Viki Vendy (17 Juni 1951 - 17 Februari 1989) adalah penyanyi yang telah mengeluarkan lebih dari 10 buah album. Hampir semuaya dirilis oleh perusahaan rekaman Nirwana Surabaya, label yang juga menaungi Gombloh.
Viki termasuk kerap menyanyikan karya-karya Gombloh. Album Duka Seorang Gadis di awal 80-an membuka jalan bagi Vicky untuk dikenal hingga seantero nasional.
Biografi
Viki Vendy lahir pada tanggal 17 Juni 1951 di Surabaya dengan nama lahir Muhammad Effendi. Semasa remaja ia pernah belajar olah vokal di sanggar Bina Vokalia Pimpinan Pranajaya. Nama
Viki Vendi mulai dikenal di panggung musik tanah air ketika membentuk grup band Jack Lloyd.
Grup asal Surabaya ini mengeluarkan rekaman album pertamanya di bawah label Bina Musica pada tahun 1979, lagu hits yang dihasilkan berjudul Mencari Bimbi yang merupakan karya Titiek Puspa. Kemudian kembali merilis album volume 2, terbitnya Sinar Pagi. Jack Lloyd akhirnya bubar dan berganti nama menjadi Jakarta Power Band dengan frontman-nya Moose Mujiono.
Kelak dalam album Oke Jambe yang dirilis pada tahun 1986, Jakarta Power Band mengajak
Viki Vendy menjadi vokalis tamu. Sebagai seorang solois Vicky
Vendy masuk rekaman dalam kaset kompilasi top artis 1980 produksi Bina Musica. Pada album ini
Viki membawakan lagu berjudul Kapan Ciptaan Toar Tangkau dan Yudho GK. Kelak lagu ini juga masuk dalam debut album perdana
Viki Vendy. Karir bermusik
Viki Vendi tidak bisa terlepas nama dari musisi legendaris Sujarwoto Sumarsono alias Gombloh. Mereka merupakan sahabat dekat sejak
Viki bergabung dalam grup Lemontris sebagai peniuk flut.
Hampir di semua album
Viki Vendy pasti ada lagu karya Gombloh. Jika
Viki tengah mengadakan show, tak jarang Gombloh rela menunggu di atas panggung, jadi backing vokal, dan main gitar. Mereka dibesarkan oleh label yang sama Nirwana Record, sebuah perusahaan rekaman terbesar di Jawa Timur. Selain Gombloh, album pertama
Viki didukung musisi andalan seperti Arthur Kaunang, Toar Tangkau, serta Pardy Ardin, gitaris The Gambles. Mengandalkan lagu duka seorang gadis ciptaan Gombloh, rekaman debut
Viki mendapatkan sambutan hangat dari pasar. Lagu ini langsung masuk dalam chart THPI bulan Oktober tahun 1981. Duka seorang gadis menjadi hits dan mengangkat nama
Viki sebagai penyanyi solo. Sukses album pertama memacu Nirwana Record memproduksi album kedua
Viki dengan mengambil titel Untukmu Kekasih. Tak dinyana album kedua ini juga berjaya, bahkan lebih sukses secara komersial dibandingkan Duka seorang gadis.
Masih mengandalkan karya Gombloh dengan mengambil lirik cinta yang serius dan romantis. Berbeda dengan lagu ciptaan Gombloh lainnya yang biasanya berlirik nakal. Lanjut pada tahun 1983,
Viki kembali melepaskan rekaman ketiganya Pelangi Asmara buah karya A.Riyanto.
Meskipun sempat menjadi radio hits, lagu ini tidak berhasil menyamai popularitas dua album sebelumnya. Pada peluncuran album keempat,
Viki kembali bekerja sama dengan Gombloh merilis Balada Tukang Boat. Lagu-lagu dalam kaset ini banyak menampilkan lirik khas Gombloh.
Namun pasar ternyata lebih menyukai lagu cinta dengan lirik serius. Dan dari sisi komersial album ini masih kalah dibandingkan dengan tiga album sebelumnya. Kegagalan album keempatnya menuntun
Viki untuk kembali ke jalur aman ketika merilis Tangis Dalam Mimpi tahun 1985. Selain Gombloh, rekaman ini didukung musisi seperti Harisabar, Dadang S. Manaf dan Iting. Setahun berikutnya
Viki mengeluarkan album Live Bersama Gombloh. Rekaman ini melejitkan tembang sayang yang cukup menjadi hits saat itu.
Kematian Gombloh pada tanggal 9 Januari 1988 menimbulkan kehilangan yang mendalam bagi
Viki. Sebagai bentuk penghormatan
Viki mengeluarkan album rekaman Selamat Jalan Gombloh. Namun, karena album ini terjadi konflik dengan keluarga Gombloh yang berujung tuntutan hukum kepada
Viki. Rumornya keluarga Gombloh tidak berkenan dengan sampul album kaset yang menempatkan foto almarhum di kaki sang penyanyi. Sepeninggal Gombloh, Vicky menggandeng musisi Pompi untuk menggarap album Mama Di Hatiku, hanya dia. Album yang beredar pada akhir 1988 ini tidak terlalu kedengaran gaungnya.
Tahun 1985,
Viki Vendy sempat meluncurkan kaset berbahasa Jawa yang menjagokan tembang melaku-melaku. Selain sebagai penyanyi pop, nama
Viki Vendy ternyata lekat dengan dunia musik jazz. Akhir tujuh puluhan
Viki sering tampil di cafe atau pub dengan membawaan lagu-lagu beraliran jazz khususnya fusion. Grup pertamanya Jack Lloyd juga beraliran rock jazz dengan Kiblat The Rollies. Pertengahan delapan puluhan
Viki bersama rekannya di Surabaya membentuk Drive One Band yang berorientasi pada musik bercorak jazz fusion. Namun grup ini belum pernah mengeluarkan album rekaman.
Viki juga pernah diajak dalam proyeknya Chandra Darusman. Ia membawakan satu lagu dalam debut album bentukan Chandra, Spirit Band. Tahun 1988,
Viki mengikuti kontes festival lagu populer Indonesia FLPI dengan menampilkan dua lagu.
Lagu pertama Adakah Restumu dan yang kedua Untuk Kasih Sayang berduet bersama Diana Nasution. Sebelumnya pada tahun 1987, Vicky
Vendy meraih juara sebagai pembawa lagu terbaik dalam kompetisi lagu pahlawan dan pembangunan tingkat nasional. Lagu yang dibawakannya berjudul Hai Pemuda yang merupakan karya selamat Arwin dengan penata musik Dodo Zakaria.
Kematian
Pada 16 Februari 1989,
Viki dengan istrinya, Tatik Prapti Ningtyas sedang mengunjungi kakaknya di Jalan Kedung Klinter, Surabaya untuk pamit show ke luar negeri. Rencananya Vicky bakal tampil di Eropa dan Amerika dengan sponsor keluarga kerajaan Brunei.
Pada malam itu, Tatik menidurkan salah satu anaknya dikamar tidur dirumah kakaknya, Tiba Tiba,
Viki mengeluh tidak enak badan. Ia mengatakan bahwa ia susah bernafas. Kakaknya langsung mengantarnya ke dokter disalah satu klinik terdekat. Dan dokter menyarankan agar
Viki dibawa ke Rumah Sakit Husada untuk mendapatkan pertolongan medis.
Namun pada 17 Februari 1989, pada pukul 01.00 WIB dini hari,
Viki menghembuskan nafas terakhir dirumah sakit yang sama.
Viki dikebumikan di TPU Tembok Gede, Tembok Dukuh, Bubutan, Surabaya. Sebagai bentuk penghormatan beberapa artis penyanyi membuat album Melodi Untukmu yang dibuat khusus untuk mengenang almarhum
Viki Vendy. Penyanyi yang terlibat dalam proyek ini diantaranya Chandra Darusman, Vina Panduwinata, Deddy Dukun, Mus Mujiono, Yopi Latul, Atik Cebe dan Harvey Malaiholo serta Tri Utami.
Diskografi
Untukmu Kekasih (Gombloh)
Jangan Rayu Diriku Lagi (Ahlus Hermawan)
Rindunya Hati Ini (Kenky Meyer)
Bila Cinta Bersemi (Ongen Latuihamallo)
Nikmatilah Hidup Ini (Toar Tangkau)
Kau Yang Di Hatiku (Eric Van Haouter)
Hilangkan Dukamu (Chaken M)
Embun Permata Hati (Toar Tangkau)
Yang Lalu Biarlah Berlalu (Gombloh)
Selimut Asmara (D. Manaf/Chitra R.)
Tak Kan Kucoba Lagi (Arche Rampengan)
Hasrat (Erns F. Mangalo)
Duka Seorang Gadis (Gombloh)
Nyanyian Hati (Gombloh)
Kharisma Asmara (Dadank)
Hasrat Bercinta (Hari DH)
Kapan (Toar Tangkau/Yudho GK)
Hasrat dan Gairah (Hari DH)
Ditengah Hujan (Arthur Kaunang/Harry R)
Rasa Cinta (Pardi Gembell)
Kenangan Musim Kemarau (Dadank)
Sebuah Harapan (Hari DH)
Maharani (Dadank)
Senyumlah Kekasih
Selamat Jalan Gombloh
Adakah Restu-Mu
Untuk Kasih Sayang
Mama Hatiku Hanya Dia
Cinta Bohong
Balada Tukang Boat
Siti Zulaikah
Huru Hara
Tarsan Kota
Punk Prek
Pesta Kambing
Dansa Bebek Berdansa
Kang Rot
Duel Semut Merah
Alinea Surat Kodok Tua
Hey Jah
Sayang
Samar
Tegakah Engkau Sayang
Kapan Lagi
Mencari Bimbi
Balada Bunga
Referensi