• Source: Tikus ompong
  • Paucidentomys adalah genus hewan pengerat dari jenis yang umumnya dikenal sebagai tikus tikus yang ditemukan pada tahun 2012 di hutan hujan terpencil di pulau Sulawesi, Indonesia . Genusnya bersifat monotipe, terdiri dari spesies Paucidentomys vermidax, yang dikenal dengan nama sapui mamasa dan tikus ompong . Nama Latinnya juga dapat diterjemahkan ke nama umum lainnya " tikus pemakan cacing bergigi sedikit ", mengacu pada fakta bahwa mereka hanya memiliki dua gigi dan dapat hidup secara eksklusif dengan pola makan cacing tanah .


    Keterangan


    Paucidentomys vermidax lebih besar dari Melasmothrix naso, Sommeromys macrorhinos dan Tateomys macrocercus, serupa ukurannya dengan Tateomys rhinogradoides, lebih kecil dari Rhynchomys soricoides dan jauh lebih kecil dari spesies Echiothrix . Wajahnya lebih memanjang dibandingkan tikus Sulawesi lainnya, namun serupa dengan Rhynchomys . Ia mempunyai rostrum yang sangat panjang (dibandingkan dengan tikus-tikus Sulawesi lainnya), mata kecil, telinga besar, bulu lembut dan ekor panjang, tebal, berbulu dan dorsoventrali dwiwarna .


    = Keompongan

    =
    Paucidentomys vermidax adalah satu-satunya hewan pengerat yang diketahui tidak memiliki gigi geraham, yang merupakan adaptasi terhadap makanannya yang mungkin hanya berupa cacing tanah (tampaknya ia adalah spesialis vermivora berdasarkan isi perut satu individu). Selain itu, alih-alih gigi seri yang menggerogoti, hewan ini memiliki gigi seri atas bikuspid, yang juga unik di antara lebih dari 2.200 spesies hewan pengerat. Gigi seri atas pendek dengan puncak anterior dan puncak posterior sedikit lebih rendah; katup ini dihubungkan dengan ujung tombak yang tajam dan cekung di tepi lateral gigi. Pelat pterigoid tidak ada. Dokter gigi itu panjang dan halus, tidak memiliki titik perlekatan otot yang signifikan. Gigi seri bawah berbentuk unikuspid, procumbent, tajam dan halus. Rumus giginya adalah 1.0.0.0 1.0.0.0 .


    Distribusi


    Paucidentomys vermidax diketahui dari Gunung Gandangdewata dan Gunung Latimojong di Sulawesi, Indonesia.


    Referensi

Kata Kunci Pencarian: