Gaius Pius Esuvius
Tetricus adalah bangsawan Galia-Romawi yang memerintah sebagai kaisar dari Kekaisaran Galia dari 271 hingga 274 Masehi. Ia awalnya adalah seorang praeses (gubernur) dari Gallia Aquitania dan menjadi kaisar setelah pembunuhan kaisar Victorinus pada tahun 271, dengan dukungan ibu Victorinus, Victoria. Pada masa kekuasaannya, ia menghadapi tekanan luar dari pasukan penyerbu Jermanik, yang menerobos bagian timur dan utara kekaisarannya, dan Kekaisaran Romawi, tempat Kekaisaran Galia memisahkan diri. Ia juga menghadapi peningkatan tekanan dalam, yang membuatnya mengangkat putranya,
Tetricus II, caesar pada 273 dan kemungkinan menjadi wakil kaisar pada 274, meskipun ini diperdebatkan. Kaisar Romawi Aurelian menginvasi pada 273 atau 274, berujung pada Pertempuran Châlons, kala
Tetricus menyerah. Kala penyerahan tersebut menjadi hasil dari perjanjian rahasia antara
Tetricus dan Aurelian atau penyerahan dibutuhkan usai kekalahannya diperdebatkan. Aurelian membiarkan
Tetricus, dan bahkan menjadikannya senator dan corrector (gubernur) Lucania et Bruttium.
Tetricus meninggal akibat sebab alami pada beberapa tahun setelah 274.
Latar belakang
Kekaisaran Galia adalah sebuah negara yang terdiri dari provinsi-provinsi Romawi yang meliputi Britannia, Hispania, dan Gaul, yang pecah dari Kekaisaran Romawi pada masa kekuasaan kaisar Gallienus. Gallienus telah menjadi kaisar usai ayahnya, kaisar Valerian, ditangkap oleh Sassaniyah pada 260. Peran Gallienus timbul pada Krisis Abad Ketiga (235–284), sebuah masa perjuangan kekuatan politik dan militer mendalam. Gallienus dilampaui oleh sejumlah anak, termasuk beberapa perampas takhta, dan serangan barbarian di Balkan dan sepanjang Rhine — satu serangan oleh Franka dipukul sampai sejauh Tarraco (kini Tarragona) di Hispania. Karena Gallienus tak mampu mencegah penyerbuan, Postumus, seorang panglima militer di garis depan Rhine, naik takhta dan mengangkat dirinya menjadi kaisar; pada sekitaran masa yang sama, ia membunuh Saloninus, putra dan wakil kaisar dari Gallenius, di Colonia (kini Koln). Postumus berfokus pada mempertahankan Kekaisaran Galia. Menurut sejarawan Romawi abad ke-4 Eutropius, ia "memulihkan provinsi-provinsi yang nyaris terkikis melalui kekuatan dan moderasinya."
Gallienus berniat untuk menginvasi Kekaisaran Galia sebanyak dua kali, pada 260 dan 265, namun gagal pada dua kesempatan tersebut, memaksanya menerima pemisahan. Meskipun ai tak mampu menaklukan Kekaisaran Galia, Gallienus menyadari bahwa Kekaisaran Romawi bertahan; ia mengerahkan Aureolus, seorang panglima militer, di utara Italia, untuk mencegah Postumus dari melintasi Alpen. Postumus dibunuh oleh para prajuritnya pada 269 di Mogontiacum (kini Mainz) kala menghadapi pemberontakan oleh perampas takhta Laelianus, karena ia tak memperkenankan mereka untuk menjarah kota tersebut. Usai pasukan membunuh Postumus, mereka memilih Marcus Aurelius Marius, seorang perwira, sebagai kaisar Galia. Meskipun beberapa sumber primer menyatakan bahwa Marius hanya berkuasa selama dua hari sebelum dibunuh oleh Victorinus, yang menjabat sebagai prefek praetorian (panglima garda praetorian-nya) di bawah naungan Postumus, sejumlah koin yang dikeluarkan oleh Marius menandakan bahwa ia seharusnya menjabat pada waktu yang lebih lama, dengan periode sekitar tiga bulan. Victorinus mengangkat dirinya menjadi kaisar pada pertengahan 269 di Augusta Treverorum (kini Trier), dua hari usai pembunuhan Marius. Peran Victorinus diakui oleh provinsi-provinsi Britannia dan Gaul, namun tidak oleh Hispania.
Referensi
= Sumber primer
=
Sumber-sumber ditulis oleh para pembuat kronik awal dan digambarkan oleh para cendekiawan modern.
Aurelius Victor, Epitome de Caesaribus
Aurelius Victor, Liber de Caesaribus
Eutropius, Brevarium, Book 9
Historia Augusta, The Thirty Tyrants
Joannes Zonaras, Compendium of History, Zonaras: Alexander Severus to Diocletian: 222–284
Zosimus, Historia Nova
= Kutipan
=
= Daftar pustaka
=