Terumbu karang adalah sekumpulan hewan
karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae.
Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul morfologi dan fisiologi.
Koloni
karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk sederhananya,
karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh tentakel. Namun pada kebanyakan spesies, satu individu polip
karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3.
Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
Istilah
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi,
Terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan
Terumbu. Bagi ahli biologi
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
Dalam peristilahan '
Terumbu karang', "
karang" yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama
Terumbu.
Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi
karang hidup dan
karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di
Terumbu dapat berasal dari
karang maupun dari alga. Secara fisik
Terumbu karang adalah
Terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh
karang. Di Indonesia semua
Terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Kerangka
karang mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar
Terumbu.
Habitat
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe
Terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun
Terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk
karang.
Ekosistem
Terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi, dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan
karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90–95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2–3 °C di atas suhu normal.
= Kondisi optimum
=
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik,
Terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20 °C.
Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh
Terumbu karang.
Beberapa
Terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun
Terumbu karang yang terletak pada bagian atas
Terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.
Hewan
karang sebagai pembangun utama
Terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).
Fotosintesis
Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut:
Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2
Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat
karang pembentuk
Terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada
karang yang tidak membentuk
Terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.
= Di Indonesia dan Indo Pasifik
=
Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, di samping hutan bakau atau hutan mangrove dan padang lamun.
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas
Terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Contohnya adalah ekosistem
Terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara.
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar ⅛ dari
Terumbu karang dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Bentangan
Terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies
karang, ikan, dan moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari Indonesia sampai ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat yaitu Samudra Pasifik sampai Afrika Timur.
Manfaat
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam
Terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat dari
Terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah:
Sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu
karang,
Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
sebagai bahan baku Perhiasan Dan Industri
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
Klasifikasi
= Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
=
karang hermatipik
karang hermatifik adalah
karang yang dapat membentuk bangunan
karang yang dikenal menghasilkan
Terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang
karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh
karang, sedangkan
karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang
karang.
karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat fototropik positif. Umumnya jenis
karang ini hidup di perairan pantai atau laut yang cukup dangkal di mana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Di samping itu untuk hidup binatang
karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25–32 °C.
karang ahermatipik
karang ahermatipik tidak menghasilkan
Terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
= Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
=
Terumbu (reef)
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan
karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang menyekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska.
Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut,
Terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk
karang yang masih hidup) di laut dangkal.
karang (koral)
Disebut juga
karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3.
karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan
Terumbu karang maka
karang batu (Scleratina) adalah penyusun yang paling penting atau hewan
karang pembangun
Terumbu.
karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.
karang Terumbu
Pembangun utama struktur
Terumbu, biasanya disebut juga sebagai
karang hermatipik (hermatypic coral) atau
karang yang menghasilkan kapur.
karang Terumbu berbeda dari
karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu
karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.
Terumbu karang
Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis
karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.
= Berdasarkan letak
=
Terumbu karang tepi
Terumbu karang tepi atau
karang penerus atau fringing reefs adalah jenis
Terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis.
Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya,
Terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan
karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan
Terumbu jelas mengarah secara vertikal.
Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
Terumbu karang penghalang
Secara umum,
Terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai
Terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai.
Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya
karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau
karang yang terputus-putus.
Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin
Terumbu karang cincin atau attols adalah
Terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik.
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
Terumbu karang datar
Terumbu karang datar atau gosong
Terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.
Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
= Berdasarkan zonasi
=
Terumbu yang menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward adalah sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng
Terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di lereng
Terumbu, kehidupan
karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh
karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras
Terumbu yang memiliki kelimpahan
karang keras yang cukup tinggi dan
karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong
Terumbu, di bagian atas teras
Terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit
Terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan
Terumbu yang sangat dangkal.
Terumbu yang membelakangi angin
Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) adalah sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan
Terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan
karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi
Terumbu karang terbesar di dunia. Luas
Terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor
Terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan
Terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat.
Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem
Terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan
Terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi
Terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak
Terumbu karang:
membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
membawa pulang ataupun menyentuh
Terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh
Terumbu karang
pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
Terumbu karang yang berada di bawahnya.
terdapatnya predator
Terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
penambangan
pembangunan pemukiman
reklamasi pantai
polusi
penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
mengambil bagian apa pun dari
Terumbu karang
Referensi