Wandly Yazid (24 Februari 1925 – 5 Agustus 2005) merupakan seorang musisi, komposer, dan penyelaras musik film Singapura pada dekade 1940-an sampai 1960-an. Dia menjadi komposer terkenal setelah menyusun Gurindam Jiwa, lagu tema untuk film klasik dengan judul yang sama. Pak
Wandly, seorang yang memiliki perhatian besar terhadap industri film dan musik Singapura dan Malaysia.
Latar belakang
Wandly Yazid lahir pada tanggal 24 Februari 1925 di Suliki, Sumatera Barat, Indonesia dari keluarga yang terpelajar. Dia salah seorang anak Minangkabau yang mengenyam pendidikan Belanda di sekolah dasar dan lanjutan, dan menamatkan pendidikannya di Institut Pelatihan Guru, Sumatera Barat.
Musik
Wandly mulai diperkenalkan musik pada saat sekolah dasar. Dia belajar biola dan klarinet di bawah bimbingan Pak Hamid dan Mr. I Bree, dan belajar piano dari Wakidi di Bukittinggi.
Pada tahun 1947 ketika industri film Melayu sedang berkembang, pemuda Minangkabau ini pergi merantau ke Singapura. Disini ia belajar mengaransemen dengan piano di bawah bimbingan Mr. Concordio Soliano, biola dengan Mr. Raquiza dan Mr Paul Soliano, serta saksofon dan klarinet dengan Mr Paul Martinez.
Pencapaian
Kemampuannya memainkan beberapa alat musik seperti piano, biola, klarinet, dan saksofon, serta kepandaiannya menulis skor musik, mendorongnya untuk membentuk
Wandly Yazid Orchestra,
Wandly Five, dan Megawati Orchestra untuk Radio Malaya pada tahun 1952. Dia menyusun musik film untuk Angin Berpesan dan Pacar Putih, yang diproduksi oleh Nusantara Film Company, dan film yang meraih penghargaan Hassan's Homecoming yang diproduksi oleh Malayan Film Unit. Dia juga merupakan pemain biola dan anggota dari Singapore Symphony Orchestra.
Wandly mendirikan Fajar Record Company pada tahun 1959, dimana dia menyusun dan mengaransemen lagu untuk penyanyi seperti Julie Sudiro, Orchid Abdullah, dan Rosiah Chik. Dia juga melatih penyanyi-penyanyi yang kemudian sukses, antara lain Ernie Djohan dan Rafeah Buang.
Pada tahun 1964, dia ditunjuk sebagai direktur musik Cathay-Keris Films, saat itu usianya menginjak 39 tahun. Dia menyusun dan mengaransemen lagu dan musik latar untuk film-film klasik, dan menjadi terkenal ketika menyusun Gurindam Jiwa, lagu tema untuk film percintaan dengan judul film yang sama. Lagu ini pada mulanya dinyanyikan oleh R. Ismail dan Rafeah Buang, dengan lirik oleh Hamzah Hussein. Selain itu dia juga menyusun dan mengaransemen musik untuk film klasik Hang Jebat, Jalak Lenteng, Lancang Kuning, Panglima Besi, Kasih Ibu, dan Naga di Tasik Cini.
Penghargaan dan Pengakuan
1953: Award for Best Documentary, dari Malayan Film Unit pada film Hassan’s Homecoming.
2001: Jasawan Agung Minang, dari Persatuan Minangkabau Singapura atau Singapore Minangkabau Association (SMA).
2001: COMPASS Meritorious Award, dari Composers and Authors Society of Singapore (COMPASS).
2002: 7 Magnificent Composers (7 Tokoh Musik), dikeluarkan oleh Association of Malay Singers, Composers and Professional Musicians (PERKAMUS). Musisi yang diakui adalah:
Wandly Yazid, Zubir Said, Osman Ahmad, Yusoff B., Ahmad Jaafar, P. Ramlee, dan Kassim Masdor.
2003: Simfoni Layar Perak, konser oleh MediaCorp, diselenggarakan di Esplanade, Singapura.
2005: Dendang Temasek, dipublikasi oleh PERKAMUS. Esay kompilasi musik tradisional Melayu.
2006: Persembahan Musik 7 Lagenda, ditampilkan oleh Pentatronics.
Keanggotaan
Wandly Yazid merupakan anggota dari organisasi COMPASS; PERKAMUS; APAD; Niniek Mamak (Council of Advisors), SMA; and National Arts Council (NAC).
Referensi
Hartinah Ahmad and Kamali Hudi (2002). 7 Magnificent Composers (7 Tokoh Muzik). Singapore: PERKAMUS. ISBN 981-04-7635-3
Mohd Raman Daud, editor (2005). Dendang Temasek (Melodies of Temasek). Singapore: PERKAMUS. ISBN 981-05-3951-7