Terarium, Vivarium atau kismalaya merupakan replikasi mini suatu eksosistem terdiri dari elemen tanaman, mikroorganisme, dan mineral yang diletakkan dalam wadah kaca transparan.
Terarium tertutup dapat memenuhi kebutuhan ekosistem secara mandiri dengan pemberian air dan nutrisi awal yang cukup serta wadah kaca transparan memungkinkan cahaya masuk untuk memenuhi kebutuhan energi cahaya.
Terarium dapat mensimulasikan kondisi di alam sebenarnya dalam media kaca tersebut. Misalnya ekosistem gurun, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis dan bermacam-macam ekosistem lainnya. Pembuatan
Terarium dilakukan untuk beragam kebutuhan seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi.
Sejarah
Seorang fisikawan dari London, Nathaniel B. Ward (1791-1868), merupakan ilmuwan yang memperkenalkan prisnsip dasar
Terarium. Ward menempatkan pupa seekor ngengat sphinx dalam botol berisi tanah lembap. Beberapa hari kemudian, tumbuhan paku dan beberapa tumbuhan kecil tumbuh dalam wadah. Pada siang hari, air akan menguap dan terkondensasi di permukaan botol, sedangkan pada malam hari, air akan mengalir kembali ke tanah. Konsep atau alat ini dikenal dengan Wadah Wardian (bahasa Inggris: Wardian Case).
Penemuan Ward diabadikan di Kerajaan Inggris pada Era Victoria. Rumah kaca mini berukuran panjang 150 cm, lebar 75 cm, dan tinggi 110 cm ditempatkan di tengah kebun kerajaan. Wadah Wardian tersebut berisi berbagai tanaman suplir dan pakis.
Komponen Dasar
Sebuah
Terarium terdiri dari wadah, media tanam, dan tanaman. Berbagai jenis
Terarium dapat dibuat sesuai dengan tema ekosistem yang ingin direplika. Hal yang perlu diperhatikan adalah media tanam yang digunakan dan kombinasi tanaman yang ditanam harus seimbang dan sesuai.
= Wadah
=
Wadah yang digunakan untuk
Terarium adalah wadah transparan, umumnya terbuat dari kaca. Wadah
Terarium tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Jenis wadah yang mudah dijumpai adalah botol kaca, toples kue, gelas kaca, dan wadah acar. Selain itu, wadah kaca dapat juga dibeli di toko khusus yang menyediakan wadah kaca.
= Media Tanam
=
Media tanam
Terarium terdiri dari beberapa lapisan. Bahan yang umum digunakan untuk
Terarium adalah batu kerikil, pasir, moss, arang, dan tanah. Berdasarkan urutan susunan media dari paling bawah hingga paling atas sebagai berikut.
Batu kerikil: penempatan kerikil di paling bawah berfungsi untuk memperbaiki drainase. Kelebihan air dari tanah akan turun ke lapisan batu untuk mencegah kelembapan tanah berlebih.
Arang: pemberian lapisan arang dapat mengurangi toksin pada ekosistem
Terarium. Pemberian arang merupakan pilihan opsional.
Moss: lapisan moss memiliki sifat menyerap air dan menghambat evaporasi sehingga mempertahankan kelembapan tanah. Penggunaan lapisan moss untuk
Terarium tanaman kaktus dan sukulen tidak diperlukan.
Tanah: lapisan tanah merupakan ruang tumbuh perakaran tanaman yang menopang dan menyuplai nutrisi bagi tanaman
Terarium.
Pasir: lapisan pasir meningkatkan aerasi dan drainase media tanam. Penggunaan pasir dapat juga difungsikan sebagai hiasan atau dibuat lapis bertumpuk dengan tanah untuk memberikan pola yang bagus.
= Tanaman
=
Umumnya tanaman yang digunakan untuk
Terarium adalah sukulen, kaktus, dan bromelia untuk
Terarium kering (dry terrarium), serta paku-pakuan, palem, scindapsus, dan episcia untuk
Terarium basah (wet terrarium). Tanaman yang digunakan adalah tanaman dengan ukuran muat di wadah, pertumbuhan lambat, dan cocok dengan konsep
Terarium. Penggunaan lumut dan rumput juga dapat diterapkan.
= Hiasan
=
Beberapa
Terarium dapat dikreasikan dengan tambahan hiasan seperti kerang, patung manusia atau hewan, rumah-rumahan, pasir warna-warni, atau batu-batuan.
Catatan Kaki