- Source: Tiongkok semasa Perang Dunia I
Tiongkok ikut serta dalam Perang Dunia I dari tahun 1917 hingga 1918 dalam sebuah aliansi dengan Kekuatan Entente. Meskipun Tiongkok tidak pernah mengirim pasukan ke luar negeri, 140.000 buruh Tiongkok (sebagai bagian dari Angkatan Darat Inggris, Korps Buruh Tiongkok) bertugas untuk pasukan Inggris dan Prancis sebelum berakhirnya perang.
Meskipun netral sejak tahun 1914, Duan Qirui, Perdana Menteri Republik Tiongkok, memelopori keterlibatan Tiongkok dalam Perang Dunia I. Duan ingin mengintegrasikan Tiongkok dengan Eropa dan Amerika Serikat dengan menyatakan berada di pihak Sekutu melawan Blok Sentral. Pada 14 Agustus 1917, Tiongkok mengakhiri kenetralannya, dengan menyatakan perang terhadap Kekaisaran Jerman dan Kekaisaran Austria-Hongaria.
Latar belakang
Perang Dunia I dimulai pada saat Tiongkok memasuki suatu periode baru setelah berakhirnya feodalisme. Pada April 1912, pejabat militer Tiongkok Yuan Shih-kai meraih kekuasaan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Manchu. Yuan menjadi presiden Republik Tiongkok saat dia berusaha memperkuat pemerintahan pusat.
Tiongkok bersikap netral pada awal perang, karena negara tersebut mengalami kekacauan finansial, ketidakstabilan politik, dan lemah dari segi militer. Shikai berusaha menjaga netralitas Tiongkok dalam perang, suatu gagasan yang didukung oleh chargé d'affaires Jerman di Peking, Adolf Georg von Maltzan. Pada tahun 1914, pasukan militer Jepang dan Britania melikuidasi beberapa properti Jerman di Tiongkok. Yuan diam-diam menawarkan 50.000 tentara kepada diplomat Britania John Jordan untuk merebut kembali koloni militer Jerman di Tsingtao, tetapi dia menolaknya. Jepang melanjutkan dengan merebut Tsingtao dan menduduki sebagian Provinsi Shantung.
Pada Januari 1915, Jepang mengeluarkan ultimatum yang disebut Dua Puluh Satu Tuntutan kepada pemerintah Tiongkok. Tuntutan tersebut meliputi penguasaan Jepang atas hak Jerman sebelumnya, sewa selama 99 tahun di Manchuria selatan, kepentingan di pabrik baja, dan konsesi terkait jalur kereta api. Setelah Tiongkok menolak usulan awal Jepang, serangkaian "Tiga Belas Tuntutan"—yang jumlahnya sudah dikurangi dari tuntutan sebelumnya—dikirimkan pada bulan Mei, dengan batas waktu dua hari untuk tanggapan. Yuan, yang bersaing dengan para panglima perang lokal lainnya untuk menjadi penguasa seluruh Tiongkok, tidak dalam posisi untuk mengambil risiko perang dengan Jepang, dan menerima pemuasan. Format akhir perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak pada 25 Mei 1915.
Lihat pula
Palagan Asia dan Pasifik Perang Dunia I
Gu Xingqing
Hong Kong semasa Perang Dunia I
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Perang Dunia II
- Tiongkok semasa Perang Dunia I
- Blok Sekutu dalam Perang Dunia II
- Hong Kong semasa Perang Dunia I
- Jepang
- Palagan Asia dan Pasifik Perang Dunia I
- Imperium Jepang
- AK-47
- Perang Vietnam
- Jerman Nazi