Zakharia 14 (disingkat Zak
14) adalah bagian terakhir dari Kitab
Zakharia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat Firman Allah yang disampaikan dengan perantaraan nabi
Zakharia.
Teks
Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
Pasal ini dibagi atas 21 ayat.
Berisi ucapan Ilahi (perkataan-perkataan Allah) yang diterima dan disampaikan oleh nabi
Zakharia.
Naskah sumber utama
Bahasa Ibrani:
Masoretik (abad ke-10 M)
Gulungan Laut Mati: (akhir abad ke-2 SM).
4Q76 (4QXIIa): terlestarikan: ayat 18
Bahasa Yunani:
Septuaginta (abad ke-3 SM)
Versi Theodotion (~180 M)
Waktu
Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi setelah tanggal 4 bulan ke-9 tahun ke-4 pemerintahan Darius, raja Persia. (~518 SM)
Struktur
Zakharia 14:1–11 = Kemenangan terakhir: TUHAN menjadi Raja di Yerusalem
Zakharia 14:12–19 = Hukuman atas bangsa-bangsa
Zakharia 14:20–21 = Kudus bagi TUHAN
Ayat 4
Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. (TB)
"Kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun, di mana "-Nya" mengacu pada "Mesias": Nubuat ini akan digenapi oleh Yesus Kristus pada kedatangan-Nya yang terakhir ketika Dia kembali ke tempat yang ditinggalkan-Nya (Lukas 24:50–51; Kisah Para Rasul 1:9–12). Topografi wilayah itu akan berubah secara dramatis ketika bukit itu akan terbelah dua, setengahnya bergeser ke utara, setengahnya lagi ke selatan, sehingga terjadi sebuah lembah di antaranya.
"Bukit Zaitun": merupakan salah saatu puncak dari sederetan bukit-bukit yang panjangnya sekitar 1,6 km (1 mil), menjulang 57 meter (187 kaki) lebih tinggi dari Gunung Sion, 90 meter (295 kaki) lebih tinggi dari Gunung Moria, 135 meter (443 kaki) di atas Getsemani, dan terletak antara kota Yerusalem dan padang gurun yang berbatasan dengan Laut Mati. Pada lereng utaranya melingkar jalan yang menuju ke Betania dan sungai Yordan. Ini adalah satu-satunya ayat dalam Perjanjian Lama yang menyebut tepat nama "Bukit Zaitun", meskipun bukit ini sering dirujuk pada beberapa tempat, misalnya 2 Samuel 15:30; 1 Raja–raja 11:7; 2 Raja–raja 23:13 (di mana disebut "bukit Kebusukan"/"valley of corruption"), dan lain-lain. Di tempat ini Daud kemungkinan beribadah 2 Samuel 15:32; putranya, dalam kemerosotan iman, menajiskannya 1 Raja–raja 11:7; Yosia membuatnya najis dalam memerangi penyembahan berhala 2 Raja–raja 23:13; di sanalah "di atas gunung yang di sebelah timur kota", "kemuliaan Allah hinggap", atau berdiri, ketika telah "naik ke atas dari tengah-tengah kota" Yehezkiel 11:23; menyatukan lokasi kemuliaan Yesus yang terbesar di atas bumi, tempat kenaikan-Nya ke sorga, dengan lokasi kesedihan yang terdalam di Getsemani. Demikianlah malaikat berkata, "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." Kisah 1:11.
"Di depan Yerusalem di sebelah timur": Bukit yang terletak di sebelah timur Yerusalem itu dipisahkan dari kota tersebut oleh lembah Kidron yang cukup dalam, dan kemudian menanjak sampai ke ketinggian sekitar 180 meter (600 kaki), dan dari sana bisa melihat padang gurun Yudea serta lembah sungai Yordan. Detail geografi ini ditambahkan pada teks untuk mengindikasikan jalan melarikan diri yang akan dibuka bagi mereka yang akan diselamatkan.
"Terbelah dua" (bahasa Inggris: Shall cleave in the midst thereof; "terbelah dari tengah-tengahnya"): sejumlah sarjana menganggap lembah yang dihasilkan sama dengan "lembah Yosafat", juga disebut "Lembah Penghakiman" ("valley of decision"), di mana orang-orang kafir, akan dibangunkan dan dibangkitkan, diajukan ke pengadilan dan dihakimi, Yoel 3:2. Tujuan pembelahan bukit menjadi dua oleh peretakan atau penenggelaman/pembentukan lembah (suatu perpanjangan lembah Yosafat dan terentang dari Yerusalem di sisi barat, sampai ke sungai Yordan, di sisi timurnya) adalah untuk membuka jalan pelarian bagi orang-orang yang terkepung (bandingkan Yoel 3:12,
14).
"Setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan" sehingga "terjadi suatu lembah yang sangat besar" di antara keduanya. Tempat keberangkatan Yesus pada kenaikan-Nya ke sorga akan menjadi tempat mendarat-Nya kembali: dan Ia "akan datang kembali dengan cara yang sama" (Kisah 1:11). Ia akan kembali ke Yerusalem "dari sebelah timur" (Matius 24:27), sehingga Ia akan masuk dengan kemenangan ke dalam kota dari arah Bukit Zaitun yang di sebelah timur kota itu Matius 21:1–10). Tempat Ia mengalami pergumulan hebat, akan menjadi tempat Ia dipermuliakan (bandingkan Yehezkiel 11:23}, dengan Yehezkiel 43:2, "datang dari sebelah timur."
Ayat 5
Maka tertutuplah lembah gunung-gunung-Ku, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.
"Gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda": terjadi dua tahun sesudah nabi Amos menubuatkannya pada abad ke-8 SM, sebagaimana tercatat dalam Kitab Amos pasal 1:1, yang menurut Yosefus, terjadi pada saat raja Uzia terkena penyakit kusta karena berani menjalankan tugas imam, dan yang dicatatnya pada tempat di dekat kota yang bernama Eroge, setengah bagian gunung di sebelah barat terbelah, dan terguling setengah mil ke arah sisi timur dan berdiri di sana, sehingga jalan-jalan terhenti sampai taman-taman raja.
Ayat 10
Seluruh negeri ini akan berubah menjadi seperti Araba-Yordan, dari Geba sampai ke Rimon di sebelah selatan Yerusalem. Tetapi kota itu akan menjulang tinggi dan tetap tinggal di tempatnya, dari pintu gerbang Benyamin sampai ke tempat pintu gerbang yang dahulu, yakni sampai ke pintu gerbang Sudut, dan dari menara Hananeel sampai ke tempat pemerasan anggur raja.
Akibat kedatangan Tuhan, negeri sekitar Yerusalem akan diratakan, sekalipun Yerusalem sendiri akan menjadi dataran tinggi, yang sedikit tinggi di atas wilayah sekitarnya sehingga menonjol.
Gempa bumi pada abad ke-8 SM
Penelitian oleh geolog Profesor Steven A. Austin dan rekan-rekannya yang dipublikasikan pada tahun 2000 menyatakan bahwa sejumlah ekskavasi arkeologi yang terpisah-pisah di daerah-daerah Israel dan Yordania mengandung arsitektur dari Zaman Besi Muda (Iron IIb) yang menunjukkan kerusakan karena gempa bumi besar. Bekas-bekas gempa bumi pada enam situs (Hazor, Deir 'Alla, Gezer, Lakhis, Tell Judeideh, dan 'En Haseva), secara stratigrafis terkait sangat erat dengan periode pertengahan abad ke-8 SM, dengan rentang kesalahan penanggalan sekitar 30 tahun (kurang lebih pada masa pemerintahan Uzia sebagaimana disebutkan dalam Amos 1:1 dan
Zakharia 14:5). Ekskavasi oleh arkeolog Yigael Yadin pada Stratum VI di Hazor mengungkapkan tembok-tembok yang miring ke arah selatan, pilar-pilar yang condong, dan rumah-rumah yang ambruk, bahkan pada sejumlah arsitektur yang terkuat, menandakan gelombang gempa bumi datangnya dari utara. Ekskavasi pada kota Gezer mengungkapkan kerusakan parah akibat gempa bumi, di mana tembok kota terluar menunjukkan batu pahatan yang beratnya berton-ton retak dan berpindah tempat beberapa inci dari landasannya. Bagian bawah tembok berpindah ke arah luar (menjauhi kota), sedangkan bagian atasnya jath ke arah dalam (mendekati kota) masih tergeletak lapisan demi lapisan, menunjukkan bahwa robohnya tembok itu tiba-tiba.
Referensi
Lihat pula
Bagian Alkitab yang berkaitan: Amos 1,
Zakharia 13, Lukas 24, Kisah Para Rasul 1
Pranala luar
(Indonesia) Teks
Zakharia 14 dari Alkitab SABDA
(Indonesia) Audio
Zakharia 14
(Indonesia) Referensi silang
Zakharia 14
(Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk
Zakharia 14
(Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk
Zakharia 14