- Source: Teorema dasar kalkulus
Teorema dasar kalkulus menjelaskan relasi antara dua operasi pusat kalkulus, yaitu pendiferensialan dan pengintegralan.
Bagian pertama dari teorema ini, kadang disebut sebagai teorema dasar kalkulus pertama, menunjukkan bahwa sebuah integral tak tentu dapat dibalikkan menggunakan pendiferensialan.
Bagian kedua, kadang disebut sebagai teorema dasar kalkulus kedua, mengizinkan seseorang menghitung integral tertentu sebuah fungsi menggunakan salah satu dari banyak antiturunan. Bagian teorema ini memiliki aplikasi yang sangat penting, karena ia dengan signifikan mempermudah perhitungan integral tertentu.
Teorema dasar kalkulus kadang-kadang juga disebut sebagai Teorema dasar kalkulus Leibniz atau Teorema dasar kalkulus Torricelli-Barrow.
Sejarah
Penyataan yang pertama kali dipublikasikan dan bukti matematika dari versi terbatas teorema dasar ini diberikan oleh James Gregory (1638-1675). Isaac Barrow (1630-1677) membuktikan versi umum bagian pertama teorema ini, sedangkan murid Barrow, Isaac Newton (1643-1727) menyelesaikan perkembangan dari teori matematika di sekitarnya. Gottfried Leibniz (1646–1716) menyistematisasi ilmu ini menjadi kalkulus untuk kuantitas infinitesimal.
Pengertian geometri
Untuk suatu fungsi kontinu
y
=
f
(
x
)
{\displaystyle y=f(x)}
yang grafiknya digambar sebagai kurva, setiap nilai
x
{\displaystyle x}
memiliki fungsi luas berpadanan
A
(
x
)
{\displaystyle A(x)}
yang mewakilkan luas di bawah kurva
f
(
x
)
{\displaystyle f(x)}
antara
0
{\displaystyle 0}
dan
x
{\displaystyle x}
. Fungsi
A
(
x
)
{\displaystyle A(x)}
tidak diketahui, tetapi mengingat bahwa fungsi tersebut mewakilkan luas di bawah kurva.
Luas di bawah kurva antara
x
{\displaystyle x}
dan
x
+
h
{\displaystyle x+h}
dapat dihitung dengan mencari luas di antara
0
{\displaystyle 0}
dan
x
+
h
{\displaystyle x+h}
, lalu mengurangi luas di antara
0
{\displaystyle 0}
dan
x
{\displaystyle x}
. Dengan kata lain, luas "strip" adalah
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
{\displaystyle A(x+h)-A(x)}
.
Ada cara lain untuk mengestimasi luas strip tersebut. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar di samping,
h
{\displaystyle h}
dikali
f
(
x
)
{\displaystyle f(x)}
memperoleh luas persegi panjang yang kira-kira sama dengan luas strip. Jadi:
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
≈
f
(
x
)
⋅
h
{\displaystyle A(x+h)-A(x)\approx f(x)\cdot h}
Nyatanya, estimasi ini mendekati kesamaan yang sempurna jika kita menambah bagian luas tambahan yang berwarna merah seperti di gambar. Jadi:
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
=
f
(
x
)
⋅
h
+
(
Luas tambahan berwarna merah
)
{\displaystyle A(x+h)-A(x)=f(x)\cdot h+({\text{Luas tambahan berwarna merah}})}
Dengan menyusun bentuk memperoleh:
f
(
x
)
=
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
h
−
Luas tambahan berwarna merah
h
{\displaystyle f(x)={\frac {A(x+h)-A(x)}{h}}-{\frac {\text{Luas tambahan berwarna merah}}{h}}}
.
Ketika
h
{\displaystyle h}
mendekati
0
{\displaystyle 0}
di limit, pecahan yang terakhir dapat ditunjukkan mendekati nol. Ini benar karena luas daerah tambahan berwarna merah lebih kecil sama dengan luas dari batas persegi panjang hitam. Lebih tepatnya,
|
f
(
x
)
−
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
h
|
=
|
Luas tambahan berwarna merah
|
h
≤
h
(
f
(
x
+
h
1
)
−
f
(
x
+
h
2
)
)
h
=
f
(
x
+
h
1
)
−
f
(
x
+
h
2
)
{\displaystyle \left|f(x)-{\frac {A(x+h)-A(x)}{h}}\right|={\frac {|{\text{Luas tambahan berwarna merah}}|}{h}}\leq {\frac {h(f(x+h_{1})-f(x+h_{2}))}{h}}=f(x+h_{1})-f(x+h_{2})}
,
dengan
x
+
h
1
{\displaystyle x+h_{1}}
dan
x
+
h
2
{\displaystyle x+h_{2}}
adalah masing-masing titik ketika
f
{\displaystyle f}
mendekati nilai maksimum dan minimum di selang
[
x
,
x
+
h
]
{\displaystyle [x,x+h]}
. Melalui kekontinuan
f
{\displaystyle f}
, bentuk terakhir mendekati nol sama seperti
h
{\displaystyle h}
. Karena itu, ruas kiri mendekati nol sama seperti
h
{\displaystyle h}
.
f
(
x
)
=
lim
h
→
0
A
(
x
+
h
)
−
A
(
x
)
h
{\displaystyle f(x)=\lim _{h\to 0}{\frac {A(x+h)-A(x)}{h}}}
Ini menyiratkan
f
(
x
)
=
A
′
(
x
)
{\displaystyle f(x)=A'(x)}
. Artinya, turunan fungsi luas
A
(
x
)
{\displaystyle A(x)}
sama dengan fungsi asalnya,
f
(
x
)
{\displaystyle f(x)}
. Demikian juga, fungsi luasnya adalah antiturunan fungsi asalnya. Dengan menghitung turunan fungsi dan mencari luas di bawah kurvanya merupakan operasi "kebalikan". Pengertian ini merupakan bagian terpenting mengenai Teorema Dasar Kalkulus.
Intuisi
Secara intuitif, teorema ini dengan sederhana menyatakan bahwa jumlah perubahan infinitesimal suatu kuantitas terhadap waktu (atau terhadap kuantitas lainnya) akan menumpuk menjadi perubahan total kuantitas.
Untuk memahami pernyataan ini, diberikan sebuah contoh: Misalkan sebuah partikel berpindah mengikuti garis lurus dengan posisinya diberikan sebagai x(t), dengan t adalah waktu dan x(t) berarti x adalah fungsi dari t. Turunan dari fungsi ini sama dengan perbuahan infinitesimal kuantitas, dx, per perubahan infinitesimal waktu, dt (tentu saja turunannya sendiri tergantung pada waktu). Didefinisikan pula perubahan jarak terhadap perubahan waktu ini sebagai kecepatan v partikel. Dalam notasi Leibniz:
d
x
d
t
=
v
(
t
)
.
{\displaystyle {\frac {dx}{dt}}=v(t).}
Dengan menata ulang persamaan ini, terlihat bahwa:
d
x
=
v
(
t
)
d
t
.
{\displaystyle dx=v(t)\,dt.}
Dengan logika di atas, sebuah perubahan x (atau Δx) adalah jumlah dari perbuahan infinitesimal dx. Ia juga sama dengan jumlah dari hasil kali infinitesimal dari turunan dan waktu. Penjumlahahan takterhingga ini adalah pengintegralan; sehingga operasi penginteralan mengizinkan pemulihan fungsi semula dari turunannya. Dengan pemikiran yang sama, operasi ini juga dapat bekerja terbalik ketika kita menurunkan hasil dari sebuah integral untuk memulihkan turunan semula.
Pernyataan formal
Terdapat dua bagian teorema dasar kalkulus. Secara kasar, bagian pertama berkutat pada turunan sebuah antiturunan, sedangkan bagian kedua berkutat pada relasi antara antiturunan dan integral tertentu.
= Bagian pertama
=Bagian ini kadang-kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus pertama.
Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan pada sebuah interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah fungsi yang didefinisikan, untuk semua x pada [a, b], dengan
F
(
x
)
=
∫
a
x
f
(
t
)
d
t
.
{\displaystyle F(x)=\int _{a}^{x}f(t)\,dt\,.}
Maka F adalah kontinu pada [a, b], terdiferensialkan (differentiable) pada interval terbuka (a, b), dan
F
′
(
x
)
=
f
(
x
)
{\displaystyle F'(x)=f(x)\,}
untuk semua x pada (a, b)
= Bagian kedua
=Bagian ini kadang-kadang dirujuk sebagai teorema dasar kalkulus kedua atau aksioma Newton–Leibniz.
Misalkan f adalah sebuah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah antiturunan dari f, yakni salah satu dari fungsi-fungsi yang tak terhingga banyaknya yang untuk semua x pada [a, b],
f
(
x
)
=
F
′
(
x
)
.
{\displaystyle f(x)=F'(x)\,.}
Maka
∫
a
b
f
(
x
)
d
x
=
F
(
b
)
−
F
(
a
)
.
{\displaystyle \int _{a}^{b}f(x)\,dx=F(b)-F(a)\,.}
Korolari
Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada sebuah interval tertutup [a, b]. Misalkan juga F adalah sebuah fungsi yang untuk semua x pada [a, b],
f
(
x
)
=
F
′
(
x
)
.
{\displaystyle f(x)=F'(x)\,.}
Maka untuk semua x pada [a, b],
F
(
x
)
=
∫
a
x
f
(
t
)
d
t
+
F
(
a
)
{\displaystyle F(x)=\int _{a}^{x}f(t)\,dt+F(a)}
dan
f
(
x
)
=
d
d
x
∫
a
x
f
(
t
)
d
t
.
{\displaystyle f(x)={\frac {d}{dx}}\int _{a}^{x}f(t)\,dt\,.}
Contoh
Misalkan kita perlu menghitung
∫
2
5
x
2
d
x
.
{\displaystyle \int _{2}^{5}x^{2}\,dx.}
Di sini,
f
(
x
)
=
x
2
{\displaystyle f(x)=x^{2}}
dan kita dapat menggunakan
F
(
x
)
=
x
3
3
{\displaystyle F(x)={x^{3} \over 3}}
sebagai antiturunan. Sehingga:
∫
2
5
x
2
d
x
=
F
(
5
)
−
F
(
2
)
=
125
3
−
8
3
=
117
3
=
39.
{\displaystyle \int _{2}^{5}x^{2}\,dx=F(5)-F(2)={125 \over 3}-{8 \over 3}={117 \over 3}=39.}
Atau lebih umumnya, misalkan kita perlu menghitung
d
d
x
∫
0
x
t
3
d
t
.
{\displaystyle {d \over dx}\int _{0}^{x}t^{3}\,dt.}
Di sini,
f
(
t
)
=
t
3
{\displaystyle f(t)=t^{3}}
dan kita dapat menggunakan
F
(
t
)
=
t
4
4
{\displaystyle F(t)={t^{4} \over 4}}
sebagai antiturunan. Sehingga:
d
d
x
∫
0
x
t
3
d
t
=
d
d
x
F
(
x
)
−
d
d
x
F
(
0
)
=
d
d
x
x
4
4
=
x
3
.
{\displaystyle {d \over dx}\int _{0}^{x}t^{3}\,dt={d \over dx}F(x)-{d \over dx}F(0)={d \over dx}{x^{4} \over 4}=x^{3}.}
Namun hasil ini akan lebih mudah didapatkan apabila menggunakan:
d
d
x
∫
0
x
t
3
d
t
=
f
(
x
)
d
x
d
x
−
f
(
0
)
d
0
d
x
=
x
3
.
{\displaystyle {d \over dx}\int _{0}^{x}t^{3}\,dt=f(x){dx \over dx}-f(0){d0 \over dx}=x^{3}.}
Perampatan
Kita tidak perlu mengasumsikan kekontinuan f pada keseluruhan interval. Bagian I dari teorema menyatakan: Jika f adalah setiap fungsi terintegral Lebesgue pada [a, b] dan x0 adalah bilangan pada [a, b] sehingga f kontinu pada x0, maka
F
(
x
)
=
∫
a
x
f
(
t
)
d
t
{\displaystyle F(x)=\int _{a}^{x}f(t)\,dt}
terdiferensialkan untuk x = x0 dengan F'(x0) = f(x0). Kita dapat melonggarkan kondisi f lebih jauh dan andaikan bahwa ia hanyalah terintegralkan secara lokal/setempat. Pada kasus ini, kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi F terdiferensialkan hampir di mana-mana dan F'(x) = f(x) hampir di mana-mana. Ini biasanya dikenal sebagai teorema pendiferensialan Lebesgue.
Bagian II dari teorema adalah benar untuk setiap fungsi terintegral (integrable fungction) Lebesgue f yang mempunyai sebuah antiturunan F (tidak semua fungsi terintegral mempunyainya).
Versi teorema Taylor yang mengekspresikan suku galat (error term) sebagai sebuah integral dapat dilihat sebagai sebuah perampatan (generalization) dari teorema dasar.
Terdapat sebuah versi teorema untuk fungsi kompleks: andaikan U adalah himpunan terbuka pada C dan f: U → C adalah fungsi yang mempunyai sebuah antiturunan holomorfik F pada U. Maka untuk setiap kurva γ: [a, b] → U, integral kurva dapat dihitung sebagai
∫
γ
f
(
z
)
d
z
=
F
(
γ
(
b
)
)
−
F
(
γ
(
a
)
)
.
{\displaystyle \int _{\gamma }f(z)\,dz=F(\gamma (b))-F(\gamma (a))\,.}
Teorema dasar dapat dirampatkan ke integral kurva dan permukaan pada dimensi yang lebih tinggi dan pada manifold.
Salah satu pernyataan yang paling kuasa (powerful) adalah teorema Stokes: Diberikan M sebagai manifold mulus sesepenggal dimensi n berorientasi dan
ω
{\displaystyle \omega }
adalah sebuah bentuk n−1, yakni bentuk diferensial yang disangga secara kompak pada M kelas C1. Jika ∂M menandakan sempadan M dengan orientasi terinduksinya, maka
∫
M
d
ω
=
∮
∂
M
ω
.
{\displaystyle \int _{M}\mathrm {d} \omega =\oint _{\partial M}\omega \,.}
Di sini
d
{\displaystyle \mathrm {d} \!\,}
adalah turunan luar yang hanya terdefinisikan menggunakan struktur manifold.
Teorema ini sering kali digunakan dalam situasi ketika M adalah submanifold berorientasi terbenam (embedded oriented submanifold) dari manifold yang lebih besar di mana bentuk
ω
{\displaystyle \omega }
didefinisikan
Lihat pula
Deret teleskopik
Diferensiasi terhadap tanda integral
Teorema dasar kalkulus untuk integral garis
Catatan kaki
Referensi
Larson, Ron, Bruce H. Edwards, David E. Heyd. Calculus of a single variable. 7th ed. Boston: Houghton Mifflin Company, 2002.
Leithold, L. (1996). The calculus 7 of a single variable. 6th ed. New York: HarperCollins College Publishers.
Malet, A, Studies on James Gregorie (1638-1675) (PhD Thesis, Princeton, 1989).
Stewart, J. (2003). Fundamental Theorem of Calculus. In Integrals. In Calculus: early transcendentals. Belmont, California: Thomson/Brooks/Cole.
Turnbull, H W (ed.), The James Gregory Tercentenary Memorial Volume (London, 1939)
Pranala luar
Pembuktian Euclides teorema dasar kalkulus James Gregorydi
Pembuktian Isaac Barrow dari teorema dasar kalkulus Diarsipkan 2009-05-14 di Wayback Machine.
Teorema dasar kalkulus untuk variable n
Kata Kunci Pencarian:
- Kalkulus
- Teorema dasar kalkulus
- Integral
- Teorema nilai purata
- Teorema Stokes rampat
- Teorema Pythagoras
- Kalkulus diferensial
- Teorema Taylor
- Usaha (fisika)
- Daftar topik kalkulus