh
=
Kawasan Bandar Udara Maimun Saleh merupakan salah satu kawasan untuk masuk ke wilayah Kecamatan Sukajaya. Lokasinya berbatasan dengan Kecamatan Sukakarya.
Referensi
= Catatan kaki
=
= Daftar pustaka
=
Pemerintah Kota
Sabang (2007). Status Lingkungan Hidup Daerah Kota
Sabang Tahun 2007 (PDF).
Sabang: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDALDA) Kota
Sabang.
Safarin, dkk. (2017). Masterplan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kota
Sabang, Provinsi Aceh (PDF). Jakarta: Direktorat Perencanaan Ruang Laut.