- Source: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Akronim: UIN Syahid, lebih dikenal dengan nama UIN Jakarta) (bahasa Arab: جامعة شريف هداية الله الإسلامية الحكومية جاكرتا dan bahasa Inggris: Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta) adalah sebuah perguruan tinggi negeri berbasis keislaman dan umum di Indonesia yang mulanya bernama Akademi Dinas Ilmu Agama. Kampus ini memiliki dua fakultas tertua, yaitu Fakultas Tarbiah dan Fakultas Adab yang sampai saat ini masih berdiri. Gedung-gedung kampus berdiri di kawasan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, di mana lokasi tersebut merupakan cikal bakal keberadaan kampus Universitas Indonesia sebelum dipindahkan ke Depok, Bogor (sekarang menjadi Kota Depok). Meski mayoritas fakultas berada di Tangerang Selatan, sebagian dari Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, yakni Pendidikan Profesi Guru berlokasi di Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Meskipun menggunakan istilah "Jakarta" pada penamaannya, letak universitas ini bukan di Jakarta, melainkan terletak di sebelah barat daya dari provinsi tersebut yang secara administratif berada di Banten.
Sejarah
Sejarah pembentukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari didirikannya Sekolah Tinggi Islam (STI) pada tahun 1940, yang kemudian berubah menjadi Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) tahun 1957-1960, kemudian menjadi bagian dari fakultas IAIN al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah tahun 1960-1963, hingga memperoleh kewenangan yang lebih luas sebagai IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1963-2002, dan mengalami perubahan nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2002-sekarang. Dibentuknya ADIA (1 Juni 1957), diperingati sebagai hari jadi universitas ini.
= Periode perintisan
=Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002. Lembaga pendidikan ini hadir seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern. Hal ini telah mulai berkembang, termasuk pada masa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Dr. Satiman Wirjosandjojo yang merupakan seorang Muslim terpelajar, sempat melakukan sejumlah usaha terkait pembentukan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi berasaskan Islam. Hal ini kemudian tidak terlaksana karena berbagai hambatan yang dilakukan oleh Belanda saat masa penjajahan.
Pada tahun 1940 di Padang, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). Namun demikian, STI kemudian berhenti beroperasi pada tahun 1942, seiring pendudukan oleh Jepang. Jepang kemudian menjanjikan agar suatu lembaga pendidikan tinggi agama dapat dibentuk di Jakarta. Hal ini menjadi landasan pendirian yayasan, dimana Mohammad Hatta bertindak sebagai ketua yayasan, dengan didampingi oleh Mohammad Natsir yang menjadi sekretaris.
Yayasan tersebut lalu mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945. Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir menjadi pemimpin STI. Pendirian STI juga didukung oleh beberapa tokoh, termasuk Mohammad Hatta, Abdul Wahid Hasjim, Mas Mansur, Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma'ruf. Setahun berselang, STI dipindahkan ke Yogyakarta, pada saat ibu kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. STI kemudian mengalami perkembangan positif, yang diikuti dengan perubahan nama STI menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) pada 22 Maret 1948. Hingga tahun 1948, UII memiliki empat buah fakultas, yakni Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Pendidikan.
Fakultas Agama UII kemudian dipisahkan dari UII, dan dibentuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Pada saat itu, Departemen Agama memerlukan sejumlah tenaga fungsional sehingga perguruan tinggi agama Islam dipandang perlu untuk dibentuk. Pendirian PTAIN merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1950. PTAIN dimaksudkan sebagai lembaga pengajaran Islam tingkat tinggi, sekaligus menjadi pusat ilmu agama Islam. Peraturan Pemerintah tersebut juga menetapkan 26 September 1950 sebagai hari jadi PTAIN. Pada 1951, terdapat 67 orang mahasiswa dalam tiga jurusan, yakni Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syariah), dan Jurusan Dakwah. PTAIN dipimpin oleh K.H.R. Muhammad Adnan.
Beberapa mata kuliah yang diajarkan pada periode tersebut meliputi beberapa hal, termasuk Bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqih, Ushul Fiqih, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Setelah kelulusan, mahasiswa mendapatkan gelar Bachelor of Art (B.A.) bagi mereka yang lulus Bakaloreat dan Doktorandus (Drs.) untuk mahasiswa yang lulus tingkat Doktoral. Komposisi tersebut menjadi kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa berikutnya. Gelar akademik yang ditawarkan juga tetap digunakan sampai periode 1980-an.
= Periode ADIA (1957–1960)
=Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 1957 oleh Departemen Agama Republik Indonesia. Hal ini seiring dengan kebutuhan akan tenaga fungsional yang menajar ilmu agama Islam. Dengan dibentuknya ADIA, para pegawai negeri dapat memperoleh pendidikan akademi dan semi-akademi yang mampu mengajarkan ilmu agama Islam di berbagai tingkat dan lembaga pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam dua tingkat, yakni semi-akademi selama tiga tahun, yang diikuti dengan tingkat akademi selama dua tahun, sehingga total masa studi berlangsung untuk lima tahun.
Terdapat tiga buah jurusan dalam ADIA, yakni Pendidikan Agama, Bahasa Arab, dan Da'wah wal Irsyad yang dikenal sebagai jurusan khusus Imam Tentara. Kurikulum yang dipergunakan tidak memiliki perbedaan signifikan bila dibandingkan dengan kurikulum yang digunakan pada PTAIN lainnya, dengan penambahan materi terkait para tenaga fungsional. ADIA dipimpin oleh Prof. Dr. H. Mahmoed Joenoes yang menjabat sebagai dekan, dengan didampingi oleh Wakil Dekan Prof. Dr. H. Bustami Abdul Gani.
Mahasiswa yang dapat masuk dan berkuliah di ADIA hanyalah mereka yang sedang ditugaskan untuk belajar. Para calon mahasiswa merupakan pegawai atau guru agama yang berada dalam lingkungan Departemen Agama. Beberapa mahasiswa lain merupakan perwakilan berbagai daerah di Indonesia. Pada saat itu, ADIA ditunjang pengelolaan dan penyediaan anggarannya oleh Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) sebagai bagian dari Departemen Agama Republik Indonesia. Japenda bertugas dalam hal pengelolaan madrasah dan persiapan para tenaga pendidik Islam untuk sekolah umum.
= Periode fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960–1963)
=Dalam tempo sepuluh tahun, beberapa perkembangan ditunjukkan oleh PTAIN, antara lain dengan peningkatan jumlah mahasiswa dan perluasan materi pembelajaran. Beberapa mahasiswa juga berasal dari sejumlah negara di Asia Tenggara, antara lain Malaysia, Singapura, dan Brunei. Dengan berkembangnya lembaga pendidikan ini, ADIA dan PTAIN dilebur menjadi suatu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri, yang dikuatkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1960, yang ditandatangani pada 24 Agustus 1960. Pada saat yang sama, lembaga ini mengalami perubahan nama menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. Peresmian IAIN dilakukan di Gedung Kepatihan Yogyakarta oleh K.H. M. Wahib Wahab selaku Menteri Agama. Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo menjadi rektor pertama IAIN.
Kedua lembaga tersebut kembali dipisahkan setelah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1963 ditetapkan. Hal ini disusul dengan penetapan dua IAIN di Indonesia, yakni IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatulah di Jakarta, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 49 Tahun 1963, tertanggal 25 Februari 1963.
= Asal mula nama "Syarif Hidayatullah"
=Nama Syarif Hidayatullah diambil dari nama asli Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di Pulau Jawa. Syarif Hidayatullah (1448–1568) merupakan putra Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi dari Pajajaran, yang menikah dengan Syarif Abdullah, penguasa di salah satu wilayah Mesir. Syarif Hidayatullah memiliki banyak gelar, termasuk gelar Sunan Gunung Jati setelah ia meninggal dunia dan dimakamkan di Cirebon. Syarif Hidayatullah dikenal sebagai salah satu Walisongo yang memiliki peran ganda, yakni sebagai penguasa, setelah berhasil menguasai Sunda Kelapa atas pasukan Portugis, sekaligus sebagai seorang ulama yang menyiarkan ajaran agama.
Dalam melakukan dakwah, ia menggunakan pendekatan tukar pikiran secara personal dengan toleransi, ataupun juga dengan cara debat apabila orang tersebut cenderung secara jelas-jelasan menentang konsep Islam. Pendekatan ini diklaim efektif dalam menarik simpati masyarakat, di samping juga dengan sikap sosialnya yang tinggi dengan banyak memberikan bantuan kepada masyarakat miskin.
Syarif Hidayatullah tidak bersikap frontal terhadap agama, kepercayaan, dan adat istiadat penduduk setempat. Sebaliknya, ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam. Yang dilakukannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka membina keberagaman masyarakat dari berbagai etnis, ia menjalin ikatan perkawinan dengan adik Bupati Banten, putri Kaunganten (1475), Ibu Maulana Hasanuddin; seorang putri Cina, Ong Tien, pada tahun 1481 (tidak memperoleh keturunan); putri Arab bernama Syarifah Bagdad, ibu dari Pangeran Jaya Kelana dan Pengeran Brata Kelana, dan Nyi Tepasari dari Majapahit, ibu dari Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah memiliki peranan yang besar dalam pengukuhan Islam di Sunda Kelapa, yang di kemudian hari ia memberikan nama Jayakarta dan diubah nama kota tersebut menjadi Batavia oleh Kompeni Belanda. Penamaan IAIN Jakarta dengan Syarif Hidayatullah antara lain bertujuan menghargai jasa sekaligus menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi pengembangannya di masa yang akan datang.
= Perubahan IAIN
=Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam tertua di Indonesia, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipandang sebagai "Jendela Islam di Indonesia", sekaligus sebagai simbol kemajuan dalam pembangunan sosial, secara khusus dalam hal sosial-keagamaan. Hal tersebut mendorong IAIN untuk kemudian berkembang dan berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah. Pada saat Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, menjabat sebagai pimpinan lembaga, IAIN mengalami penambahan program studi, dengan penambahan jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah. Fakultas Syariah juga mengalami penambahan jurusan dengan dimulainya Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam sejak tahun akademik 1998–1999. IAIN juga membuka program studi Agrobisnis dan Teknik Informatika, sebagai hasil kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Program studi Manajemen dan Akutansi kemudian juga mulai dibuka pada tahun 2002. Pada tahun 2001, IAIN mengalami penambahan fakultas, yakni Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah yang memiliki kerja sama dengan Universitas Al-Azhar, Mesir.
Pada tanggal 21 November 2001, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama mengeluarkan rekomendasi pemerintah dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) agar IAIN dapat berubah menjadi UIN. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas kemudian merekomendasikan pembukaan 12 program studi, baik eksakta maupun sosial, yakni (secara alfabetis):
Rancangan Keputusan Presiden terkait perubahan bentuk dari IAIN menjadi UIN juga mendapatkan rekomendasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Dirjen Anggaran pada Departemen Keuangan, masing-masing pada Januari dan Februari 2002. Pada tanggal 20 Mei 2002, Presiden menandatangani Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2002, tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
= Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
=Peresmian terkait perubahan bentuk dari IAIN menjadi UIN berlangsung pada 8 Juni 2002, bersamaan dengan pelaksanaan Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9, serta pemancangan tiang pertama untuk Kampus UIN Jakarta yang didukung dalam hal pendanaan oleh Islamic Development Bank (IDB). UIN Jakarta juga membuka satu fakultas baru, yakni Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan program studi Kesehatan Masyarakat. Hal ini disetujui oleh Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama, masing-masing pada April dan Mei 2004. UIN Jakarta merayakan Golden Anniversary pada 1 Juni 2007, seiring 50 tahun pendirian lembaga pendidikan ini.
Lambang
Peluncuran lambang baru Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta diresmikan pada 21 Agustus 2008 berdasarkan hasil kesepakatan rapat senat universitas. Sebelumnya, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan logo lama ketika masih menjadi Institut Agama Islam Negeri dengan mengubah nama pada tulisan di pita kuning pada lambangnya dengan "UIN Syarif Hidayatullah Jakarta". Lambang baru ini mengandung empat karakter, di antaranya keislaman, keilmuan, keindonesiaan, dan globalisme. Elemen dan komponen warna dari lambang baru tersebut dijabarkan pada penjelasan sebagai berikut:
Elemen-elemen:
Bayang-bayang bola dunia:
Berwawasan global.
Misi Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (bahasa Arab: رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ) yang diemban oleh universitas.
Ilustrasi dari kubah.
Garis edar elektron:
Ilmu pengetahuan yang berkelanjutan secara perkembangannya.
Adanya dinamika kehidupan, sehingga civitas akademika harus adaptif dalam menyikapinya.
Menggambarkan keajegan hukum alam yang diperintahkan Allah Subhanahuwataala untuk selalu dibaca dan diteliti untuk kesejahteraan umat manusia.
Bunga lotus atau sidrah:
Sidrah berasal dari Al-Quran, yakni Sidratul Muntaha yang bermakna setiap mukmin untuk menggapai pengetahuan kebenaran tertinggi (Ma'rifah Al-Haq) demi kemaslahatan bersama.
Kitab:
Himpunan petunjuk kehidupan dan moral, serta sumber inspirasi dan kaidah hukum yang tertulis di dalam Al-Quran dan hadis yang harus ditaati bagi pengembangan civitas akademika.
Himpunan ilmu pengetahuan yang tertulis di dalam berbagai literatur yang harus terus dikaji dan dikembangkan oleh civitas akademika.
Garis putih pada kata "UIN":
Tali pengikat yang bermakna Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai universitas yang kuat, istikamah, yang teguh berprinsip, dan senantiasa mengedepankan kejernihan intelektual dan moral.
Menggambarkan siratalmustakim.
Komponen warna:
Biru:
Kedalaman ilmu pengetahuan, kedamaian, dan simbol kepulauan Nusantara yang berada di antara dua lautan besar, sebuah wilayah yang mempertemukan berbagai peradaban dunia.
Kuning:
Cita-cita universitas menuju tahun-tahun keemasan, kecemerlangan, baldatun tayibatun warabun gafur.
Motto
Innovation mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen untuk menginspirasi kecerdasan dan kreativitas untuk menciptakan perubahan melalui pembelajaran, penemuan, dan keterlibatan masyarakat. Menawarkan studi keislaman hingga sains dan teknologi modern dalam perspektif integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memimpin dalam membangun sumber daya insani inovatif, sejalan dengan nilai keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan.
Green mangandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen untuk menghijaukan masa depan Dengan tekad berkontribusi pada keberlanjutan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memimpin peran hijau melalui inovasi dan kesadaran lingkungan. Menyuarakan kepedulian terhadap alam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan aksi nyata dalam upaya memelihara lingkungan.
Humanity mengandung pengertian bahwa di dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setiap individu menyuarakan keputusan dan berperilaku sehari-hari dengan landasan nilai-nilai kemanusiaan. Semangat tersebut juga mencerminkan keyakinan dan penghargaan terhadap keberagaman serta solidaritas dalam berbagai kelompok.
Penghargaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terpilih sebagai Presiden Asian Islamic Universities Association (AIUA) Periode 2024-2026 dalam "The 14th Annual General Meeting and International Seminar of AIUA" yang berlangsung di Islamic University of Maldives pada 25 Mei 2024.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang masuk dalam QS World University Ranking (QS WUR) 2024 untuk klaster Theology, Divinity and Religious Studies dengan posisi ke-122 dunia.
Jurnal Ilmiah "Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah" FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil masuk 100 besar jurnal hukum terbaik dunia versi SCImago Journal and Country Rank 2023 pada 16 April 2024, yaitu peringkat ke-93 di bidang hukum dan ke-8 di bidang studi agama, serta menjadi satu-satunya jurnal hukum di kawasan Asia dalam daftar 100 besar tingkat global.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meraih posisi pertama sebagai "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Terbaik di Indonesia" versi EduRank Maret 2024.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh prestasi tertinggi dalam Science and Technology Index (SINTA) tingkat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) pada 2 Januari 2024, dengan skor 117.640 untuk SINTA Score 3 Year, 244.866 untuk SINTA Score Overall, dan dikontribusikan oleh 1.113 Authors pada 82 Department.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meraih juara umum ajang Olimpiade Agama, Sains, dan Riset Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (OASE PTKI) II 2023 yang berlangsung pada 8 Mei - 16 Juni 2023.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas terbaik kategori Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam QS Asia University Ranking (QS AUR) 2023.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 26 universitas Islam terbaik di dunia versi UniRank September 2022.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meraih peringkat pertama dalam pengisian aplikasi Dashboard Elektronik Sistem Manajemen Strategis (e-SMS) di tingkat UIN se-Indonesia pada 20 Juli 2022, nilai total sebesar 8.896,08 poin untuk 4 kriteria, meliputi 3,962,86 poin untuk Good University Governance (GUG), 2,455,59 poin untuk University’s Performance Improvement (UPI), 1,876,95 poin untuk Competitive Advantages University (CAU), dan 600,68 poin untuk Global Recognition University (GRU).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meraih predikat "The 2021 Most Sustainably Improved University in Indonesia" oleh UI GreenMetric World University Ranking 2021 pada 14 Desember 2021, dengan total skor 6.225 untuk 6 indikator, meliputi 1.150 untuk "Setting and Infrastructure", 1.000 untuk "Energy and Climate Change", 1.050 untuk "Waste", 650 untuk "Water", 1.150 untuk "Transportation", dan 1.225 untuk "Education and Research".
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meraih predikat "Perguruan Tinggi Menuju Informatif" dengan nilai 82,09 dalam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021 oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) pada 27 Oktober 2021, yang merupakan evaluasi tingkat kepatuhan badan publik terhadap pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan 3 penghargaan Apresiasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (ADIKTIS) oleh Kementerian Agama RI pada 30 Desember 2020, yaitu "PTKI dengan Persentase Akreditasi Program Studi (Prodi) A/Unggul Terbanyak", "PTKI dengan Profesor Terbanyak", dan "PTKI Pemilik Jurnal Bereputasi Terbanyak".
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan penghargaan "Pendaftar Tertinggi SPAN-PTKIN 2020 dan UM-PTKIN 2020" oleh Kementerian Agama RI pada 21 Agustus 2020.
Jurnal Ilmiah "Studia Islamika" PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh predikat terbaik (Q1) se-Asia di bidang Arts and Humanities oleh Scimago Journal Rank (SJR) pada 11 Juni 2020.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan 3 bintang dari QS Stars Rated for Excellence pada 26 Juli 2018.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 13 universitas di Indonesia versi 4icu.org Juli 2017, dan berada di ranking pertama perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 20 universitas di Indonesia versi Webometrics Juli 2017, dan berada di ranking pertama perguruan tinggi Islam di Indonesia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menempati peringkat 3 universitas di Indonesia versi Google Scholar Citations Januari 2017, dan berada di ranking pertama perguruan tinggi Islam di Indonesia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) pada 26 April 2016.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang diputuskan pada 24 Mei 2013.
Rektorat
Rektor : Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D.
Wakil Rektor Bidang Akademik : Prof. Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum : Prof. Dr. Imam Subchi, M.A.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan : Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama : Din Wahid, M.A., Ph.D.
= Guru besar
=Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si.
Prof. Dr. H. Abdul Gani Abdullah
Prof. Dr. Abdullah, S.H., M.H.
Prof. Dr. Abdul Wahid Hasyim, M.A.
Prof. Dr. Achmad Satori
Prof. Dr. Achmad Tjachja Nugraha, M.P.
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M.
Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A.
Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan
Prof. Dr. Abdul Halim, M.Ag.
Prof. Dr. Abdul Hamid, M.S.
Prof. Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed.
Prof. Dr. H. Abuddin, M.A.
Prof. Dr. Achmad Syahid, M.Ag.
Prof. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H.
Prof. Dr. H. Ahmad Mukri Aji, M.A.
Prof. Dr. Alimin, M.Ag.
Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'ie, M.A.
Prof. Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A.
Prof. Dr. Alek, M.Pd.
Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A.
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A.
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M., M.Kes.
Prof. Dr. H. A. Salman Maggalatung, S.H., M.H.
Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag.
Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M.Hum.
Prof. Dr. Darsita S., M.Hum.
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
Prof. Dr. Daud Rasyid, M.A.
Prof. Didin Nuruddin Hidayat, M.A., TESOL, Ph.D.
Prof. Amelia Fauzia, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA, QIA, BKP, CRMP
Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A.
Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag.
Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Ag.
Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Daud Effendi AM
Prof. Dr. H. Dayat Hidayat, M.A.
Prof. Dr. Desmadi Saharuddin, M.A.
Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A.
Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si., M.A.
Prof. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si.
Prof. Dr. Fauzan, M.A.
Prof. Dr. Fuad Thohari, M.Ag.
Prof. Drs. H. Amirul Hadi, M.A., Ph.D.
Prof. Hoirun Nisa, M.Kes., Ph.D
Prof. Dr. Ibnu Qizam, S.E., M.Si., Ak., CA
Prof. Iim Halimatusa'diyah, M.A., Ph.D.
Prof. Drs. Ismatu Ropi, M.A, Ph.D.
Prof. Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A.
Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag.
Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, M.A.
Prof. Dr. Frans Sayogie, M.Pd.
Prof. Dr. Hamid Nasuki, M.Ag.
Prof. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD., Ph.D.
Prof. Dr. H. Husni Rahim
Prof. Iik Arifin Mansurnoor, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Imam Subchi, M.A.
Prof. Drs. Jajang Jahroni, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A.
Prof. Dr. J. M. Muslimin, M.A.
Prof. Dr. Kamarusdiana, S.H., M.H.
Prof. Kusmana, S.Ag., M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Lukman, M.Si.
Prof. Dr. H. M. Amin Nurdin, M.A.
Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, M.A.
Prof. K.H. M. Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Media Zainul Bahri, M.A.
Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si.
Prof. Dr. H. M. Suparta, M.A.
Prof. Dr. Jamhari, M.A.
Prof. Dr. Kadir, M.Pd.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud.
Prof. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag.
Prof. Dr. M. Dien Madjid
Prof. Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si.
Prof. Dr. Muhammad, M.Ag.
Prof. Dr. H. M. Ridwan Lubis, M.A.
Prof. Dr. H. Muhammad Amin, S.H., M.A., M.M.
Prof. Dr. Muhammad Maksum, M.A.
Prof. Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D.
Prof. Dr. Murodi, M.Ag.
Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.
Prof. Dr. H. Nurochim, M.M.
Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A.
Prof. Dr. Rena Latifa, M.Psi.
Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, M.A.
Prof. Dr. Saiful Mujani, M.A.
Prof. Dr. H. Muhammad Farkhan, M.Pd.
Prof. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si.
Prof. Ir. M. Nadratuzzaman, M.S., M.Sc., Ph.D.
Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, M.A.
Prof. Dr. Nur Inayah, M.Si.
Prof. Nur Hidayah, S.Ag., S.E., M.A., M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum.
Prof. Dr. Ratna Sari Dewi, S.Pd., M.Pd.
Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara
Prof. Dr. Rusli, S.Ag., M.Soc.Sc.
Prof. Dr. K.H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A.
Prof. Dr. dr. H. Sardjana, Sp.OG., S.H.
Prof. Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si.
Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A.
Prof. Syamsul Rijal, M.A., Ph.D.
Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si.
Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A.
Prof. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si.
Prof. Dr. Hj. Zaitunah
Prof. Dr. Zulfiani, S.Si., M.Pd.
Prof. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D.
Prof. Dr. Sri Mulyati, M.A.
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag.
Prof. Dr. Sururin, M.Ag.
Prof. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si.
Prof. Dr. U. Maman, M.Si.
Prof. Dr. H. Yusron Razak, M.A.
Prof. Dr. H. Zainun Kamaluddin Fakih, M.A.
Prof. Dr. apt. Zilhadia, M.Si.
Prof. Dr. Zulkifli, M.A.
Prof. Dr. Hasanudin, M.Ag.
Prof. Dr. Yayan Sopyan, M.A.
Prof. Dr. Mesraini, M.Ag.
Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, S.H.I., M.S.I.
Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A.
Prof. Dr. Asmawi, M.Ag.
Prof. Usep Abdul Matin, S.Ag., M.A., Ph.D.
Fakultas dan program studi
Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas dan program studi sebagai berikut:
Zona kampus
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki empat zona kampus yang tersebar di lingkungan civitas akademika. Tiga kampus pertama terletak di Tangerang Selatan, Banten, sedangkan kampus lainnya berada di Depok, Jawa Barat. Kampus I sebagai kampus pusat yang memiliki gedung rektorat di Jalan Ir. H. Djuanda, Cempaka Putih, Ciputat Timur. Kemudian, Kampus II di Jalan Kertamukti. Adapun Kampus III yang dibangun terpisah, yakni Jalan Tarumanegara—gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis—dan Jalan Legoso Raya yang menjadi lokasi bagi gedung baru Fakultas Adab dan Humaniora yang dipisahkan dari Kampus I sejak 2017. Terakhir, Kampus IV atau dikenal sebagai Kampus Bojongsari terletak di Jalan Raya Bojongsari, Bojongsari Baru, Bojongsari, Depok. Berikut merupakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang tersedia di empat kampus di bawah naungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
= Kampus I
=Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan (FITK)
Fakultas Ushuluddin (FU)
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM)
Fakultas Dirasat Islamiah (FDI)
Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
Gedung Serba Guna
Gedung Kemahasiswaan
Kantor Rektorat
Kantor Administrasi
Kantor Akademik
Auditorium Harun Nasution
Aula Madya
Perpustakaan Utama
Book Store
Student Center
Research Center
Pusat Laboratorium Terpadu
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (Pustipanda)
SMA Triguna Utama
SMK Triguna Utama
Lapangan Olahraga
Cafe Cangkir
Gedung Parkir
Wisma Usaha
Bank Mandiri
Bank BNI
Bank BRI
Bank BJB
Pemakaman
Masjid Al-Jamiah
= Kampus II
=Fakultas Psikologi (FPSI)
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES)
Fakultas Kedokteran (FK)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Sekolah Pascasarjana (SPS)
Perpustakaan Riset Pascasarjana
Laboratorium Teknologi Mineral dan Batubara
Career Center
Pusat Layanan Psikologi
Pusat TIK Nasional
Pusat Bahasa dan Budaya
Pusat Pengembangan Bahasa (PPB)
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)
Center for the Study of Religion and Culture (CSRC)
Kantor Kopertais dan Pusat Pelatihan PTAIS
Syahida Inn
= Kampus III
=Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Ma'had Aly
Asrama Putra
Asrama Putri
Asrama Putra FK
Asrama Putri FK
Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa)
Ikatan Alumni UIN (Ikaluin)
Lapangan Tenis
Kebun Percobaan
Lahan Parkir
Pesantren Mahasiswa
Madrasah Pembangunan
TK Ketilang
Komplek Perumahan Dosen
Klinik Pratama
Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Masjid Fathullah
= Kampus IV
=Pendidikan Profesi Guru (PPG)
= Rumah Sakit Pendidikan
=Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan rumah sakit pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
= Klinik Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KPKM)
=UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki dua Klinik Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KPKM) yang dikelola oleh Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Pertama, terletak di Desa Reni Jaya Pamulang. Kedua, terletak di Desa Buaran Serpong.
Kemahasiswaan
= Organisasi intra kampus
=Legenda
= Tingkat universitas
=SEMA-U: Senat Mahasiswa Universitas
DEMA-U: Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas
= Tingkat fakultas
=SEMA-F: Senat Mahasiswa Fakultas
DEMA-F: Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
LSO: Lembaga Semi Otonom Fakultas
= Tingkat jurusan/program studi
=DPMJ: Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan/Program Studi
HMJ/HMPS: Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi
Kurikulum, Alumni, dan pendaftaran
= Kurikulum
=Sejak tahun akademik 2014/2015, seluruh program studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerapkan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Penerapan KKNI ini merupakan amanah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, Permenristekdikti RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Tinggi, dan SK Rektor Nomor 10 Tahun 2015, serta Perubahan SK Rektor Nomor 215 Tahun 2016 tentang Perubahan SK Rektor Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pedoman Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan mengacu pada KKNI, pengelompokan mata kuliah berdasarkan outcome yang jelas, sehingga diharapkan dapat membentuk sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), keterampilan khusus (practical skills), keterampilan yang dapat dialihkan (transferable skills), dan pembelajaran seumur hidup. Universitas mendorong seluruh program studi agar berpartisipasi dalam asosiasi program studi dan asosiasi bidang keilmuan untuk membahas lebih tajam substansi ilmu untuk dimasukkan ke dalam mata kuliah.
= Alumni
=Alumni dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berjasa bagi dunia pendidikan, politik, hukum, agama, dan hiburan di Indonesia antara lain:
= Pendaftaran
=Setiap tahun akademik baru, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka pendaftaran calon mahasiswa baru untuk Program Sarjana (S1), Program Magister (S2), dan Program Doktor (S3). Waktu pendaftaran program S1 biasanya dilakukan dari awal Februari sampai awal Juli. Beberapa jalur masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain:
Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri (SPMB Mandiri)
Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN)
Jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN)
Jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Indonesia (SMM PTN-BARAT)
Galeri
Lihat pula
Perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
- Sunan Gunung Jati
- Abdul Mu’ti
- Daftar Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
- Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
- Universitas Islam Negeri
- Husein Ja'far Al Hadar
- Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon
- Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
- Heru Widodo
- Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
- SNBT
- Jakarta
- University of Indonesia
- Mamah Dedeh
- ASEAN University Network
- Ki Wasyid
- Ar-Raniry State Islamic University
- Gadjah Mada University
- Alauddin Islamic State University