Tari bondan ini berasal dari Surakarta,Jawa Tengah.Tarian ini menceritakan bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya melalui menggendong bayi dengan payung terbuka dengan hati-hati dan perhatian.
Menurut legenda yang berkembang di Lereng barat Gunung Merapi (Kecamatan Dukun, Salam, Sawangan),
Tari bondan adalah
Tari untuk mengingat sosok Nyai
bondan Kejawan, pengasuh Dewi Sri, Ibu kesuburan dalam mitologi Jawa. Bayi yang digendong penari melambangkan Dewi Sri yang selepas tercipta dari telur yang dikulum naga Antaboga, lalu dititipkan pada keluarga petani, Kyai dan Nyai
bondan Kejawan.
Dalam kisah selanjutnya, ketika padi yang tumbuh dari pusara Dewi Sri terus berusaha dimakan oleh Bathara Kala,Kyai
bondan, sayng bapa pengasuh kemudian menjelma menjadi rumput kejawan yang biasa tumbuh di sela tanaman padi. Ia mengorbankan diri agar burung jelmaan Kala terlebih dahulu memangsa dirinya daripada bulir-bulir padi penjelmaan Dewi Sri.[1]
Legenda ini tersebar dari mulut ke mulut dan terus dituturkan pada sesepuh desa di kawasan tersebut. Kisah ini menunjukkan
Tari bondan sebagai salah satu tarian mistik dalam kosmologi masyarakat jawa.
Cara melakukan Tarian Tari bondan
Tari bondan ini dapat dilakukan oleh seorang wanita dengan menggendong boneka bayi dengan payung teerbuka yang harus hati-hati karena dia menari di atas kendi dan kendi itu tidak boleh sampai pecah.
Tarian
Tari bondan ini mempunyai properti tariannya sendiri yaitu
Tari bondan yaitu:
Boneka Bayi Mainan
Payung
Kendi
Tarian
Tari bondan ada tiga jenis yaitu:
Tarian
Tari bondan Cindogo
Tarian
Tari bondan Mardisiwi
Tarian
Tari bondan Pegunungan/Tani
Tarian
Tari bondan memiliki ciri khas tariannya sendri yaitu:
mengenakan pakaian gadis seperti gadis desa
Menggendong tenggok
memakai Caping
Membawa alat pertanian
Referensi
bukahalaman.blogspot.com/2011/03/
Tari-
bondan-jawa-tengah.html
WP:S2014-15
Salam,