- Source: Totok
Orang totok adalah istilah dari bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Jawa yang berarti "baru" atau "murni", dan digunakan untuk mendeskripsikan para pendatang Tionghoa, Arab, dan Eropa yang lahir di luar negeri serta "berdarah murni". Pada masa Hindia Belanda, istilah ini dipakai untuk menunjuk orang Belanda (atau Eropa) yang lahir di luar Hindia Belanda. Kata ini juga dipakai untuk menyindir orang Eropa yang baru datang, "vers van de boot" yaitu "baru turun dari kapal". Istilah lain, yaitu Peranakan (Babah), memiliki arti yang berkebalikan dan digunakan untuk menyebut penduduk yang telah bercampur dengan warga pribumi di Indonesia.
Awalnya istilah ini digunakan di antara masyarakat Tionghoa-Indonesia untuk membedakan kelompok masyarakat mereka yang masih kental budaya Tionghoanya dengan mereka yang telah berasimilasi dengan budaya lokal. Dalam literatur masa Hindia Belanda, istilah tersebut digunakan untuk membedakan warga Belanda dengan pribumi dan warga berdarah campuran yang disebut Orang Indo.
Orang Belanda Totok yang terkenal
Carel Jan Schneider
Vera de Vries
nl, (Semarang, Jawa, 1922) pencetus festival North Sea Jazz
Albert Alberts, jurnalis dan pemenang penghargaan penulis
Beb Bakhuys
Frits Bolkenstein, politikus
Ben Bot, menteri
Hans van den Broek, menteri
Jeroen Brouwers, penulis
Conrad Busken Huet (1826-1886), editor koran di Jawa (1868-1876)
Louis Couperus (1863–1923), masa kecil di Batavia, Jawa (1871–1877), penulis The Hidden Force (1900)
P.A.Daum (1850-1898), wartawan dan penulis
Johan Fabricius (1899-1981), penulis De Scheepsjongens van Bontekoe (1923)
Anthony Fokker (Blitar, Java, 1890), perintis penerbangan
Hella Haasse (Batavia, Java, 1918), penulis pemenang penghargaan
Erik Hazelhoff Roelfzema (Surabaya, Java, 1917), pahlawan PD 2
W. R. van Hoëvell (1812-1879) menteri Gereja di Batavia, aktivis politik (1838-1848)
Xaviera Hollander, penulis
Rudy Kousbroek, penulis
Liesbeth List, penyanyi
nl, artis dan penyanyi
Willem Oltmans, jurnalis dan penulis
Helga Ruebsamen, penulis
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda
Multatuli (1820-1887), Residen di Ambon dan Jawa (1838-1858), penulis
F. Springer, penulis
Madelon Szekely-Lulofs (Surabaya, 1899) penulis film Rubber (1936) pada tahun 1931 dan Koelie (1931)
Bram van der Stok (Plaju, Sumatra, 1915), pahlawan PD II
Peter Tazelaar (Bukittingi, Sumatra, 1922), pahlawan PD II
Edgar Vos (Makassar, 1931), desainer mode
Margaretha Geertruida Zelle atau "Mata Hari", didakwa sebagai mata-mata
Wieteke van Dort atau Tante Lien, artis dan komedian
Tionghoa Totok
Istilah totok juga dipakai untuk menyebut warga Tionghoa di Indonesia yang lahir di Tiongkok (Totok Tionghoa), terutama untuk membedakannya dengan Babah atau peranakan yang lahir di luar Tiongkok.
Lihat pula
Tionghoa-Indonesia
Orang Indo
Orang Indo dalam sejarah kolonial
Orang Indo sebelum masa kolonial
Peranakan
Referensi
= Bibliografi
=Sastrowardoyo, Subagio Sastra Hindia Belanda dan kita (Penerbit: PT Balai Pustaka, Jakarta, 1990) P.21 ISBN 979-407-278-8 [1] Diarsipkan 2012-11-13 di Wayback Machine.
(Inggris) Taylor, Jean Gelman. The Social World of Batavia: European and Eurasian in Dutch Asia (Madison: The University of Wisconsin Press, 1983). ISBN 978-0-300-09709-2
(Inggris) Taylor, Jean Gelman. Indonesia: Peoples and Histories (New Haven: Yale University Press, 2003). ISBN 0-300-09709-3
(Belanda) Bosman, Ulbe and Raben, Remco. De oude Indische wereld 1500-1920. (Bert Bakker, Amsterdam 2003) ISBN 90-351-2572-X
(Inggris) Mobini-Kesheh, Natalie (1999). The Hadrami Awakening: Community and Identity in the Netherlands East Indies, 1900-1942. New York: SEAP Publications. ISBN 978-0-87727-727-9.
Pranala luar
Totok Hall of Fame website. Retrieved 13 Mar 2012.
Kata Kunci Pencarian:
- Totok Imam Santoso
- Totok
- Totok Tewel
- Murry
- Toto Suryawan Soekarnoputra
- Totok Sutriono
- Indische Partij
- Totok Suhartono
- Totok Sulistyono
- Totok Suharyanto
- ToTok
- Totok
- Tótok
- Neo-Legionarism
- Arca Totok Kerot
- Chinese Indonesians
- Indonesia
- Totok Kerot
- Koes Plus