Hasil Pencarian:
- Waringin Sari Barat, Sukoharjo, Pringsewu
- Waringin Sari (disambiguasi)
- Kabupaten Pringsewu
- Waringin Sari Timur, Adiluwih, Pringsewu
- Sukoharjo II, Sukoharjo, Pringsewu
- Sukoharjo IV, Sukoharjo, Pringsewu
- Siliwangi, Sukoharjo, Pringsewu
- Sukoyoso, Sukoharjo, Pringsewu
- Sukoharjo, Pringsewu
- Pandansari Selatan, Sukoharjo, Pringsewu
- Sinar Baru, Sukoharjo, Pringsewu
- Waringin (disambiguasi)
- Sukoharjo I, Sukoharjo, Pringsewu
- Pandansurat, Sukoharjo, Pringsewu
- Panggungrejo, Sukoharjo, Pringsewu
- Pandansari, Sukoharjo, Pringsewu
- Sukoharjo III, Sukoharjo, Pringsewu
- Keputran, Sukoharjo, Pringsewu
- Pringsewu FC
- Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pringsewu
Artikel: Waringin Sari Barat, Sukoharjo, Pringsewu
Baca di Wikipedia
Waringin Sari Barat adalah pekon yang berada di kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Pringsewu, Lampung, Indonesia.
Sejarah
Konon katanya muncul nama Waringinsari karena dipekon ini dulunya ada banyak pohon Beringin yang sudah tua dan sangat besar sehingga penduduk sekitar diberi nama “Waringinsari”. Penduduk di Pekon Waringinsari Barat terdiri dari berbagai suku, seperti Suku Jawa, Sunda, Lampung, Batak, tetapi mayoritas penduduknya adalah bersuku Jawa, dan penduduknya lebih banyak bermata pencaharian sebagai pekebun dan petani.
Kepemimpinan di Pekon Waringinsari sudah berulang kali mengalami pergantian kepala Pekon adapun kepala Pekon yang pertama kali menjabat yaitu Bapak Daliman menjabat sebagai kepala Pekon kurang lebih 3 tahun yaitu dari tahun 1956-1959 hasil dari pemilihan langsung dari masyarakat Waringinsari. Bapak Atmo Sumarto menjadi kepala Pekon Waringinsari pada tahun 1969 masa jabatan berakhir dengan sempurna.
Pada tahun 1969 LKMD dan LMD dan mengadakan rapat untuk mengambil keputusan, akhirnya menunjuk Bapak M.Ngisa untuk menjabat sebagai kepala Pekon selama 1 tahun. Kemudian atas rekomendasi dari LKMD dan LMD Bapak Ak Saryono di angkat oleh Bapak Camat untuk mengemban jabatan kepala Pekon periode 1972. Dibawah pemerintahan Bapak Ak Sarjono, banyak suatu perubahan yang sangat bermanfaat untuk masyarakat namun karna Bapak Ak Sarjono bermasalah sehingga LMD dan LKMD menunjuk Bapak Parto Rejo untuk menjadi Pj. Kepala Pekon Waringinsari pada tahun 1972. Pada tahun di 1975 di akhir masa jabatan Bapak Parto Rejo terjadi pemilihan kepala Pekon yang baru dengan calon sebanyak 5 orang yaitu M. Amin, Taslim, Warsito, Rakhmat, Jumari.
Pemilihan tersebut dimenangkan oleh Bapak M. Amin dengan periode 1975-1983. Kepemimpinan Bapak M.Amin sangat membawa suatu perubahan di tengah-tengah masyarakat dengan memperkenalkan kedisiplinan dan gotong royong. Pada tahun 1983 Bapak Ponidi diangkat dan ditunjuk oleh LKMD untuk menjabat Pj. Kepala Pekon Waringinsari. Dibawah sistim pemerintahan Bapak Ponidi banyak suatu perubahan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Disaat itu Bapak Ponidi sebagai Pj. Kepala Pekon termuda di indonesia dengan usia 28 tahun. Bapak Ponidi menjabat selama 3 tahun dan sukses menghantarkan pemilihan kepala Pekon pada tahun 1985 dimana pesta demokrasi pada waktu itu hanya ada satu calon yaitu Bapak Bali Umar bersaing dengan kotak kosong.
Berdasarkan hasil perhitungan suara yang dilaksanakan oleh panitia Bapak Bali umar dinyatakan unggul dalam perolehan suara sehingga bapak Bali Umar menjadi kepala Pekon Definitip Waringinsari sejak 1985-1995. Dibawah naungan pemerintah Bapak Bali Umar sealam satu periode berakhir dengan baik.
Selanjutnya pada tahun 1995 diselenggarakan pemilihan kepala Pekon dimana calonya yaitu Bapak Woto Siswoyo bersaing dengan kotak kosong. Terpilihlah Bapak Woto Siswoyo sebagai kepala Pekon Wariginsari. Di bawah pemerintahan Bapak Woto Siswoyo medapat bantuan pembangunan infrastruktur dan talut melalui APBD maupun P2D dan program prona, jabatan Kepala Pekon Bapak Woto Siswoyo Berakhir dengan baik pada tahun 2003.
Setelah masa jabatan Bapak Woto Siswoyo berakhir, kembali Bapak Bali Umar menjabat sebagai kepala Pekon Wainginsari untuk periode yang kedua, hasil dari pemilihan yang di ikuti oleh 3 kandidat diantaranya Bapak Bali Umar, Bapak Imam Maliki dan Bapak Agus Wariyanto. Jalanya hasil pemilihan langsung secara demokrasibmasyarakat akan menentukan pilihanya sesuai dengan hati nurani.
Dalam perhitungan kartu suara yang dilaksanakan oleh panitia pemilihan kepala Pekon Bapak Bali Umar kembali uggul dari dua kandidat sehingga panitia mengesahkan bapak Bali Umar sebagai pejabat kepala Pekon untuk kedua kalinya. Masa jabatan Bapak Bali Umar berakhir pada tahun 2008, kemudian dilakukan pemilihan kepala Pekon dengan 2 calon kepala Pekon yaitu Untung Subagio dan Bapak Nur Rahman dan terpilihlah Bapak Untung Subagio. Kepemimpinan Bapak Untung Subagio mendapat bantuan ADP karena ada suatu hal lain sehingga pada tahun 2010 BHP menunjuk V.Sagimin untuk menjadi Pjs. Kepala Pekon Waringinsari. Dibawah pemeritahannya Bapak V. Sagimin membuat program KTP masal dan akhirnya V. Sagimin menghantarkan ke pemilihan kepala Pekon yang baru yaitu Woto Siswoyo dan Agus Riyanto sebagai calonnya yang dilaksanakan pada tahun 2011 dan kemudian terpilihlah Bapak Woto Siswoyo sebagai kepala Pekon Waringinsari. Dibawah kepemimpinan Bapak Woto Siswoyo membawa suatu perubahan yang besar ditengah-tengah masyarakat dengan mengenalkan program-program pembangunan. Namun karena Bapak Woto Siswoyo terlibat kegiatan politik, maka pada tanggal 26 Juni 2013 mengundurkan diri sebagai kepala Pekon dan jabatan kepala Pekon dijabat oleh Bapak Nur Rahman. Berdasarkan rekomendasi dari BHP selama menjabat Pj. Kepala Pekon dimana sudah dilakukan perpanjangan selama 2 kali karena pada tahun 2014 tidak ada pemilihan Kepala Pekon dan pada tahun tersebut adalah dicanangkanya sebagai tahun politik sebagai kegiatan agenda demokrasi untuk pemilihan legislatif baik ditingkat DPRD Kabupaten, DPRD Propinsi, DPR RI maupun DPD dan untuk pemilihan Bupati maupun Gubernur. Kemudian Pj. Kepala Pekon dilanjukan oleh Bapak Edi Gunandar hingga pemilihan kepala Pekon bulan Juni 2016. Dalam pemilihan tersebut bapak Woto Siswoyo memenangkan hasil suara dan terpilih menjadi Kepala Pekon kembali.