Toyota Kijang adalah model kendaraan niaga yang kemudian bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan yang diproduksi oleh
Toyota-Astra Motor dari Indonesia, dan kini merupakan salah satu kendaraan terpopuler untuk kelas minivan di Indonesia dan luar negeri.
Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model
Toyota yang sukses secara komersial hingga saat ini, sehingga berbagai varian dan generasi mobil ini dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Indonesia.
Kesuksesan
Toyota Kijang telah berdampak dengan munculnya mobil-mobil sejenis yang meniru konsep dari
Toyota Kijang (terutama dari segi nama hewan), misalnya Isuzu Panther dan Mitsubishi Kuda yang memiliki kap mesin, serta Daihatsu Zebra yang tidak memiliki kap mesin. Selain di Indonesia, sebelum hadirnya "Innova",
Toyota Kijang memiliki versi internasional dalam berbagai nama dengan bentuk yang sama, seperti di Malaysia dengan nama
Toyota Unser, Filipina dengan nama
Toyota Tamarraw dan Revo, Taiwan dan Vietnam dengan nama
Toyota Zace, India dengan nama
Toyota Qualis, serta Afrika Selatan dengan nama
Toyota Stallion dan
Toyota Condor.
Versi Afrika Selatan (Stallion) dan Filipina (Tamaraw) juga telah muncul sejak 1977 dengan kode KF-10. Versi Taiwan dan Vietnam (Zace) serta India (Qualis) telah muncul dengan kode KF-50. Sejak 1997, beberapa versi internasional tersebut telah berganti nama, seperti Revo (Filipina), Zace Surf (Taiwan dan Vietnam), Condor (Afrika Selatan), serta di Malaysia dijual dengan nama Unser.
Pada tahun 2003, penjualan
Kijang mencapai 1 juta unit sejak generasi pertama. Setelah
Kijang Kapsul (generasi keempat) minibus dihentikan produksinya pada tahun 2004 disusul dengan pikap pada tahun 2007, nama
Kijang tetap dipertahankan untuk mobil MPV ukuran menengah generasi penerusnya, yaitu
Kijang Innova, dengan mempertahankan sasis rangka tangga (namun dengan platform yang berbeda) dan penggerak roda belakang. Pada tahun 2015,
Kijang Innova generasi kedua diluncurkan dan masih tetap mempertahankan nama
Kijang. Nama
Kijang sempat tidak digunakan pada Innova generasi kedua tipe Venturer yang dijual dari tahun 2017 hingga 2022. Sejak tahun 2022,
Kijang Innova Zenix mulai menggunakan sasis monokok serta berpenggerak roda depan dan masih tetap mempertahankan nama
Kijang.
Sejarah
Sebelum
Toyota Kijang diluncurkan pada Pekan Raya Jakarta 1977,
Toyota sebetulnya telah memiliki dua jenis mobil lain yang didatangkan oleh
Toyota Motor Corporation, selaku prinsipal dari
Toyota Astra Motor sebagai pemegang merek
Toyota di Indonesia - langsung dari Jepang.
Namun, presiden Indonesia kala itu, Soeharto, sedang mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang dicanangkan oleh departemen perindustrian, sehingga kedua mobil itu tidak jadi dipajang di arena Pekan Raya Jakarta. Soeharto menerapkan larangan impor mobil secara utuh, khususnya sedan. Sebagai imbalnya, Soeharto memberikan insentif pada kendaraan niaga dengan pengembangan industri kendaraan niaga berbasis lokal dengan harga murah atau bisa disebut sebagai Basic Utility Vehicle (BUV) atau pada saat itu disebut sebagai Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
Menanggapi kebijakan insentif tersebut, William Soerjadjaja, pendiri dan direktur PT. Astra International saat itu, di mana
Toyota Astra Motor berdiri sebagai perusahaan patungan antara PT. Astra dan
Toyota Motor Corporation, memberikan jawaban atas kebijakan tersebut dengan memprakarsai kelahiran
Toyota Kijang dengan bantuan prinsipal
Toyota.
Penamaan
Kijang berawal dari hasil sayembara ketika
Toyota menggelar konferensi internal pertemuan para distributor produk
Toyota. Pada konferensi itu, ada dua opsi nama, yaitu kancil dan
Kijang, namun dikarenakan nama "Kancil" memiliki konotasi yang negatif, maka nama "
Kijang" yang dipilihnya. Jusuf Kalla, selaku CEO dari NV Hadji Kalla atau kini bernama PT Haji Kalla saat itu, ikut andil dalam memillih nama "
Kijang", dalam kapasitasnya sebagai salah satu pemilik perusahaan distributor kendaraan
Toyota di Indonesia.
Generasi pertama (1977-1981)
Toyota Kijang generasi pertama diperkenalkan dan diluncurkan di Pekan Raya Jakarta 1977, proses peluncuran mobil juga disaksikan presiden Indonesia, Soeharto, dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, yang mana pada saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya tentang apakah
Toyota Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil minibus di Indonesia pada saat itu.
Toyota Kijang menerapkan konsep pick up dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki "
Kijang Buaya" karena model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya apabila kap mesin depan sedang dibuka.
Kijang generasi perdana ini diproduksi sejak 1977 hingga 1981.
Pada awal peluncurannya, total produksi
Toyota Kijang hanya berjumlah 1.168 unit. Kemudian, perlahan-lahan, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit pada tahun 1978. Jumlah produksi
Toyota Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran
Toyota Kijang sebagai kendaraan multifungsi/serbaguna yang mudah perawatannya membuat permintaan terus meningkat.
Model
Toyota Kijang KF10 nyaris berbentuk mirip dengan kotak buah yang ditempeli dengan 4 buah roda dan jendela yang ditutupi dengan kain terpal pada sisi-sisi pinggirnya. Rancangan awal kendaraan ini sangat sederhana.
Toyota Kijang ini memiliki pintu yang seolah-olah ditempelkan begitu saja dengan badannya, dengan engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah yang berbunyi mendecit bila dibuka. Terlebih lagi, pada saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi kunci maupun alarm sebagai sistem keamanannya, meski pada generasi selanjutnya yang sudah dimodifikasi dilengkapi dengan kunci pintu serta engkol pintu yang masih mirip pintu rumah serta kaca pada pintu mobil.
Posisi pengemudi pada
Toyota KF10 terletak terlalu menengah dengan tongkat perseneling untuk transmisi mesin yang sulit dijangkau. Mesin yang digunakan adalah mesin
Toyota Corolla pada zamannya dengan tipe 3K berkapasitas 1200 cc dengan transmisi 4 percepatan. Setelah sukses dengan model bak terbuka (pick up), maka pada tahun 1980,
Toyota Kijang mulai dimodifikasi menjadi mobil penumpang, terutama yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan karoseri mobil sebagaimana halnya mobil-mobil terbaik pada masa itu, yang mana rancangan bodi tidak ditangani oleh pabriknya secara langsung. Sebagai contoh, mobil ini digunakan sebagai angkutan umum di Palembang dan Balikpapan. Selain itu,
Toyota KF10 juga memiliki beberapa versi internasional seperti Tamaraw di Filipina dan Stallion di Afrika Selatan.
Generasi Kedua (1981-1986)
Toyota Kijang KF20 mulai dijual pada 1 Juni 1981. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibanding model KF10, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder mesin sebanyak 100 cc menjadi 1300 cc, kemudian kapastias silinder dinaikkan kembali sebanyak 200 cc menjadi 1500 cc.
Walaupun mobil ini disebut-sebut memiliki banyak perubahan, namun masih memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan model KF10. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan
Toyota pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya
Kijang Buaya sebelumnya.
Toyota Kijang KF20 ini akrab dengan julukan "Doyok" (sebutan yang diambil dari sebuah iklan kuku bima TL pada masanya Pos Kota) sehingga dikenal juga sebagai "
Kijang Doyok". Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca serta engselnya tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc,
Toyota Kijang masih mempertahankan transmisi 4 percepatan dan suspensi double wishbone dengan pegas daun yang dipasang melintang pada bagian depan dan pegas daun under axle yang ditempatkan di bawah gardan pada bagian belakang mobil.
Perjalanan mobil ini juga diiringi perkembangan baru seperti halnya disempurnakannya transmisi dan diferential di tahun 1982 sekaligus menambah booster rem pada tahun 1983.
Toyota juga dikenal dalam perencanaan produknya sampai 5 tahun berikutnya yang dapat dilihat melalui pengembangan mobil ini. Pada tahun 1984 mengadakan perubahan pada gril dan bumper, termasuk pemakaian lampu kotak. Lampu sein yang pada produksi awal masih terletak di bumper depan, kini naik ke gril mengapit tulisan
Toyota.
Sampai dengan 1984, permintaan terhadap model ini tetap tinggi, hingga akhirnya
Toyota menghentikan produksi
Kijang mesin 1300 cc dan melakukan perubahan pada mesin, dengan meluncurkan
Kijang bermesin 1500 cc kode 5K pada awal tahun 1985, namun tetap menghemat penggunaan bahan bakar. Sehingga
Kijang yang dijual tahun 1985 hingga 1986 sudah bermesin 1500 cc.
Toyota Kijang KF20 juga menghadirkan dua tipe minibus yang dikerjakan oleh perusahaan karoseri yang ditunjuk Astra, yaitu:
Toyota Kijang Family: minibus 3 pintu (2 di depan dan 1 di samping kiri) dengan imbuhan bagasi di bagian belakang yang sejatinya sebuah bukaan pada tempat plat nomor. Pada tipe ini, semua kursi menghadap ke depan, dan dapat memuat 7 penumpang.
Toyota Kijang Commando: minibus 4 pintu (dengan pintu paling belakang tipe ambulans yang terbagi dua membuka ke kedua sisi), dengan kursi paling belakang saling berhadapan. Mobil ini dapat memuat 8 penumpang. Tipe tersebut berlanjut hingga
Kijang KF42.
Kijang generasi kedua berhenti diproduksi pada akhir tahun 1986, dan digantikan oleh generasi ketiga yang masuk operasional pada tahun 1987.
Generasi Ketiga (1986-1997)
Menurut
Toyota,
Kijang Generasi ke-3 dianggap sebagai generasi emas dalam sejarah kiprah
Toyota Astra Motor (TAM) di Indonesia. Penjualannya telah mencapai lebih dari 500.000 unit lebih selama 10 tahun produksi. Dari mobil inilah
Kijang dikenal luas hingga ke pelosok daerah hingga membuat harga bekas mobil ini masih tergolong stabil dari tahun ke tahun.
Pada generasi ini, konsep
Kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak
Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada generasi ini juga masih terdapat varian pick up, meski tidak lagi menjadi konsep utama
Toyota Kijang seperti generasi sebelumnya. Di zaman/masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan
Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi
Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra di mana
Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu.
Toyota mengeluarkan dua tipe
Kijang pada generasi ini yakni tipe Super
Kijang dan Grand Extra dengan memiliki life cycle cukup panjang (lebih dari satu dekade) dibandingkan generasi sebelumnya.
Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya hingga 2–5 kg dempul per mobil. Mesin pada awal generasi ini masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisinya menjadi 5 speed untuk varian Deluxe, dan 4 speed untuk varian Standard & Pick Up. Generasi ini menggunakan setir dua palang dengan tulisan
Toyota.
Pada generasi ketiga ini,
Toyota Kijang memiliki varian yang cukup luas. Varian Commando, dan Ranger. varian Commando sebagai ciri
Toyota Kijang ini memiliki '4 pintu' dengan plihan:
Commando LSX (KF50: 5 speed, Rem cakram depan).
Commando SSX (KF40: 5 speed, Rem cakram depan).
Commando LX (KF50: 4 speed).
Commando SX (KF40: 4 speed).
Ada pula Varian "Ranger" yang memiliki ciri memiliki '3 pintu' dengan kode sasis 'KF40', dan memiliki sistem transmisi 5 kecepatan (SSX), serta menggunakan sistem penghenti laju rem cakram pada bagian depan. Varian 3 pintu ini sangat jarang ditemukan, karena diproduksi hanya selama 3 tahun, antara 1987 sampai 1990.
Peluncuran logo baru
Toyota pada bulan Oktober 1989, yang menjadi ciri khas mobil
Toyota sampai saat ini. Selanjutnya pada tahun 1991,
Kijang Super mengalami perubahan pada sistem kemudi 'Rack & Pinion' agar sistem kemudi lebih ringan, dan penyempurnaan pada Axle 3 kopel untuk mengurangi getaran serta penambahan power steering.
Pada tanggal 1 Agustus 1992,
Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil yang disebut sebagai
Toyota Original Body, ditandai dengan peluncuran
Toyota Kijang Grand Extra. Sebuah proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode las titik. Bisa dikatakan pelopor minibus yang bebas dempul, serta mengadopsi konsep sedan. Pada masa ini terjadi perubahan letak tangki bensin yang awalnya berada di bawah bemper belakang menjadi di tengah samping kiri, sedangkan posisi ban serep yang semula diletakan di tengah samping kiri dipindah menjadi di bawah bemper belakang. Mesin yang digunakan masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 72ps pada putaran mesin 5000 rpm dan torsi maksimal 120Nm pada putaran mesin 3200 rpm.
Sementara untuk versi Deluxe (LSX & SSX) dan Grand Extra (LGX & SGX) terdapat perubahan khususnya pada lampu depan, gril dua garis horizontal dengan emblem logo
Toyota tiga elips, dasbor yang lebih membulat seperti sedan, serta penambahan power steering dan power window untuk
Kijang G dan Grand Extra. Khusus varian LGX & SGX terdapat penambahan tachometer, overfender hitam plastik di samping, foot step, Velg Alloy 14" Enkei, dan AC double blower.
Di tahun 1995,
Toyota menghadirkan mesin tipe 7K berkapasitas 1800 cc karburator dengan tenaga maksimal 80 HP pada putaran mesin 4600 rpm dan torsi maksimal sebesar 139 Nm pada putaran mesin 2800 rpm. Pada tahun yang sama, tepatnya di tanggal 24 Maret 1995
Toyota meluncurkan
Kijang versi facelift dengan mesin 1800 cc yang dipasarkan dengan
Toyota Kijang 1800 dan mulai dijual pada awal bulan April 1995. Mesin 1800 cc tersebut dipakai hingga
Kijang Kapsul Bensin pre-facelift (1997-1999) dan sejak tahun 2000 sudah dilengkapi injeksi. Pilihan varian pada
Kijang 1800 antara lain Grand Extra 1.8 (LGX dan SGX),
Kijang G 1.8 (LSX-G dan SSX-G),
Kijang Deluxe 1.8 (LSX dan SSX), serta
Kijang Standard (LX dan SX). Pada
Kijang Grand Extra dan
Kijang G versi 1995 memiliki ubahan tampilan eksterior berupa desain stiker bodi yang baru, pelek alumunium original
Toyota berukuran 14 inci dengan palang 5 (model bintang) untuk
Kijang Grand Extra 1.8 (desain baru 1995), pelek Enkei berukuran 14 inci dengan palang 3 berlapis krom untuk
Kijang G 1.8 (model pelek ini sebelumnya pernah dipakai di
Kijang Grand Extra 1.5 tahun 1993-1995), dan gril depan baru dengan 13 garis vertikal. Setir dua palang pun berubah dari tulisan
Toyota menjadi logo
Toyota tiga elips. Sepanjang bulan Agustus-September 1995, setelah peringatan 50 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
Toyota memproduksi varian
Kijang yang sangat langka, yaitu
Kijang Soeharto Series, dalam jumlah terbatas. Tidak lebih dari 200 unit
Kijang varian ini diproduksi.
Kijang Soeharto Series sebenarnya merupakan
Kijang Grand Extra 1.8 yang diberi transmisi otomatis dan dihargai 100 juta rupiah pada saat itu, namun kurang laris di pasaran dibanding
Kijang Grand Extra 1.8 biasa yang justru lebih laris dan lebih terjangkau.
Selain itu,
Toyota Kijang generasi ketiga juga menyediakan banyak rentang varian seperti: LX, LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (untuk sasis pendek), khusus LX, SX (
Kijang Standar) dan pick up transmisinya menggunakan 4 speed manual dan menggunakan dashboard
Kijang Super (versi sebelumnya).
Selain tipe-tipe tersebut di atas juga terdapat beberapa tipe buatan karoseri lokal, yaitu Rover (berubah menjadi RoverAce setelah mendapat keberatan dari produsen mobil Inggris, Land Rover), Jantan (Roda Nada Karya), dan
Toyota Kencana. Raider dan Jantan kebanyakan menggunakan sasis panjang, Rover sasis pendek, dan
Toyota Kencana mempunyai atap yang lebih tinggi dibanding
Kijang biasanya.
Sampai saat ini,
Toyota Kijang ketiga (baik seri Super dan Grand Extra) masih banyak di pasaran mobil di Indonesia dan harga bekasnya masih sangat bertahan.
Generasi Keempat (1997-2004)
Setelah bertahan dengan rancangan generasi ketiga, pada bulan Januari 1997
Toyota Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan interiornya menjadi lebih aerodinamis. Model ini dikenal sebagai "
Kijang Kapsul". Total varian awalnya mencapai 18 model dengan pilihan sasis (panjang/pendek) dan mesin yang berbeda (bensin/diesel).
Mulai
Kijang generasi keempat ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau sebelumnya
Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Berbeda dengan generasi sebelumnya, pintu bagasi bagian belakang pada
Kijang generasi ini dibuka ke atas seperti pada hatchback, bukan lagi ke kanan. Pada
Kijang yang dikenal sebagai
Kijang baru ini,
Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi sebelumnya dan Mesin diesel 2400cc (tipe 2L) tanpa turbo milik
Toyota HiAce yang membuat persaingan dengan Isuzu Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran Indonesia.
Pada
Kijang versi tahun 1997 - 1999, mesin bensin masih menggunakan karburator, barulah pada tahun 2000, tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection (EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc bertenaga 100 hp yang diambil dari
Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang laku di pasaran Indonesia karena konsumsi bahan bakarnya yang dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.
Kijang 2000cc ini hanya terdapat pada tipe LGX, dan Krista. Untuk tipe LX, SX, dan pick-up keluaran 1997 - 1999, masih menggunakan transmisi manual 4 percepatan, sedangkan model lainnya menggunakan transmisi manual 5 percepatan. Model setir menggunakan dua palang untuk semua tipe.
Perubahan mesin ini dinamai New
Kijang EFI dengan mengubah desain lampu menjadi "lampu kristal" yang menghilangkan lampu kabut built-in yang terdapat pada tipe LGX/SGX sebelumnya. Lampu model ini juga terdapat pada lampu belakang, desain bumper baru, dan juga desain velg roda yang berbeda serta seatbelt (sabuk keselamatan) pada jok penumpang bagian tengah (varian SSX/LSX dan SGX/LGX). Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya. Opsi velg alloy racing ring 14" bermerek Enkei tersedia untuk varian LSX dan SSX. Tipe SGX/LGX dan Krista mulai menggunakan model setir tiga palang. Facelift terakhir mengubah bentuk lampu depan, lampu belakang diberi hiasan ala
Toyota Land Cruiser, bumper desain baru, kelir interior baru, desain setir tiga palang baru dengan emblem
Toyota chrome untuk tipe SGX/LGX dan Krista serta menghilangnya varian Diesel tipe sasis pendek dan varian mesin 1800cc untuk tipe Krista.
Pada versi
Kijang Kapsul selain terdapat varian SX, SSX, SGX (sasis pendek) LX, LSX, LGX (sasis panjang) dan pick up, ada juga varian Krista (berbasis varian LGX) dengan tambahan over fender, warna body two tone dan interior lebih mewah dari LGX/SGX serta Rangga (berbasis varian SSX) dengan tambahan over fender, warna body two tone dan ban serep ala jip yang dipasang menempel pada pintu belakang. Krista menggunakan sasis panjang, sedangkan Rangga menggunakan sasis Pendek. Pada generasi ini tipe karoseri RoverAce (umumnya berbasis sasis pendek) dan Jantan Raider (umumnya berbasis sasis panjang) juga masih diproduksi beberapa unit. Diproduksi juga
Kijang dengan penggerak empat roda (4x4) dengan basis LGX untuk pasar Afrika (
Toyota Condor, 2000-2005). Model ini mengadopsi fitur yang jauh lebih lengkap, bahkan airbag pengemudi dan AC climate control pun telah tersedia. Mesinnya sama dengan pasar lain, namun khusus pasar Afrika ditawarkan mesin diesel 3000cc 5L pada varian 4x4.
Pada generasi keempat inilah
Kijang mulai diekspor ke mancanegara dengan berbagai nama, kecuali untuk Brunei Darussalam yang tetap menggunakan nama
Kijang, yaitu Malaysia dan Singapura (
Toyota Unser), Filipina (
Toyota Revo), Taiwan (
Toyota Zace surf), Vietnam (
Toyota Zace) dan Afrika Selatan (
Toyota Condor 4x4)
Setelah
Toyota Kijang Kapsul Minibus digantikan oleh
Toyota Kijang Innova pada tanggal 1 September 2004,
Toyota Kijang Kapsul Pickup 1.800cc masih diproduksi hingga awal tahun 2007, dan
Toyota Hilux Single Cabin 2.0 VVT-i diluncurkan sebagai penerus
Toyota Kijang Kapsul Pickup 1.800cc untuk memenuhi standar emisi Euro 2.
Generasi Kelima (2004-2015)
Kijang Series kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dipasarkan dengan nama "
Kijang Innova". Selain di Indonesia, model ini juga dipasarkan ke pasar luar negeri dengan nama "Innova" (tanpa "
Kijang") kecuali Brunei Darussalam. Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal konsep
Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicle atau kendaraan kelas bawah, maka
Kijang Innova lebih dikategorikan sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama di bagian depan kendaraan, di mana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model sebelumnya.
= Konsep Produksi
=
Model ini dikeluarkan oleh
Toyota Astra Motor pada tahun 2004, yang dipasarkan dengan konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini, dengan bentuk bodi yang lebih aerodinamis beserta kenyamanan setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi ini menerapkan Mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC dengan tenaga yang jauh lebih besar daripada
Kijang bensin generasi sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp, sedangkan untuk varian dieselnya menerapkan mesin diesel 2500 cc berkode 2KD-FTV dengan turbocharger dan sistem penyaring solar Common Rail Direct Injection, memiliki tenaga sebesar 102 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada generasi sebelumnya.
Kijang generasi ini dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System).
= Penyempurnaan model
=
Menggunakan Suspensi Independen Double Wishbone dengan per keong pada bagian depan (Coil Spring) dan 4-link Lateral Rod Rigid Axle pada bagian belakangnya,
Kijang generasi ini dapat meredam guncangan lebih nyaman. Sasis masih menggunakan Ladder Bar namun beban suspensi dapat didistribusikan secara merata ke seluruh bagian badan mobil sehingga Body Roll dan tingkat Pitching semakin kecil atau sudut geometri suspensi lebih handal daripada
Kijang generasi sebelumnya karena titik jatuh suspensi yang lebih akurat berbanding antara panjang dan lebar mobil.
Penyempurnaan lain terdapat di bagian kemudi. Pengendara dapat lebih akurat mengarahkan kemudi di setiap tikungan. Stabilitas arah kemudi lebih handal karena menggunakan model Rack-and-Pinion dengan Engine Speed Sensing Power Steering sehingga mobil mudah dikendalikan dalam kecepatan 120 km/jam pada tikungan S maupun belokan memutar 270 derajat sekalipun.
Kijang generasi ini mengusung dua jenis transmisi, baik yang menggunakan transmisi otomatis maupun transmisi manual. Beberapa teknologi pada
Kijang Innova yang tidak ditemui pada generasi sebelumnya menurut klaim
Toyota Astra Motor adalah:
Mesin dengan VVT-i
VVT-i atau Variable Valve Timing Intelligent berupa controller yang dipasang di bagian chamshaft intake yang bertugas untuk mengatur Timing Chamshaft Intake dan menyesuaikan terhadap perubahan kondisi mesin. Berbagai sensor mesin lainnya (suhu, rem, gas, dan lain-lain) bertugas memberikan informasi kepada ECU (Engine Control unit) agar dapat melakukan pengukuran konsumsi jumlah bahan bakar dengan udara yang diperlukan Injector dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dari proses tersebut. Dengan penerapan metode ini, dapat menghasilkan proses pembakaran yang relatif lebih efisien. Kondisi tersebut dimungkinkan karena proses konsumsi bahan bakar dikerjakan dengan lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan mesin, dan pada akhirnya menghasilkan sisa emisi gas buang yang lebih rendah.
Mesin Diesel D4D
D4D atau juga disebut Direct Four Stroke Turbo Commonrail Injection. Mesin ini menggunakan sistem injeksi Commonrail di mana bahan bakar solar akan dihisap oleh pompa bahan bakar melalui saringan bahan bakar (fuel filter) agar dapat menghasilkan kualitas bahan bakar solar dengan tingkat emisi gas buang yang sangat rendah. Bahan bakar ditekan pada jalur sebelum injektor Piezo dengan tekanan tinggi sebelum ECU memerintahkan untuk diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Sistem commonrail akan mengatur laju tekanan bakan bakar secara elektronik, baik dari sisi banyaknya maupun waktu penyemprotan bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan melalui injektor berlubang 6 dengan diameter 0.14 mm. Pada mesin ini terdapat ECU 32 bit yang berfungsi sebagai sensor utama mesin. Keunggulan mesin ini adalah akselerasi & performa yang optimal, beserta tingkat getaran & suara mesin yang lebih halus yang dapat dihasilkan beserta dengan tingkatan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah.
Immobilizer
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Deterrent System yang biasa disebut Engine Immobilizer System. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci tidak sesuai dengan yang terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip Transponder pada setiap anak kuncinya. Di mana coil yang dipasang pada setiap rumah kunci, amplifier dan Transfonder Key ECU, akan menolak menyalakan mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak sesuai dengan kode ID yang terdapat pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa untuk dibuka dengan kunci palsu atau kunci T.
Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot mesin, jumlah komponen dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt (AC, power steering dan altenator) pada generasi sebelumnya.
Pedal Gas Elektronik
Sistem pedal gas elektronik (Electronics Throtle Control System ETCS-i) membuat generasi ini dilengkapi sensor pedal gas yang dapat mengubah setiap gerak mekanik menjadi sinyal elektrik untuk dikirim ke ECU, di mana ECU akan menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor penggeraknya yang terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan throttle body bekerja pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.
Sensor Ultrasonik
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengendara saat parkir, sensor ini terletak di bumper belakang yang akan memberikan peringatan kepada pengendara apabila mendekati benda atau rintangan dengan radius deteksi berjarak 150 cm dan tinggi antara 22–82 cm.
Generasi Keenam (2015-sekarang)
All New
Kijang Innova diluncurkan pada tanggal 23 November 2015 di Hotel Fairmont, Jakarta.
Kijang generasi keenam ini dipasarkan dengan 3 varian utama, yaitu G sebagai varian paling murah, V sebagai varian menengah, dan Q sebagai varian tertinggi, Venturer sebagai varian sport. Untuk varian G dan V memiliki 2 pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000cc berkode 1TR-FE dengan teknologi Dual VVT-i dan mesin diesel 2.400cc berkode 2GD-FTV dengan intercooler dan VNT, sementara untuk model Q hanya memiliki 1 pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000cc 1TR-FE. Ada pula varian Venturer, yang merupakan versi sport dari
Kijang generasi ini, meskipun menghilangkan emblem
Kijang di mana digantikan dengan logo Venturer. Dan warna merah yang tidak bisa Anda temukan di
Kijang biasa.
Setelah generasi ke-7 mulai diproduksi di tahun 2022, generasi ini masih dipasarkan bersamaan dengan generasi ke-7 terutama untuk memenuhi konsumen yang menginginkan varian bermesin diesel maupun transmisi manual, dikarenakan generasi ke-6 ini merupakan
Kijang generasi terakhir yang memiliki kedua opsi tersebut.
= Fitur
=
Mesin
Mesin 1TR-FE Dual VVT-i
Mesin 2GD-FTV Turbodiesel
Sistem Immobilizer
Mobil ini dilengkapi dengan Theft Different System yang biasa disebut Engine Immobilizer System untuk tipe V hingga Venturer. Fitur ini mencegah mesin hidup apabila kode ID kunci tidak sesuai dengan yang terdapat di ECU. Sistem ini menggunakan Chip Transponder pada setiap anak kuncinya. Di mana coil yang dipasang pada setiap rumah kunci, amplifier dan Transfonder Key ECU, akan menolak menyalakan mesin apabila kode ID yang didapatkan tidak sesuai dengan kode ID yang terdapat pada kuncinya. Sebagai contoh apabila mobil dipaksa untuk dibuka dengan kunci palsu atau kunci T.
Keamanan
ABS
ABS atau anti-lock braking system, mencegah roda mengunci saat pengereman, bahkan pada pengereman ekstrem sekalipun.
EBD
EBD adalah Electronic braking distribution. Di mana perangkat komputer akan membagi beban pengereman yang bervariasi tergantung kebutuhan tiap roda.
Vehicle Stability Control
Teknologi komputer yang membantu untuk menstabilkan kendali mobil jika terjadi understeer atau oversteer dengan cara mengerem roda secara individual hingga mobil dapat dikendalikan (hanya pada tipe Q dan Venturer diesel dan semua tipe untuk facelift).
Hill Assist Control
Teknologi yang menahan mobil di jalan menanjak selama beberapa detik, sembari kaki pengemudi berpindah dari pedal rem ke pedal gas (hanya untuk tipe Q dan Venturer diesel dan semua tipe untuk facelift).
Single Belt
Penggunaan Single Belt mengurangi panjang dimensi mesin, bobot mesin, jumlah komponen dan beban kerja mesin dibandingkan dengan 3 belt (AC, power steering dan altenator) pada generasi sebelumnya.
Telescopic Steering Wheel
Pengaturan setir yang bisa diatur jauh-dekatnya sesuai postur badan pengemudi (semua tipe).
Pedal Gas Elektronik
Sistem pedal gas elektronik (Electronics Throtle Control System 'ETCS-i') membuat generasi ini dilengkapi sensor pedal gas yang dapat mengubah setiap gerak mekanik menjadi sinyal elektrik untuk dikirim ke ECU, di mana ECU akan menghitung setiap pembukaan throttle valve lewat motor penggeraknya yang terletak di throttle body agar lebih optimal untuk setiap kondisi jalan.
Bila terjadi malafungsi pada salah satu sensor, ECU akan memerintahkan throttle body bekerja pada mode limp (minimal) agar mobil tetap bisa dijalankan.
Ultrasonic Parking Sensor
Sensor ini digunakan untuk memudahkan pengedara saat parkir di tempat, sensor ini terletakkan pada bumper belakang dan depan yang akan memberikan peringatan kepada pengendara apabila mendekati benda atau rintangan dengan radius deteksi berjarak 150 cm dan tinggi antara 22–82 cm. pada
Shark Fin Antenna
Antenna radio yang terpasang di atap mobil yang berbentuk seperti sirip hiu untuk membantu aerodinamika.
Generasi Ketujuh (2022-sekarang)
Toyota Kijang Innova Zenix dengan kode bodi AG10 memulai debut dunia di Hotel Grand Hyatt Jakarta pada tanggal 21 November 2022. Tersedia dalam tiga pilihan tipe: G, V dan Q, dengan dua pilihan mesin: bensin (G dan V) dan hybrid (semua tipe). Hanya tersedia dengan transmisi CVT saja. Tipe tertinggi dari
Toyota Kijang Innova Zenix ini adalah tipe Q 2.0 HEV CVT TSS Modellista.
Total penjualan
Generasi I: 26.806 unit
Generasi II: 84.068 unit
Generasi III: 509.687 unit
Generasi IV: 430.674 unit
Generasi V: 302.186 unit
Generasi VI: 2.000.000 unit
Generasi VII: 5.700 unit
Ekspor
Kijang Generasi IV yang diluncurkan pada tahun 1997 diekspor secara utuh (completely built-up/CBU) ke Brunei Darussalam, Pasifik Selatan, Papua Nugini, dan Timor Timur, serta secara terurai (completely knocked-down/CKD) ke Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. Nama-nama
Kijang versi ini di luar negeri: Unser (Malaysia & Singapura), Zace (Taiwan), Tamaraw/Revo (Filipina), Qualis (India), dan Condor di Afrika Selatan.
Mesin dan
Kijang CKD tersebut diekspor ke Filipina dan Vietnam. Mesin
Kijang 7K CKD diekspor ke Jepang dan blok silinder 5K diekspor ke Jepang. Total nilai ekspor
Toyota Kijang mencapai 715.000.000 dolar AS.
Kijang Innova diekspor ke negara-negara ASEAN lainnya, India, Timur Tengah, Oseania secara CBU maupun CKD namun tanpa tambahan nama "
Kijang". Untuk pasar India dan Thailand, generasi kedua
Kijang Innova disebut "Innova Crysta"
Lihat pula
Isuzu Panther
Mitsubishi Kuda
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Sejarah
Toyota Kijang di situs web
Toyota Indonesia Diarsipkan 2007-03-12 di Wayback Machine.
(Indonesia) http://www.kompas.com/kompas-cetak/0310/03/Otomotif/601719.htm
(Indonesia) http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=72449 Diarsipkan 2005-02-01 di Wayback Machine.
(Indonesia) Mobil
Toyota Diarsipkan 2011-11-04 di Wayback Machine.
(Indonesia) Review
Toyota Kijang