Universitas Muslim Indonesia (UMI) adalah sebuah
Universitas Swasta di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Universitas ini didirikan pada tanggal 23 Juni 1954 dan ditinjau dari segi usia, UMI merupakan perguruan tinggi tertua dan merupakan perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan timur
Indonesia. UMI juga merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang terakreditasi institusi A di
Indonesia timur.
Universitas Muslim Indonesia diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk Yayasan yakni Yayasan Wakaf UMI, bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Dalam jalur pendidikan hingga tahun 2019 UMI membina pendidikan akademik mulai dari strata Diploma 3, Strata satu (S.1), Strata dua (S.2) dan Strata tiga (S.3) yang tergabung dalam 13 Fakultas, satu Program Pascasarjana dan satu Akademi, terdiri dari 56 Program Studi. Hingga Tahun Akademik 2019/2020 Student Body Unversitas
Muslim Indonesia Makassar sekitar 24.000 orang yang didukung dengan Tenaga Pengajar penuh waktu (dosen tetap) sekitar 700 orang, DPK lebih 100 orang dan 200 orang lebih dosen LB yang didukung oleh Pegawai Administrasi lebih dari 400 orang.
Sejarah
Beberapa tahun sebelum
Universitas Muslim Indonesia didirikan, berkumpulah para raja dan sultan di wilayah
Indonesia Timur (pada saat itu kerajaan dan kesultanan masih berdaulat dan belum menyerahkan kedaulatannya kepada negara
Indonesia), mereka membicarakan tentang kondisi dunia pendidikan tinggi yang ada di wilayah Timur Nusantara. Diketahui bila sumberdaya manusia di Timur sangatlah jauh tertinggal dibandingkan dengan mereka yang berdomisili di Tanah Jawa, Kalimantan, dan Sumatera yang berada di belahan Barat Nusantara. Digagaslah supaya ada utusan perwakilan dari raja dan sultan yang ikut melanjutkan pendidikan sebagaimana yang dijalani oleh para tokoh-tokoh dari
Indonesia Barat. Setelah diselidiki siapa yang dapat menjadi diutusan maka tiada ditemukan seorang pun kecuali La Ode Manarfa Putra Sri Sultan Buton XXXVIII La Ode Falihi. Ini dikarenakan hanya dirinyalah yang memenuhi persyaratan untuk dapat diterima menjadi seorang mahasiswa baru di perguruan tinggi di Leiden Belanda, yang meminta prasyarat harus menamatkan pendidikan formal kolonial Belanda di
Indonesia. Maka berangkatlah La Ode Manarfa ke tanah Belanda sebagai perwakilan raja dan sultan dari wilayah Timur Nusantara. Ketika meluluskan studi pada jurusan Indoloog (jurusan yang konsen terhadap pengetahuan umum tentang
Indonesia), La Ode Manarfa kembali ke Makassar dan bertemu kembali dengan pihak-pihak yang ingin membangun dunia pendidikan tinggi di
Indonesia Timur.
Maka tersebutlah pada tahun 1950-an, dipelopori oleh K.H. Muhammad Ramly, H. Sewang Daeng Muntu, Drs. H. La Ode Manarfa (Sebagai Dewan Kurator, Sarjana Pertama di
Indonesia Timur lulusan
Universitas Leiden Belanda, Putra Pertama Sri Sultan Buton XXXVIII La Ode Falihi), Nasiruddin Rahmat, Sutan Muhammad Yusuf Samah, dan A. Waris sepakat mewujudkan keinginan menjadi kenyataan pada tanggal 23 Juni 1954 bertepatan dengan 22 Syawal 1373 H.
Universitas Muslim Indonesia bukanlah milik masyarakat tempat di mana
Universitas tersebut berada semata, tetapi ia adalah milik masyarakat
Indonesia Timur yang berharap banyak terhadap perguruan tinggi ini untuk mampu melahirkan insan cendekia
Muslim yang tidak perlu merantau menuntut ilmu terlalu jauh ke Jawa tetapi cukup di dekat kampung halaman.
Chalid Husain (Sekretaris) menandatangani asas piagam UMI pada bulan yang sama. Hadir dalam acara penanda tanganan peresmian pendirian UMI antara lain: Andi Burhanuddin (mewakili kementrian P dan K), H. Muhammad Akib (mewakili kementrian Agama) dan K.H. Muhammad Ramly (mewakili alim ulama).
Dipilihnya nama
Universitas Muslim Indonesia menurut para pendirinya karena nama itu bermakna membina ummat islam, dalam bahasa Arab disebut Jamiatul Muslimin Al Indunisiyyah yang bermakna menghimpun ummat islam sedangkan dalam bahasa Inggris Moslem University of
Indonesia yang bermakna
Universitas Milik Ummat Islam
Indonesia.
= Perpustakaan Utsman Bin Affan UMI
=
Keberadaan Perpustakaan
Universitas Muslim Indonesia seiring dengan kelarihan UMI pada tanggal 23 Juni 1954, yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang berada di bawah Koordinator Kopertis Wilayah IX dan Kopertais Wilayah VIII; pada saat itu belum dapat disebut perpustakaan yang ideal bagi suatu perguruan tinggi, karena sarana dan prasarana serta koleksi buku masih terbatas.
Pada awalnya Perpustakaan UMI berlokasi di kampus I jalan Kakatua no 27 Makassar. Keberadaan Perpustakaan UMI sudah cukup lama, tetapi baru dikelolah secara profesional dengan cara yang sangat sederhana sejak tahun 1976. Seiring dengan perkembangan UMI tentu harus dibarengi dan ditunjang dengan pengembangan Perpustakaan. Pada tanggal 23 Juni 1990, bertepatan Milad UMI ke-36, Perpustakaan pusat pindah ke-Kampus II yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo Km. 5 Ujung Pandang, ditandai dengan diresmikannya gedung perpustakaan yang berlantai III oleh Bapak Direktur Perguruan Tinggi Swasta yaitu Prof. DR. Yuhara Sukra, kemudian diberi nama “Perpustakaan Utsman bin Affan
Universitas Muslim Indonesia”.
Pada tahun 1994 Perpustakaan UMI sudah menggunakan Sistem Komputerisasi dengan program Sipisis versi Dos. Tahun 2006 Program SIPISIS versi Dos tersebut kami tingkatkan dengan Progaram SIPISIS versi Windows, yang bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada pemustaka.
Sarana dan Prasarana
Dalam upaya penjaminan mutu para alumninya,
Universitas Muslim Indonesia menyiapkan sarana dan prasarana yang lengkap dengan status milik sendiri (wakaf) yang meliputi:
= Kampus I
=
Luas areal 11.200 m2 terletak di Jl. Padjonga dg. Ngalle No. 27 (ex. Jalan kakaktua) Makassar, disamping sebagai lokasi SMP, SMA, dan SMK UMI, juga di tempati Fakultas Kedokteran Gigi UMI serta Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut
Universitas Muslim Indonesia (RSIGM UMI).
= Kampus II
=
Terletak di Jl. Urip Sumoharjo Km 5 dengan luas areal 140.200 m2. Pada areal kampus dua ini telah tersedia 22 gedung, 10 gedung di antaranya berlantai 4. Kampus ini menjadi pusat kegiatan pendidikan mahasiswa
Universitas Muslim Indonesia yang dilengkapi sarana gedung perkuliahan, pusat laboratorium, gedung serbaguna, pasilitas olahraga, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Mesjid yang megah.
= Kampus III
=
Merupakan gedung perkuliahan Program Pasca Sarjana (S.2 dan S.3). Gedung ini berlantai 4 full AC terletak di Jl. Urip Sumoharjo Km 4 Makassar.
= Kampus IV
=
Di Jl. Perintis Kemerdekaan Km 20 Makassar ke arah Utara di tempati sebagai pusat-pusat kajian Ilmu-Ilmu Islam. Dalam kampus seluas 7000 m2 ini terdapat asrama dan gedung pertemuan mahasiswa.
= Kampus V
=
Terletak di Daerah Padang Lampe, Kabupaten Pangkajene Kepulauan dengan luas areal 292.300 m2. Sarana yang tersedia berupa gedung serba guna, asrama mahasiswa, Masjid dan fasilitas olahraga. Kampus ini menjadi pusat pengembangan dan pencerdasan Kalbu bagi mahasiswa dan civitas akademika UMI.
= Kampus VI
=
Terletak di Jl. Pampang belakang Kampus II UMI, sebagai Asrama Mahasiswi UMI dalam bentuk Rumah Susun sewa Mahasiswa (RUSUNAWA).
Perkembangan
Untuk merealisasikan amanah dan mencapai sasaran UMI melalui Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat telah menetapkan:
Ini sangat dimungkinkan karena pola penyelenggaraan pendidikan menggunakan pendekatan keunggulan yang menggabungkan bentuk program akademik dan profesional yang membentuk tiga kompotensi utama, yaitu: Spiritual Intelligemce (Kecerdasan Moral), Intellectual Intelligence (Kecerdasan Intelektual) dan Functional Skill (Keterampilan Fungsional). Program keunggulan tersebut didukung oleh tenaga pengajar (dosen) sekitar 800 orang, 75% merupakan dosen tetap UMI dan umumnya telah berkualifikasi Magister (S2), Doktor (S3), dan Guru Besar. Selain itu, juga didukung tenaga administrasi sebanyak 348 orang, dilengkapi dengan 54 jenis laboratorium dan ditunjang dengan sarana perpustakaan dengan koleksi buku 71.776 eksemplar.
Di usianya yang ke-56 pada tahun 2010,
Universitas Muslim Indonesia telah memiliki 2 Diploma D3, 12 fakultas dengan 32 program sarjana (S1), 8 program magister (S2) dan 2 program doktor (S3). Saat ini
Universitas Muslim Indonesia mempunyai sekitar 15000 mahasiswa aktif, didukung oleh lebih dari 750 orang dosen purnawaktu dan 348 Karyawan nonakademik.
Perlu diketahui bahwa, UMI merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta di Kawasan
Indonesia Bagian Timur telah "terakreditasi secara institusi" disamping semua program studi telah terakreditasi oleh BAN-PT, kecuali beberapa program studi yang baru dibuka dalam tiga tahun terakhir ini yaitu PGMI, Ilmu Komunikasi, Pertambangan, Keperawatan S1, Kebidanan D3 dan Akuntansi, Ilmu Ekonomi, Teknik kimia S2, serta Ilmu Ekonomi Manajemen, Ilmu Hukum S3 sedang dalam proses akreditasi oleh BAN.
Salah satu langkah konkret untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing di era globalisasi dengan berbasis IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), maka sejak tahun akademik 1999/2000 seluruh mahasiswa baru wajib mengikuti Pencerahan Qalbu, yang dipusatkan di Pesantren Mahasiswa UMI "Darul Mukhlishin" di Desa Padanglampe Kab. Pangkep Sul-Sel. Dan seluruh mahasiswa baru UMI diberikan Pelatihan Internet secara gratis.
Pesantren Darul Mukhlisin Padang Lampe
Pesantren Darul Mukhlisin UMI, dikhususkan sebagai tempat Pencerahan Qalbu bagi civitas akademika UMI dan masyarakat umum. Pesantren ini berlokasi di Desa Padanglampe Kab. Pangkep, kehadirannya tak lepas dari cita-cita luhur para pendiri UMI, untuk membina dan mempertinggi derajat masyarakat lewat pendidikan dan pembinaan keagamaan. Para pengurus yayasan dan pembina UMI sadar melihat fenomena yang berkembang saat ini, di mana sistem pendidikan yang ada sekarang ini, yang lebih menekankan pola treatment atau pembinaan pada pencerdasan otak dalam arti pemberian knowledge dan skill semata, sementara pembinaan akhlaq dan qalbunya terlupakan.
Pada tahun ajaran 2000/2001 pesantren tersebut telah difungsikan untuk membina mahasiswa UMI, yang dimulai dari mahasiswa baru, karena disadari bahwa mahasiswa yang masuk di UMI berasal dari lembaga pendidikan/sekolah yang berbeda-beda, dan dari tahun ke tahun menunjukkan semakin rendahnya pemahaman/pengetahuan dasar tentang Islam, serta makin tipis kesadarannya tentang akhlaqul karimah.
Dalam perkembangannya, bukan hanya mahasiswa baru yang dipondokkan di Pesantren Darul Mukhlishin tetapi pimpinan, dosen, karyawan dan pengurus lembaga kemehasiswaan dalam lingkungan Yayasan Wakaf UMI juga ikut di bina. Pola pembinaan yang dilakukan di pesantren ini, ternyata mendapat respon yang positif dari orang tua mahasiswa UMI, masyarakat dan beberapa instansi pemerintah dan swasta.
Terbukti beberapa instansi pemerintah telah melakukan kerjasama dengan pesantren, seperti Polda Sulawesi Selatan (Siswa Bintara SPN Batua), dan Kopertis Wil. IX Sulawesi, Departemen Agama Prov. Sul-Sel, Maba 07/08 Fak. Teknik UNM Makassar,
Universitas Gorontalo, Pemerintah Kab. Pangkep, Badan Diklat Pemda Kab. Pangkep, Pemerintah Kab. Kolaka Majelis Taklim. Dan juga ada masyarakat umum yang menitipkan anak-anaknya, khususnya pecandu narkoba (obat-obat terlarang).
Fakultas
= Fakultas Teknik
=
Teknik Sipil
Teknik Mesin
Teknik Elektronik
Teknik Arsitektur
= Fakultas Kedokteran
=
Ilmu Kedokteran
Profesi Dokter
= Fakultas Kedokteran Gigi
=
Ilmu Kedokteran Gigi
Profesi Dokter Gigi
= Fakultas Pertanian
=
Ilmu Tanah
Budidaya Tanaman
Sosial Pertanian
= Fakultas Perikanan & Kelautan
=
Budidaya Perairan
Sumberdaya Perikanan
Ilmu Kelautan
= Fakultas Teknologi Industri
=
Teknik Industri
Teknik Kimia
Teknik Pertambangan
Program Profesi Insinyur
= Fakultas Ilmu Komputer
=
Teknik Informatika
Sistem Informasi
= Fakultas Kesehatan Masyarakat
=
Kesehatan Masyarakat
Keperawatan
Kebidanan
Ners (pasca S1 Keperawatan)
= Fakultas Farmasi
=
Farmasi
Profesi Apoteker
= Fakultas Agama Islam
=
Dakwah
Syari'ah
Tarbiyah
= Fakultas Ekonomi
=
Ekonomi dan Studi Pembangunan
Manajemen
Akuntansi
= Fakultas hukum
=
Ilmu Hukum
= Fakultas Sastra
=
Sastra Inggris
Sastra
Indonesia
Sastra Arab
Ilmu Komunikasi
Pendidikan Bahasa Inggris
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Akademi Bahasa Asing
Program Pasca Sarjana
Alumni
Supratman Andi Agtas, Menteri Kehakiman
Sulaiman Umar Siddiq, Wakil Menteri Kehutanan
Khalid Basalamah, Pendakwah
Dian Ekawati, Artis, Politisi Partai Nasdem (2014—2019)
Chaidir Syam, Bupati Maros
Ilham Arief Sirajuddin, Walikota Makassar (2004—2014)
Husain Syah dari Tidore, Anggota DPR RI
Mufidah Jusuf Kalla, Istri Wakil Presiden Republik
Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla
Kamrussamad, Anggota DPR RI (2019—2024)
Referensi