KRI Ahmad Yani (351) adalah fregat kelas Ahmad Yani yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Indonesia. Sebelum bertugas di Angkatan Laut Indonesia, ia bertugas di Angkatan Laut Kerajaan Belanda sebagai fregat kelas Van Speijk
HNLMS Tjerk Hiddes (F804).
Desain dan konstruksi
Pada awal tahun 1960-an, Angkatan Laut Kerajaan Belanda memiliki kebutuhan mendesak untuk mengganti fregat kelas Van Amstels, kapal pengawal bekas Amerika yang sudah usang dan dibangun selama Perang Dunia Kedua. Untuk memenuhi persyaratan ini, mereka memilih untuk membangun versi modifikasi dari fregat Inggris kelas Leander sebagai kelas Van Speijk, dengan menggunakan persenjataan yang sama dengan desain aslinya, namun jika memungkinkan, menggantikan elektronik dan radar Belanda.
Van Speijk memiliki panjang keseluruhan 1.134 m (3.720 ft) dan jarak tegak lurus 1.097 m (3.599 ft), dengan lebar 125 m (410 ft) dan draft 58 m (190 ft). Perpindahan yang dihasilkan adalah 2.200 ton panjang (2.200 t) standar dan 2.850 ton panjang (2.900 t) beban penuh. Dua boiler Babcock & Wilcox memasok uap ke dua set turbin uap beroda reduksi ganda Werkspoor-English Electric dengan daya 30.000 shp (22.000 kW) dan menggerakkan dua poros baling-baling. Ini menghasilkan kecepatan 285 kn (328 mph; 528 km/h).
Dudukan senjata Mark 6 kembar 4.5 inci (113 mm) dipasang di depan. Pertahanan anti-pesawat disediakan oleh dua peluncur rudal permukaan-ke-udara Sea Cat empat kali lipat di atap hanggar. Mortir anti-kapal selam Limbo dipasang di buritan untuk memberikan kemampuan anti-kapal selam jarak pendek, sementara hanggar dan dek helikopter memungkinkan satu helikopter Westland Wasp dioperasikan, untuk operasi anti-kapal selam dan anti-permukaan jarak jauh.
Saat dibangun,
Tjerk Hiddes dilengkapi dengan radar pencarian udara jarak jauh Signaal LW-03 di tiang utama kapal, dengan radar pengawasan udara/permukaan jarak menengah DA02 yang dipasang di tiang depan kapal. Radar kendali tembakan M44 dan M45 disediakan masing-masing untuk rudal Seacat dan senjata kapal. Kapal tersebut memiliki rangkaian sonar sonar serangan Tipe 170B dan sonar pencarian bawah Tipe 162. Kapal tersebut memiliki awak sebanyak 251 orang.
= Modifikasi
=
Keenam Van Speijk dimodernisasi pada tahun 1970an, menggunakan banyak sistem yang digunakan oleh fregat kelas Kortenaer yang baru. Meriam 4,5 inci diganti dengan satu OTO Melara 76 mm dan peluncur hingga delapan rudal anti-kapal Harpoon dipasang (meskipun biasanya hanya dua yang dibawa). Hanggar dan dek penerbangan diperbesar, sehingga helikopter Westland Lynx dapat diangkut, sementara mortir Limbo dilepas, dengan sepasang peluncur torpedo triple Mk 32 menyediakan persenjataan anti-kapal selam jarak dekat. Radar Signaal DA03 menggantikan radar DA02 dan sonar American EDO Corporation CWE-610 menggantikan sonar asli Inggris.
Tjerk Hiddes dimodernisasi di galangan kapal angkatan laut Den Helder antara 15 Desember 1978 dan 1 Juni 1981.
Sejarah layanan Belanda
Pemesanan empat Van Speijk, termasuk
Tjerk Hiddes, dilakukan pada tahun 1962, dan dua lagi dipesan pada tahun 1964. Lunas
Tjerk Hiddes diletakkan di galangan kapal Nederlandsche Dok en Scheepsbouw Maatschappij di Amsterdam pada 1 Juni 1964 dan diluncurkan pada 17 Desember 1965. Kapal tersebut selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 16 Agustus 1967 dengan nomor lambung F804.
Pada tahun 1969
Tjerk Hiddes berpartisipasi dalam latihan NATO Razor Sharp dan Penjaga Perdamaian dan juga bertugas bersama STANAVFORLANT.
Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
Pada tanggal 27 Agustus 1978 dia hadir pada hari Angkatan Laut di Portsmouth.
Tjerk Hiddes mengalami masalah boiler, dan pada tahun 1986 dijual bersama dengan kapal saudaranya Van Speijk, Van Galen dan Van Nes. Keempat kapal tersebut kemudian dibeli Indonesia.
Tjerk Hiddes dinonaktifkan pada 6 Januari 1986 dan dipindahkan ke Angkatan Laut Indonesia pada 31 Oktober 1986.
Sejarah layanan Indonesia
Pada 11 Februari 1986, Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian pengalihan dua kapal kelas Van Speijk dengan opsi dua kapal lagi. Kapal tersebut dipindahkan ke Indonesia pada tanggal 31 Oktober 1986 dan berganti nama menjadi KRI Ahmad Yani setelah bergabung dengan TNI Angkatan Laut, dengan nomor lambung 351.
Pada tahun 2002, rudal kapal Seacat tidak dapat dioperasikan dan dilaporkan bahwa masalah propulsi berdampak buruk pada ketersediaan kapal kelas ini. Oleh karena itu, peluncur Seacat kapal digantikan oleh dua peluncur kembar Simbad untuk rudal antipesawat Mistral, dan mesin Ahmad Yani diganti dengan dua mesin diesel Caterpillar 3616 berkekuatan 109 megawatt (146.000 shp). Saat Angkatan Laut Indonesia memensiunkan rudal Harpoon dari persediaannya, Ahmad Yani dipersenjatai kembali dengan rudal C-802 Tiongkok.
Komandan
Kolonel Laut (P) Prof. Dr. Marsetio, S.Ip., M.M. (1999—2001)⭐⭐⭐⭐
Kolonel Laut (P) Yudo Margono (2006—2008)⭐⭐⭐⭐
Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. ⭐⭐
Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo (2011—2013)⭐⭐
Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto, S.E., M.Si. (2014—2014)⭐
Kolonel Laut (P) I Gede Putu Iwan (2021)
Kolonel Laut (P) Nopriadi (2021—2022)
Kolonel Laut (P) Didik Kusyanto, M.Tr.Hanla. (2022—2013)
Kolonel Laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo. M.Sc. (2023—2024)
Kolonel Laut (P) Fadhlon S.E., M.M. (2024-Sekarang)
Catatan
Referensi
= Sumber
=
Lihat juga
Fregat kelas Ahmad Yani
Fregat
Pranala luar
(Indonesia) KRI AHMAD YANI 351: Kapal perang TNI AL Diarsipkan 2013-02-13 di Wayback Machine.
(Indonesia) MISTRAL: Rudal Anti Pesawat milik TNI AL Diarsipkan 2013-01-11 di Archive.is
(Indonesia) http://www.cvl.iis.u-tokyo.ac.jp/~kazmi/KRI.html Diarsipkan 2007-08-12 di Wayback Machine.
(Inggris) http://www.hazegray.org/worldnav/asiapac/indones.htm