Teori pengaruh moral (
moral influence) ini dipelopori oleh Petrus Abelardus (1079-1142). Melaluiteori ini, Abelardus menegaskan bahwa penyaliban Yesus adalah bukti bahwa kasih Allah mengundang manusia untuk berubah dari kehidupan penuh dosa dan ketakutan menuju sebuah kehidupan penuh kasih. Kehidupan dan kematian Yesus pun menjadi teladan
moral bagi manusia.
Teori ini bertujuan untuk menentang
Teori Kristus Pemenang. Konsep
pendamaian yang terjadi melalui Salib Kristus tidak ditujukan kepada setan, melainkan kepada manusia. Hal ini bertentangan dengan
Teori Christus Victor, di mana Yesus menang melawan setan.
pengaruh moral ini merupakan salah satu
Teori pendamaian (Atonement). Pada masa itu, terjadi perdebatan pendapat tentang makna penebusan yang dilakukan oleh Yesus. Ada yang melihat bahwa penebusan yang dilakukan Yesus sebagai kekerasan yang dilakukan oleh Allah. Pada pandangan ini, Yesus dijadikan kurban untuk menebus umat manusia. Ada pula yang melihat bahwa Yesus yang mati itu hanya sebagai tipuan. Model penebusan ini mengarah kepada model Kristus Pemenang. Model Kristus Pemenang ini disebut juga
Teori Penebusan (Ransom Theory).
Teori ini disuarakan oleh Irenaeus. Namun, satu hal yang tetap dari perdebatan itu, bahwa Yesus yang disalib tetap dilihat sebagai keselamatan untuk umat manusia. Salib dipandang sebagai jalan keselamatan (soteriologi salib). Salib menjadi dasar dari model-model penebusan yang ada. Istilah penebusan ini juga dikenal dalam bahasa Ibrani Yom Kippur.
Lihat pula
pendamaian dalam Kekristenan
pendamaian pengganti
Pranala luar
"Historical Theories of Atonement" Theopedia gives a brief and fair treatment of the historical and modern theories of atonement.
"The
moral Theory of Atonement" Diarsipkan 2011-05-20 di Wayback Machine. Website giving a positive explanation of this perspective.
"The
moral Theory" section III.9.3 from Charles Hodge's Systematic Theology, describing the view and arguing against it.
Referensi