Zeng Xueming (Hanzi: 曾雪明; Pinyin: Zēng Xuěmíng; Jyutping: Zang1 Syut3ming4, 1905–1991), yang dikenal dalam bahasa Vietnam sebagai Tăng Tuyết Minh, adalah seorang bidan Tionghoa yang menikah dengan pemimpin Vietnam Ho Chi Minh. Ia adalah seorang penganut Katolik dari Guangzhou dan menikah dengan Ho pada Oktober 1926. Mereka tinggal bersama sampai April 1927, ketika Ho melarikan diri dari Tiongkok setelah sebuah kudeta anti-komunis. Ho kembali ke Vietnam pada 1940 untuk memimpin Viet Minh yang pro-Komunis, yang kemudian memberontak melawan otoritas kolonial Prancis. Ia menjadi presiden Vietnam Utara pada 1954. Meskipun beberapa upaya untuk melakukan kontak kembali dilakukan oleh
Zeng dan Ho, pasangan tersebut tidak pernah bersatu kembali. Keberadaannya tidak pernah diketahui oleh pemerintah Vietnam.
Biografi
Zeng lahir dalam sebuah keluarga Katolik di Guangzhou pada Oktober 1905. Ia adalah putri sulung dalam sebuah keluarga dari sepuluh anak, yang meliputi tujuh putri. Marga ibunya adalah Liang (梁). Ayahnya, seorang pengusaha dari Meixian, Guangdong yang bernama
Zeng Kaihua (曾开华), meninggal pada 1915. Sebagai putri dari seorang gundik, ia dikeluarkan dari rumah ayahnya ketika ia meninggal. Dalam keadaan yang sulit tersebut, ia berteman dengan istri komunis Vietnam Lam Duc Thu. Ia belajar menjadi bidan di sebuah sekolah di Guangzhou dan lulus pada 1925 pada usia 20 tahun.
Pada waktu itu, Vietnam menjadi bagian dari Indochina Prancis, sementara aktivitas politik komunis dan nasionalis dijadikan target oleh Sûreté, atau polisi nasional Prancis. Ho datang ke Guangzhou pada November 1924 menggunakan sebuah kapal dari Vladivostok. Ia menyamar seorang warga negara Tiongkok bernama Li Shui (Ly Thuy) dan bekerja sebagai penerjemah untuk agen Comintern dan dealer persenjataan Soviet Mikhail Borodin. Pada Mei 1925, Ho berpartisipasi dalam pembentukan Thanh Nien, atau Ikatan Pemuda Revolusioner Vietnam. Kelompok ini nantinya menjadi Partai Komunis Vietnam pada masa sekarang.
Pada 1925,
Zeng berkenalan dengan Ho melalui Thụ. Thụ pada waktu itu aktif dalam Thanh Nien, meskipun ia kemudian beralih menjadi pemberi informasi untuk Sûreté. Ho kemudian memberikan
Zeng sebuah cincin pertunangan rubi. Ketika orang-orang yang dikomandani oleh Ho mengetahui peristiwa tersebut, ia berkata kepada mereka, "Aku akan menikah meskipun kamu tidak setuju karena aku membutuhkan seorang wanita untuk mengajarkanku bahasa dan menjaga rumah." Pasangan tersebut menikah pada 18 Oktober 1926. Saksi resminya adalah Cai Chang dan Deng Yingchao, istri dari orang yang kelak menjadi Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai.
Zeng berusia 21 tahun dan Ho berusia 36 tahun. Pernikahan tersebut diadakan di gedung yang sama dimana Zhou menikah dengan Deng pada masa sebelumnya. Mereka tinggal bersama di kediaman Borodin. Ho sangat senang ketika ia mengetahui bahwa
Zeng mengandung pada akhir 1926. Namun,
Zeng melakukan aborsi atas nasihat ibunya, yang merasa bahwa Ho akan dipaksa meninggalkan Tiongkok.
Pada 12 April 1927, pemimpin KMT Chiang Kai-shek mengadakan sebuah kudeta anti-komunis di Guangzhou dan kota-kota Tiongkok lainnya. Ho bersembunyi dan melarikan diri ke Hong Kong pada 5 Mei. Polisi Tiongkok menyerbu kediamannya di Guangzhou pada hari yang sama. Ho kemudian pergi ke berbagai negara, yang akhirnya berlabuh di Bangkok pada Juli 1928. Pada bulan Agustus, ia mengirim sebuah surat kepada
Zeng: "Meskipun ketika terpisahkan selama setahun, perasaan kita satu sama lain tidak memiliki kata-kata dalam rangka merasakannya. Saat ini, aku mengambil keuntungan dari kesempatan ini untuk mengirimkan beberapa kata untuk kembali meyakinkanmu, dan juga mengirimkan salam dan permintaan baikku kepada ibumu." Surat tersebut jatuh ke tangan Sûreté. Meskipun ia tidak memahami politik,
Zeng menjadi anggota Liga Pemuda Komunis (Tiongkok) dari Juli 1927 sampai Juni 1929. Menurut suatu laporan,
Zeng mengunjungi Ho pada musim dingin 1929-1930 ketika ia berada di Hong Kong. Pada Mei 1930, Ho mengirim sebuah surat yang meminta
Zeng untuk menemuinya di Shanghai, tetapi atasannya menyembunyikan surat tersebut dan ia tidak mendapatkan surat tersebut pada waktu itu. Ho ditangkap oleh polisi Inggris di Hong Kong pada 6 Juni 1931. Tidak mengetahui tentangnya,
Zeng menghadiri pengadilannya pada 10 Juli 1931, waktu terakhir ia melihatnya. Atas permintaan Prancis untuk ekstradisi, Inggris mengumumkan pada 1932 bahwa Ho telah meninggal dan kemudian membebaskannya.
Pada Mei 1950,
Zeng melihat sebuah gambar Ho dalam sebuah surat kabar dan mengetahui bahwa ia sekarang menjadi presiden Republik Demokratik Vietnam, yang kemudian menjadi pemerintahan Vietnam Utara. Ia kemudian mengirim sebuah pesan kepada duta besar RDV di Beijing. Pesan ini tidak dijawab. Ia berusaha kembali pada 1954, tetapi suratnya kembali tidak dijawab. Para perwakilan pemerintah Tiongkok berkata kepadanya untuk berhenti berupaya untuk mengkontak Ho dan berjanji untuk memenuhi kebutuhannya. Pada waktu itu, sebuah kultus personalitas muncul terkait Ho dan pemerintahan Vietnam Utara-nya yang menyatakan tentang sebuah investasi dalam mitos selibat-nya, yang dikatakan untuk menyimbolkan ketaatan bulatnya terhadap revolusi tersebut. Pada saat itu, Ho berkata kepada konsul Vietnam Utara di Guangzhou untuk menengok
Zeng pada 1967, tetapi tidak berhasil. Ho meninggal pada September 1969.
Zeng pensiun sebagai seorang bidan pada 1977 dan meninggal pada 14 November 1991 di usia 86 tahun.
Penelitian dan reaksi
Klaim bahwa Ho memiliki seorang istri Tiongkok pertama kali muncul dalam sebuah buku buatan penulis Tiongkok Huang Zheng yang diterbitkan pada 1987. Klaim tersebut tidak digubris sampai buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Vietnam pada 1990. Selain itu, pada 1990, penulis Prancis Daniel Hémery menemukan surat-surat Ho untuk
Zeng di Centre des Archives d’Outre-Mer, arsip kolonial Prancis. Pada Mei 1991, ketua penyunting Tuoi Tre Vũ Kim Hạnh menampilkan isi dari suratnya setelah surat kabar tersebut menerbitkan sebuah kisah tentang pernikahan Ho. Ho Chi Minh: A Life (2000) karya William Duiker menunjukan dokumentasi CAOM tambahan untuk hubungan tersebut. Pemerintah meminta pemotongan substansial dalam terjemahan Vietnam resmi dari buku Duiker, yang kemudian ditolak. Pada 2002, pemerintah Vietnam memberikan sebuah tanggapan terhadap buku Duiker dalam Far Eastern Economic Review.
Chu Đức Tính, Direktur Museum Ho Chi Minh, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Tuổi Trẻ berkata bahwa ia dan para kolega-nya di museum tersebut berdebat beberapa kali dengan Huang Zheng, orang pertama yang menerbitkan tentang pernikahan
Zeng Xueming dengan Ho. Ia menganggap kabar tersebut sebagai rumor yang beredar di Internet dan menyatakan bahwa "kabar tersebut adalah sebuah hipotesis yang tak lebih dari sebuah fiksi" dan berkata bahwa "fakta-fakta yang diberikan tidak benar."
Referensi
Lihat pula
Nông Thị Xuân
Nguyễn Thị Minh Khai
Nông Đức Mạnh
Dương Thu Hương
Đêm giữa ban ngày (dalam bahasa Vietnam) - memoir-memoir dari Vũ Thư Hiên, putra dari Vũ Đình Huỳnh, mantan sekretaris Ho Chi Minh
Nguyễn Minh Cần (dalam bahasa Vietnam)
Sự Thật về Hồ Chí Minh