- Source: Timothy Dzao Sze Kwang
Timothy Dzao Sze Kwang (Hanzi: 趙世光; Pinyin: Zhao Shiguang; Wade–Giles: Chao1 Shih1-kwang2; 1908-1973), juga dikenal sebagai Timothy Chao, adalah seorang penginjil Protestan Tionghoa dan pendiri dari Gereja Santapan Rohani Indonesia (Hanzi: 靈糧堂; Pinyin: Ling Liang tang).
Biografi
Lahir sebagai Dzao Yuan Chang (Hanzi: 趙元昌), penginjil ini adalah keturunan dari pendiri dinasti Song, Kaisar Song Taizu. Ia mengenal Kekristenan melalui sepupunya dan ia dibaptis pada hari Natal tahun 1924. Dalam sebuah kebaktian kebangunan rohani yang dipimpin oleh seorang misionaris asal Inggris Paget Wilkes di Shanghai pada tahun 1925, ia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya bagi penginjilan dan mengubah nama depannya menjadi Sze Kwang (Hanzi: 世光), yang secara literal berarti "Terang Dunia." Ia menempuh studi di Shanghai di sekolah Alkitab milik Christian and Missionary Alliance. Pada tahun 1928, ia menjadi gembala sidang di Kapel Beulah (守眞堂), yang didirikan oleh denominasi yang sama di Shanghai. Pada tahun 1932, ia secara resmi ditahbiskan menjadi pendeta. Ia menjalankan tur kebaktian kebangunan rohani di beberapa negara Asia Timur, tetapi kegiatan ini dihentikan oleh Perang Dunia II.
Setelah apa yang ia klaim sebagai penglihatan dari Roh Kudus, ia mendirikan badan misionaris kecil yang independen pada tahun 1941, yang pada tahun 1943 berubah menjadi Gereja Santapan Rohani (Hanzi: 靈糧堂; Pinyin: Ling Liang tang), dengan pusat di Shanghai. Gereja ini berkembang dengan cepat ke seluruh Tiongkok dan di luar Tiongkok, dan pada tahun 1946 Christian World Ling Liang Evangelistic Association didirikan. Karena situasi politis di Tiongkok, pusatnya dipindahkan ke Hong Kong hingga tahun 1952, dan kemudian ke Taiwan. Sebuah pekerjaan misionaris yang menjanjikan di Indonesia dan kegiatan Sekolah Latihan Pekabaran Injil yang Dzao dirikan di sana juga dihentikan pada tahun 1958 karena perubahan politik di Indonesia. Sekolah itu dihidupkan kembali setelah kematian Dzao, pada tahun 1980, sebagai Institut Misi dan Alkitab Nusantara yang kemudian menjadi STT IMAN.
Dzao akhirnya menjadi seorang penginjil dengan reputasi internasional, mengadakan kebaktian kebangunan rohani di seluruh Asia, dengan keberhasilan khusus di Korea Selatan, dan bahkan di Jerman bersama Billy Graham.
Dzao menikah pada tahun 1930 dengan Tang Ling-An dan memiliki tujuh anak. Ia meninggal pada tahun 1973, tetapi Gereja Santapan Rohani tetap melanjutkan aktivitasnya.
Dzao adalah pendiri dari Sekolah Teologi Internasional di Hong Kong dan penulis dari lebih dari 40 buku teologis dan renungan, beberapa dari bukunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Ia juga adalah musikus yang terkenal.