- Bandar Udara Adisutjipto
- Daftar bandar udara di Indonesia
- Bandar Udara Internasional Yogyakarta
- Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma
- Bandar Udara Adi Soemarmo
- Bandar Udara Abdulrachman Saleh
- Angkasa Pura I
- Bandar Udara Wiriadinata
- Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
- Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani
- Adisutjipto Airport
- Soekarno–Hatta International Airport
- Lombok International Airport
- Blangpidie Airport
- Kualanamu International Airport
- Pongtiku Airport
- Alas Leuser Airport
- Nusantara International Airport
- Nanga Pinoh Airport
- Raja Loloda Mokoagow Airport
bandar udara adisutjipto
Bandar Udara Adisutjipto GudangMovies21 Rebahinxxi LK21
Bandar Udara Adisutjipto atau Bandar Udara Adisucipto (IATA: JOG, ICAO: WAHH) adalah bandar udara utama yang melayani Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Kapanéwon Depok, Sleman. Bandar udara ini berjarak sekitar 10 km dari Kota Yogyakarta dan dapat dicapai dalam kurang lebih 20 - 30 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Per tanggal 29 Maret 2020, seluruh penerbangan domestik dan internasional yang dipusatkan di bandara ini pindah ke Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) yang terletak di Temon, Kulon Progo. Setelah pindah, bandara ini hanya digunakan untuk keberangkatan dan kedatangan pesawat baling-baling, kargo dan non komersial.
Sejarah
Bandar Udara Adisutjipto dulu dinamakan Maguwo, sesuai dengan nama desa tempatnya berada Kapanéwon Depok, Kabupaten Sleman. Pangkalan udara Maguwo dibangun sejak tahun 1940 lalu dipergunakan oleh Militaire Luchtvaart pada tahun 1942.
Pada tahun 1942 kota Yogyakarta diduduki oleh Tentara Jepang dan pangkalan udara Maguwo di ambil alih Tentara Jepang dari Pemerintah Hindia Belanda. Bulan November 1945 lapangan terbang beserta fasilitasnya dapat di kuasai oleh Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jogjakarta Timur yang di pimpin oleh Bapak Umar Slamet. Pada Tahun 1945 Pangkalan Udara Maguwo di ambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan Pangkalan Angkatan Udara untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Lapangan terbang ini digunakan untuk operasional pesawat-pesawat AURI, serta untuk latihan terbang bagi Kadet sekolah penerbang di Maguwo yang
di pimpin oleh Agustinus Adisutjipto.
= Pasca-kemerdekaan
=Pada tanggal 29 Juli 1947 pesawat Dakota C-47 dengan registrasi VT-CLA yang dikemudikan oleh pilot berkebangsaan Australia, matan perwira RAAF, Noel Constantine dengan kopilot berkebangsaan Inggris, yang juga mantan perwira RAF, Roy Hazelhurst. Dalam pesawat tersebut turut pula Komodor Udara Agustinus Adisoetjipto, Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, seorang operator radio Adi Soemarmo Wirjokusumo, Zainal Arifin dan seorang teknisi berkebangsaan India, Bidha Ram ditembak jatuh oleh pesawat Belanda, P-40 KittyHawk dan jatuh di Dusun Ngoto, Bantul dekat Yogyakarta, Indonesia.
Pada tahun 1950 lapangan terbang Maguwo beserta fasilitas pendukungnya seperti pembekalan diserahkan kepada AURI. Dengan adanya pertumbuhan dan perubahan pemerintahan pangkalan udara Maguwo mengalami perubahan nama yang di sesuaikan dengan dinamika fungsi dan peranan TNI AU. Berdasarkan keputusan kepala staff Angkatan Udara No.76 Tahun 1952. Tanggal 17 Agustus 1952 nama pangkalan udara Maguwo diubah menjadi pangkalan udara Adisutjipto.
Semenjak tahun 1959 Bandara Adisutjipto dijadikan untuk Akademi Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia .Tahun 1964 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan keputusannya dan atas persetujuan Angkatan Udara Indonesia, Pelabuhan Udara AdiSutjipto Jogjakarta menjadi pelabuhan udara Gabungan Sipil dan Militer. Pada tahun 1972 dilakukan perluasan Terminal Sipil yang pertama. Selanjutnya pada tahun 1977 dilakukan perluasan terminal lagi karena volume penerbangan makin meningkat. Pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun 1992, Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I. Tanggal 2 Januari 1993 statusnya diubah menjadi PT (PERSERO) Angkasa Pura I.
Perubahan nama pangkalan
Bertepatan dengan peringatan HUT ke-7 RI, Kepala Staf Angkatan Udara Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 76/48/Pen.2/KS/52 tanggal 17 Agustus 1952, yang berisi tentang perubahan nama-nama lapangan udara militer terbesar. Nama pangkalan udara yang lama diubah dengan nama para pelopor Angkatan Udara sebagai tanda penghargaan dan penghormatan atas pengorbanan dan jasa-jasa mereka dalam menegakkan kemerdekaan RI umumnya dan AURI khususnya. Tokoh-tokoh yang diabadikan adalah Komodor Muda Udara Anumerta Agustinus Adisutjipto menggantikan nama Pangkalan Udara Maguwo (Yogyakarta), Komodor Muda Udara Anumerta Prof. DR. Abdulrachman Saleh menggantikan nama Pangkalan Udara Bugis (Malang), Komodor Muda Udara Anumerta Halim Perdanakusuma menggantikan nama Pangkalan Udara Tjililitan (Jakarta), dan Opsir Udara I Anumerta Husein Sastranegara menggantikan nama Pangkalan Udara Andir (Bandung).
Penerbangan internasional
Bandar Udara Adisutjipto menjelma menjadi bandar udara internasional pada tanggal 21 Februari 2004. Pada saat itu, Garuda Indonesia mengoperasikan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sebulan selanjutnya, giliran Singapura yang dikunjungi oleh Garuda Indonesia. Sekitar bulan November 2006, Garuda Indonesia menghentikan rute - rute internasional.
Tetapi pada tanggal 30 Januari 2008, penerbangan internasional dilanjutkan kembali dengan menghadirkan AirAsia yang mengoperasikan Airbus A320 dengan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sejak 1 Februari 2008, Malaysia Airlines turut datang ke Yogyakarta dengan mengoperasikan Boeing 737-400.
Bulan April 2008, AirAsia membuat rute Yogyakarta - Kuala Lumpur menjadi setiap hari.
Dan tanggal 16 Desember 2008, Garuda Indonesia kembali melayani rute Yogyakarta - Singapore mulai pukul 18.00 WIB, setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta beroperasi secara penuh sejak 29 Maret 2020 sehingga semua penerbangan internasional dari Bandar Udara Adi Sutjipto dialihkan ke Yogyakarta International Airport (YIA) yang terletak di Kabupaten Kulon Progo tersebut.
Maskapai penerbangan dan tujuan
Berikut ini adalah maskapai yang melakukan penerbangan langsung dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta:
Statistik penumpang
Jumlah penumpang pesawat terbang yang naik maupun turun di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta mencapai puncak tertingginya pada tahun 2018 yaitu sebanyak 8.417.089 penumpang. Pada tahun 2019, jumlah penumpang menurun menjadi 6.850.714 karena isu tiket pesawat yang mahal. Pasca dioperasikannya Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo serta akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020, jumlah penumpang Bandar Udara Adistjipto hanya menyisakan 140.011 penumpang pada tahun 2021 dan 123.948 penumpang pada tahun 2022.
Sumber: Laporan Keberlanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I
Angkutan umum
KAI Commuter Y KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta di stasiun Maguwo
Trans Jogja 1A Terminal Prambanan - Malioboro (via Plaza Ambarukmo)
Trans Jogja 1B Bandara Adisutjipto - Ngabean
Trans Jogja 3A Terminal Giwangan - Terminal Condongcatur (via Bandar Udara Adisucipto)
Trans Jogja 3B Terminal Giwangan - Bandara Adisutjipto (via Kotagede)
Trans Jogja 5B Terminal Condongcatur - Terminal Jombor
Trans Jogja 14 Bandara Adisutjipto - Terminal Pakem (via Ngemplak)
DAMRI Adisucipto-Kebumen
DAMRI Adisucipto-Magelang
DAMRI Adisucipto-Purworejo
Satuan
Wing Pendidikan Terbang
Skadron Pendidikan 101
Skadron Pendidikan 102
Skadron Pendidikan 103
Skadron Pendidikan 104
Skadron Pendidikan 105
Skadron Teknik 043
Satpomau Lanud Adi Sutjipto
Sathanlan Lanud Adi Sutjipto
RSPAU Dr. S. Hardjolukito
Pejabat Danlanud dari masa ke masa
Referensi
Lihat juga
Bandar Udara Internasional Yogyakarta
Otoritas Bandar Udara Wilayah III - Surabaya
Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia