Ular cambuk gurun (Demansia cyanochasma) adalah spesies
Ular berbisa dalam familia Elapidae, yang diidentifikasi sebagai spesies baru pada tahun 2023. Bisa
Ular ini ringan dan tidak mematikan bagi manusia.
Etimologi
Cyanochasma dalam bahasa Latin berarti "celah biru", merujuk pada tubuhnya yang berwarna biru yang khas yang diserap dari bahasa Yunani: kyanós (κυανός) berarti "biru", dan khásma (χάσμα) berarti "celah".
Gambaran
Ular ini dicirikan dengan panjang 70–90 cm dan perawakan ramping, yang membuatnya memiliki kepala yang relatif kecil dan taring yang pendek. Tidak seperti spesies
Ular cambuk lainnya, spesies ini menonjol dengan tubuh abu-abu kebiruan disertai kepala dan ekor berwarna tembaga. Selain itu,
Ular ini menampilkan lebih sedikit warna hitam pada sisiknya dibandingkan kerabat terdekatnya.
Penyebaran dan habitat
Kekhasan spesies ini tidak segera dikonfirmasi karena tantangan yang terlibat dalam pengumpulan sampel dari tempat terpencil, meskipun tersebar luas di daerah
gurun Australia. Penyebarannya berkisar dari Ladang Emas Timur Australia Barat hingga barat daya Queensland, melalui Australia Tengah, Australia Selatan, dan bagian timur Wilayah Utara.
Ular cambuk, termasuk
Ular cambuk gurun, umumnya ditemukan di wilayah Outback, dan tidak ada kekhawatiran yang besar mengenai ancaman kepunahan spesies ini.
Perilaku
Spesies ini dikenal karena sifatnya yang pemalu dan cenderung melarikan diri pada tanda bahaya pertama.
Ular cambuk gurun terutama diurnal, artinya paling aktif di siang hari. Betina terlibat dalam reproduksi tahunan, biasanya terjadi antara pertengahan hingga akhir musim semi dan awal musim panas.
Mangsa dan bisa
Ular ini biasanya memangsa kadal
gurun yang kecil dan cepat, karena bertindak sebagai pemangsa pengejar. Bisa
cambuk gurun terutama diadaptasi untuk menargetkan hewan yang lebih kecil, sehingga bisa
Ular ini tidak menimbulkan bahaya yang besar bagi manusia. Namun, gigitan
Ular ini bisa mengakibatkan rasa sakit dan bengkak pada manusia.
Ular ini mampu menggigit saat diganggu atau ditangani, namun tidak ada contoh gigitan
Ular yang terkenal dari reptil ini, namun tetap disarankan untuk berhati-hati saat menemukan spesies ini.
Penemuan
Di masa lalu,
Ular cambuk gurun telah salah diidentifikasi sebagai
Ular cambuk berwajah kuning dan
Ular cambuk berjaring karena karakteristik umumnya, tetapi para peneliti telah mempelajari jaringan dan menemukan karakteristik yang berbeda dengan bukti genetika yang membedakannya dari kerabat dekatnya. Spesies ini telah dibedakan dari spesies lain melalui penelitian genetika yang dilakukan oleh James Nankivell, seorang ahli genetika dari Universitas Adelaide dan peneliti kehormatan Museum Australia Selatan bernama Mark Hutchinson, bekerja sama dengan herpetolog Brad Maryan dan Brian Bush dari Museum Australia Barat di Perth.
Referensi