Wanko soba (わんこそばcode: ja is deprecated ) adalah cara penyajian
soba rebus dengan menggunakan mangkuk-mangkuk kecil yang merupakan tradisi khas Prefektur Iwate, Jepang. Seorang pembeli didampingi seorang pelayan yang membawa sebuah baki berisi belasan mangkuk
soba yang masing-masing hanya berisi cukup
soba untuk satu kali telan. Setiap kali pembeli menghabiskan isi mangkuk
soba yang sedang dipegangnya, pelayan akan mengambil semangkuk
soba dari baki, dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk pembeli. Ketika mangkuk
soba yang dibawanya sudah habis, pelayan akan mengambil baki lain berisi belasan mangkuk
soba yang baru, menuangkan isinya, dan begitu seterusnya, sampai pembeli menutup mangkuknya dengan tutup mangkuk sebagai tanda sudah kenyang.
Wanko soba termasuk salah satu bentuk keramahtamahan dalam menjamu tamu di Jepang. Isi sekitar 10 hingga 15 mangkuk
Wanko soba biasanya setara beratnya dengan satu porsi semangkuk
soba ukuran biasa. Seorang pria dewasa biasanya dapat menghabiskan antara 50 hingga 60 mangkuk
Wanko soba.
Wanko soba dihidangkan dengan berbagai macam penyedap yang dapat dipilih sendiri oleh orang yang memakannya, misalnya: serutan katsuobushi, potongan kecil nori, gilingan kacang walnut, irisan daun bawang, sashimi ikan tuna, jamur nameko, asinan daikon, atau telur ikan. Cara penyajian
Wanko soba berbeda-beda menurut daerahnya. Sebagai penyemangat ketika tamu sedang makan, pelayan di Morioka biasanya bersorak "Hai, jan jan!" atau "Hai, don don!" yang berarti "Ayo, lagi, lagi!" Mangkuk
soba yang sudah kosong lalu ditumpuk oleh pelayan di atas meja. Di Ichinoseki, pelayan tidak mendampingi tamu yang sedang makan. Pelayan hanya meletakkan baki berisi mangkuk-mangkuk
soba di atas meja tamu. Ketika makan, tamu mengisi sendiri mangkuk
soba yang sedang dimakannya.
Dalam bahasa Jepang dialek Iwate,
Wanko berarti mangkuk (お椀code: ja is deprecated , owan). Penutur dialek Iwate menambahkan sufiks ko (コ) sebagai akhiran kata benda, misalnya umakko untuk kuda, dan begokko untuk sapi. Meski merupakan hidangan khas Prefektur Iwate,
Wanko soba hanya disajikan oleh rumah makan khusus
Wanko soba yang berada di tempat-tempat wisata, terutama di kota Hanamaki, Morioka, dan Ichinoseki. Sebagian di antara rumah makan
soba bahkan hanya menyajikan
Wanko soba bila pembeli memesan tempat lebih dulu. Penyajian
soba dalam bentuk
Wanko soba memerlukan waktu untuk persiapan. Walaupun tercantum pada menu sebuah rumah makan
soba,
Wanko soba bukanlah hidangan yang langsung dapat segera disajikan.
Sejarah
Pada zaman Edo, Nanbu Toshinao daimyo penguasa Domain Morioka singgah di Hanamaki sewaktu dalam perjalanan menuju ke ibu kota Edo.
soba adalah makanan khas kota Hanamaki, namun pengikut Toshinao khawatir tuan mereka akan menganggap
soba sebagai makanan orang dusun. Oleh karena itu, mereka menyajikan
soba secara elegan di dalam mangkuk-mangkuk kecil. Satu mangkuk hanya berisi
soba untuk satu kali suap. Toshinao ternyata begitu terkesan dengan enaknya
soba yang dihidangkan untuknya sampai berkali-kali meminta tambah. Ketika dihidangkan kepada daimyo di Hanamaki,
Wanko soba dihidangkan tanpa sorakan penyemangat. Oleh karena itu,
Wanko soba hingga kini dihidangkan di Hanamaki tanpa sorakan penyemangat.
Prefektur Iwate beriklim sejuk dan sering mengalami musim panas yang sejuk sehingga produksi beras di daerah ini tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, penduduk menanam gandum kuda bahan baku
soba sebagai pengganti padi. Di Prefektur Iwate,
soba merupakan makanan pokok pengganti beras yang juga dihidangkan pada pesta makan pada acara pernikahan atau upacara pemakaman.
Menurut cerita lainnya mengenai asal usul
Wanko soba, hidangan ini awalnya merupakan ide penyajian
soba untuk dimakan bersama oleh tamu dalam jumlah besar.
soba yang baru matang direbus, dihidangkan dengan memakai mangkuk-mangkuk kecil agar sejumlah besar tamu dapat memakannya secara bersama-sama sebelum
soba menjadi lembek. Ketika mengadakan pesta yang dihadiri banyak tamu, juru masak tidak mungkin dapat merebus
soba dalam porsi besar untuk 50 orang tamu atau lebih. Oleh karena itu, setiap kali merebus, juru masak hanya merebus
soba sebanyak 5 porsi, namun menghidangkannya di dalam mangkuk-mangkuk kecil sehingga dapat memberi makan 30 orang tamu sekaligus.
Setiap tahunnya di kota Hanamaki dan Morioka diadakan perlombaan sebanyak-banyaknya memakan
Wanko soba, masing-masing diselenggarakan pada bulan Februari dan bulan November. Pada tahun 2009, juara perlombaan di Hanamaki dapat menghabiskan 218 mangkuk
soba dalam 5 menit. Juara bertahan pada perlombaan di Morioka (2007-2009) dapat menghabiskan 383 mangkuk dalam 10 menit. Dalam perlombaan makan
Wanko soba, satu mangkuk hanya berisi
soba rebus seberat 10 gram.
Referensi